Suatu persoalan yang relatif tidak mudah dan sederhana untuk mendapatkan jalan keluarnya. Karena ketentuan harga karcis itu tidaklah berdiri sendiri atau secara tiba tiba, melainkan terkait dengan peristiwa peristiwa lain yang mendorongnya keluar kepermukanan, yakni masalah pengelolaan-management. Management keuangan, management perawat gedung gedung, management pembayaran gaji dan honor perkerja, dan seterusnya. Karena revitalisasi TIM adalah suatu investasi yang terlanjur diketahui dan disetujui oleh pihak Pemprov DKI Jakarta, DPRD DKI Jakarta, dan JakPro.
" Untuk seniman gratsi parkir kendaraan didalam, " terungkap dalam suatu petik pendapat antar seniman. Bagaimana pola penjabarannya untuk mendapatkan parkiran gratis? Apakah perlu suatu kartu anggota seniman? Dan bagaiman cara mengidentifikasi seseorang itu seniman atau bukan seniman? Dan apakah perlu ikut program "SERTIFIKASI SENIMAN" dari Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, biar dapat lepas dari persoalan parkiran gratis? Entahlah!
Saya sendiri sudah memutuskan menggunakan kendaraan publik, Busway-Transjakarta. Angkutan publik itu relatif aman dan nyaman, bisa mengantarkan sampai kedepan Ruang Seni Budaya Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta pusat, sejak Bahan Bakar Minyak naik kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H