Cukup lama juga aku dan rombongan berada di kawasan itu. Kami sempat duduk menghadap jurang dan menikmati indahnya panorama alam yang diciptakan Tuhan. Aku bahkan sempat berpikir betapa kayanya Indonesia.
Selanjutnya kami beralih ke Omah Kayu. Tempat ini tidak terlalu jauh dari lokasi paralayang, bahkan bisa dibilang satu kawasan saja. Jaraknya hanya sekitar 150 meter saja dari arah penerjunan. Namun, untuk memasuki Omah Kayu kami masih perlu membeli tiket 5ribu rupiah lagi.
Seperti namanya, tempat ini hanya menyuguhkan sebuah rumah kayu yang dibangun di atas pohon pinus yang cukup tinggi. Rumah kayunya pun masih cukup sedikit, kurang lebih sekitar 6 rumah saja. Rumah kayu ini bisa disewa untuk menginap dengan tarif sekitar 300 - 350ribuan per malam. Dan siapa pun yang menginap, pasti diharuskan menanam pohon di kawasan itu. Unik juga, sambil liburan masih peduli terhadap alam, pikirku.
Panorama alam dari tempat ini cukup unik, masih dengan padatnya kota Batu, namun kali ini ada beberapa tirai alam berupa deretan pohon pinus yang berukuran cukup besar. Aku sempat membayangkan bagaimana jika malam hari tiba, pasti pemandangan di tempat ini indah sekali. Pasti pengunjung pun serasa berada di atas langit.
Kamarku,
Sampang, 3 Juni 2015,
Tanah Garam, Madura.
***