Mohon tunggu...
Aswati zakiyah
Aswati zakiyah Mohon Tunggu... Lainnya - dari kehidupan yang sederhana.

mati adalah yang pasti

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Manipulasi Bahasa dalam Berpolitik

17 Desember 2022   08:19 Diperbarui: 17 Desember 2022   08:31 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa adalah tata bahasa. Kebebasan linguistik adalah kebebasan untuk mengikuti aturan bahasa yang telah disepakati oleh pengguna bahasa. Kebijakan bahasa adalah tatanan politik. Politisasi bahasa adalah penggunaan bahasa, pemaksaan aturan bahasa dan makna bahasa. Bahasa ditafsirkan sesuai dengan konteks politik penguasa (Alwasilah, 1994).

Bahasa adalah kekuatan (language is power) dan memegang peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan nasional dan internasional suatu bangsa. Penggunaan bahasa yang sangat intensif, termasuk  penyalahgunaan  bahasa dalam berbagai aspeknya, begitu menonjol dalam perpolitikan Indonesia. 

Di era globalisasi pasar dan informasi  ini, sulit membayangkan sebuah forum atau platform komunikasi politik yang bebas dari pengaruh pasar atau negara. Perjuangan dan perencanaan politik telah menghasilkan struktur kekuasaan yang  menekankan peran eksekutif, yang lebih besar daripada legislatif atau yudikatif. Beberapa distorsi bahasa dalam komunikasi politik adalah bahasa sebagai topeng,  proyek yang terlupakan, bahasa sebagai aktivitas, dan bahasa sebagai ideologi. Bahasanya yang terdistorsi berarti, antara lain, mempertahankan kekuasaan penguasa. Ketersediaan ruang publik  dapat menjadi generator kontra-wacana yang efektif jika diimbangi dengan perubahan struktur masyarakat, terutama dalam kaitannya dengan relasi elit-massa.

Misalnya dalam komunikasi politik, dari sudut pandang penguasa, terlihat bahwa penguasa kita terkadang terlalu malas untuk melihat kenyataan yang menyakitkan. Dalam hal ini, pihak berwenang menggunakan ekspresi pemulusan, meskipun hal ini dapat menyebabkan perubahan makna dari apa yang sebenarnya terjadi. Dari sudut pandang pejabat, misalnya, ketika harga BBM naik, bahasa "harga akan diubah dari 2.500 rubel menjadi 3.500 per liter" artinya tidak akan ada konflik di masyarakat. . Namun, situasinya berbeda, misalnya dengan semangat serikat buruh yang menyatakan "melawan" dalam pernyataan tindakan, yang berarti bahwa mereka harus berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang mereka anggap haknya dari penguasa dan/atau majikan.

Manipulasi bahasa dapat dilakukan dengan berbagai cara, mis.

  • Menggunakan kata-kata yang mengandung unsur emotional eating sedemikian rupa sehingga dapat membangkitkan emosi positif atau negatif.
  • Menggunakan kata-kata yang samar/kabur secara konseptual untuk memperluas/mempersempit konsep sesuai kebutuhan.
  • Untuk mengaburkan arti kata dengan  eufemisme.
  • Menggunakan metafora sebagai alat untuk mengungkapkan realitas secara tidak langsung

Sebagai kekuatan hegemonik, bahasa politik menjadi sangat sederhana untuk melayani kepentingan kelas penguasa. Bahasa hegemoni juga membangun para pemimpin masyarakat kelas lemah untuk selalu bergantung dan menerima tanpa kritik. Ini terjadi secara alami dan tetap berada di luar perhatian masyarakat hegemonik. Bayangkan orang-orang memperebutkan simbol partai dalam pemilu. Simbol-simbol ini adalah apa yang orang rasakan dan lakukan. Selain itu, kita juga dapat melihat hegemoni linguistik dalam bahasa media, baik cetak, elektronik maupun online. Media massa menggunakan bahasa sebagai alat untuk mempengaruhi masyarakat. Teori hegemoni tentu saja hanyalah sebuah teori yang dapat digunakan untuk mendekonstruksi bahasa politik.

https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/view/5897/4561

https://media.neliti.com/media/publications/180955-ID-manipulasi-bahasa-dan-prasangka-sosial-d.pdf

https://kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id/2019/12/bahasa-politik-sebagai-sebuah-hegemoni/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun