Namun hukum rimba menjadi acuanÂ
Taka peduliÂ
Pada rakyat yang terhimpit kesusahan
Mengincar jabatan
Meraih kekuasaan
Menumpuk kekayaanÂ
Yang papa miskin diabaikanÂ
Mengaku dirinya berimanÂ
Namun tak takut pada Tuhan
Mantranya negara demokrasi,
Namun menyuarakan kemerdekaanÂ
Berujung pada jeruji besi
Bahkan pada kematian
Kuntum muda pun layu  berserakan
Tak ada harapan
Tak ada impianÂ
Sirna dalam kehampaan dan kekosongan
Lebur dalam kesia siaan
Mantranya negara demokrasi,
Namun keadilan sulit didapatkan
Tidakkah kau dengarkanÂ
Serapah dan kutukanÂ
Bahkan jerit tangis dan kemarahan
Dari setan setan gentayangan
Dari korban kezhaliman
Kami yang telanjang dan kelaparan
Yang tidur diemperan
Toko dan kolong jembatan
Mantranya negara demokrasi,Â
Namun kedaulatan diselewengkan
Diinjak injakÂ
Dilucuti dan diperkosaÂ
Menuju pada kehancuran
Meraba raba dalam kegelapan
Apa yang harus kami katakan
Apa yang harus kami lakukan
Apa yang harus kami wariskan
Pada anak anak kami, dikemudian hari
Mantranya negara demokrasi.....
Ruang Jakarta, September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H