Mohon tunggu...
Aswar M. Djulaifah
Aswar M. Djulaifah Mohon Tunggu... lainnya -

"Sahabat-sahabatmu adalah cermin kepribadianmu"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Edisi Menulis: Menjaring Ide

7 September 2012   01:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:49 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana menjaring ide untuk menulis? Hemat saya, ide dapat diperoleh dari mana saja, dari arah utara, timur, barat, atau selatan. Dari atas kepala hingga ujung kaki. Dari Indonesia hingga ke tanah Mekkah. Dari liang ular hingga liang lahat.

Menulis berarti memaktubkan buah pikiran ke dalam sebuah tulisan, sesederhana apapun hasilnya, itulah menulis. Jadi, bila kita berbicara tentang bagaimana menulis dan bagaimana mengambil dan memperoleh ide untuk ditulis, jawabannya, apa yang dilihat tulis, apa yang dirasakan tulis, apa yang diinginkan tulis, apa yang dicita-citakan tulis, apa yang dibicarakan tulis, apa yang dijumpai tulis, apa yang dibaca tulis, apa yang ini itu ya ditulis, maka itulah menulis. Kesimpulannya, untuk memperoleh ide menulis itu sangat mudah dan dapat dijaring dari hal-hal apa saja, hingga hal-hal sepele pun.

Mau contoh yang lebih mudah untuk memperoleh ide tulisan? Anda jenis kelaminnya apa? Laki-laki, tulislah tentang laki-laki, apa saja yang berhubungan dengan dunia laki-laki. Demikian pula bila Anda seorang wanita, tulislah segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia wanita. Nah, kalau Anda bukan laki-laki bukan pula wanita, laaa.. anda jenis kelaminnya apa? Ya, tulislah tentang itu. Mudah, bukan?

Bila Anda membaca berbagai buku panduan menulis, Anda akan menemukan bahwa ide itu demikian sederhana dan ide ini merupakan poin yang sangat lumrah bagi seorang penulis. Yang jelas, untuk merangsang agar kita mudah menjaring ide, biasakan saja menulis terlebih dahulu, lambat laun ide tulisan akan datang dengan sendirinya. Bahkan kalau sudah mengalaminya, Anda akan kesulitan membendung ide yang datang berbondong-bondong ke dalam pikiran Anda. Nah, pada tahap itu, anda hanya butuh untuk mempertahankan semangat menulis.

Poin mendasar, menulis itu mengeluarkan isi kepala menjadi sebuah tulisan, bukan menghakimi apa yang dituliskan. Idealnya dikeluarkan saja tanpa dieksekusi secara langsung. Ini konsep menulis menghasilkan, bukan menulis mengedit. Tak jarang kita mendapati seseorang yang kebanjiran ide kemudian menulis, lalu menghakimi tulisannya sendiri dengan mengatakan ide saya kurang menggigit. Itu kesalahan fatal. Yang terpenting adalah menulis, menulis, dan menulis, tak harus memikirkan idenya berkualitas atau tidak. Logika sederhananya begitu.

Anda tida perlu berkiblat dari pengalaman saya ketika tulisan-tulisan saya dianggap tidak bermutu, bahkan cenderung tidak punya aturan. Saya sendiri tidak merasa tersinggung ketika seseorang “menghardik” kualitas tulisan saya. Itu soal rasa saja. Saya mau menulis apa dan bagaimana, itu hak saya, hak sebagai penulis, tidak ada urusannya dengan celaan orang lain. Toh, yang mencela pun belum tentu bisa menulis, bukan? J Nah, kalau kita belajar menulis dan langsung menggunakan aturan baku alias Ejaan yang Disempurnakan, saya yakin Anda tidak akan mampu membuat tulisan yang baik, terkecuali Anda sudah terbiasa. Alinea ini juga bisa dijadikan ide tulisan, lho ya!

Metode-metode yang saya pulung dari kegiatan membaca buku tentang bagaimana mendapatkan ide dapat saya sederhanakan berikut ini. Tapi sebelumnya dapat dimaklumi bahwa metode-metode ini bisa saja ditolak, yang penting Anda mau menulis.

·Biasakan membawa buku catatan atau mungkin kertas kecil di saku.

·Ketika terlintas sebuah ide tulisan, segera catat ke dalam buku atau kertas catatan tersebut.

·Sediakan sedikit waktu untuk mengembangkan ide itu dalam bentuk outline tulisan. Kalau tidak sempat, ya tinggalkan saja.

·Ide apapun yang terlintas, selama itu menggerakkan kita untuk menulis, tulislah.

·Ide yang sudah dijaring dan terperangkap dalam buku catatan, bisa kita kembangkan menjadi artikel sederhana di lain kesempatan. Atau mungkin bisa segera menuliskannya bila waktu lebih luang.

·Tulis hingga selesai tanpa mengedit.

·Finish. Mewujudlah ide itu menjadi tulisan sekalipun (mungkin) sederhana. Tapi, itulah karya Anda, sebuah bukti bahwa menjaring ide dan menuliskannya itu sangat mudah.

Metode memperoleh ide tulisan ini barangkali cukup sederhana. Tapi bisa membantu setidaknya bila Anda masih belajar menulis dan bercita-cita menghasilkan karya Anda sendiri. Itulah yang saya lakukan, itulah yang saya amalkan, dan hasilnya tulisan-tulisan saya tidak bisa terhitung lagi (karena memang tidak pernah saya hitung jumlahnya berapa) J.

Yang terakhir, tolong jangan caci maki tulisan saya ini. Saya sedang belajar menulis, jadi soal kualitas itu bukan tujuan menulis saya. Bagi saya, menulis apa saja dan bisa menghasilkan sebuah tulisan yang tidak berbobot pun sudah merupakan kebahagiaan tersendiri. Susah diungkapkan dengan kalimat-kalimat pamungkas. Ust, ini hanya alibi saya, hehehe.

Masih kesulitan mencari ide tulisan? Hm, cobalah menulis, mengapa Anda kesulitan mencari ide! Kalau masih saja belum bisa, silakan ke klenik eh klinik, barangkali Anda sedang sakit.

Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun