Mohon tunggu...
andika wibowo
andika wibowo Mohon Tunggu... -

Menyukai keselarasan dan keseimbangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengalaman Pertama Duduk di Kursi Kantor

8 Juni 2017   16:31 Diperbarui: 10 Agustus 2017   14:37 2854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buat yg kerja nya di kantor, aktivitas yang paling menonjol dan terlihat jelas adalah duduk di kursi.  Ya orang bekerja di kantor kan sambil duduk.  Pada saat berpikir, dia duduk, ngobrol dengan bawahan dia duduk, diskusi dengan atasan pasti duduk, rapat dengan tim tentunya sambil duduk juga kan.  Mungkin hampir 80% lebih aktivitas di sebuah kantor tidak lepas dari duduk dan duduk lagi di sebuah kursi kantor.  

Sebagai seorang yang pernah bekerja di sebuah perusahaan milik orang lain maupun di perusahaan sendiri tentunya sudah punya banyak pengalaman tentang kursi – kursi kantor yang menunjang kenyamanan dalam beraktivitas maupun pada saat sedang mengaso di sela sela kesibukan.  Ya pastilah, namanya juga orang bekerja kan ga mungkin kerja ketak – ketik terus, ga mungkin rapat / diskusi terus  pasti ada saat – saat bersantai sejenak.

Dari berbagai macam kursi kantor yang pernah saya duduki, saya membagi menjadi beberapa jenis antara lain :

  • Kursi kerja
  • Kursi Pimpinan
  • Kursi Rapat
  • Kursi hadap
  • Kursi tunggu
  • Kursi lipat
  • Kursi kuliah / belajar.

Dalam tulisan ini saya akan berbagai pengalaman ketika duduk pertama kali di  kursi kerja .  Pengalaman lain di  Kursi – kursi lainnya akan menyusul  di tulisan lainnua.

Pada tahun 2000 awal, saya pernah bekerja di sebuah perusahaan distribusi  peralatan kantor yang cukup besar.  Perusahaan tersebut mempunyai kantor pusat di jakarta dengan cabang - cabang di kota Bandung, Medan, Balikpapan, Padang, Makasar dll.  Sebagai perusahaan besar , tentunya memiliki ber aneka ragam jenis kursi sesuai dengan fungsi.  Ketika itu saya ditetapkan sebagai junior staf marketing.  Kursi yang saya duduki berbentuk seperti ini.

Dari segi bentuk , lLumayan lah,  untuk sebuah pemula.  Beberapa hal yang bisa sharing antara lain tentang kursi kerja diatas antara lain..

  1.  Fleksibilitas.  Karena memiliki roda dan mampu berputar ( swing ).  Jenis kursi kerja yang saya duduki  membuat saya senang pada saat itu.  Why ?  Jelas aja donk.  Dari jaman TK, sd, smp, sma, universitas.  Saya kan nyaris ga pernah duduk di kursi yang bisa putar – putar dan ber geser –geser.   Dengan ber putar dan ber geser, akan memudahkan mengambil barang / berpindah posisi kerja tanpa harus turun dari kursi.  Cukup menggeser dan mengarahkan kursi nya pada tempat yang dituju.  Praktis dan berguna.
  2. Empuk.  Kursi kantor yang saya duduki memiliki tingkat keempukan yang lumayan.  Busa terbuat dari  jenis injection moulding sehingga memiliki tingkat keempukan yang rata sesuai  dengan kontur tumbuh penggunannya.  Ketebalan sih gak seberapa yang penting masih cukup empuklah.   Ini juga lebih dari lumayan dibanding semasa belum bekera / masa pendidikan yang hampir selalu duduk di kursi yang keras berbahan material padat seperti kayu / plastik / besi.  Sebetulnya saya berharap mendapat kursi kerja yang lebih empuk lagi seperti para bos, tapi ya namanya staff baru, jatah nya emang segitu.
  3. Sandaran punggung.  Di bagian belakang jatah kursi kerja saya ada sandaran  punggung yang relatif pas – pas an untuk seorang cowok ber tinggi badan 170 cm.  Pengennya sih ukuran sandaran punggung nya minimal dari pinggang sampe ke punggung sehingga akan terasa nyaman ketika kita menyandarkan punggung kita.  Apalagi kalo sandarannya sampe kepala  seperti para bos.  Dari segi empuknya sih lumayan lah.  Dari sisi ergonomi nya juga lumayan, kontur  sandarannya seperti mengikuti lekuk – lekuk tubuh kita ., memubuat "seolah olah" ada yang meluk kita dari belakang.   
  4. Sandaran tangan.  Beberapa teman saya yang bekerja di lain kantor dan memiliki posisi jabatan yang relatif sama, mendapatkan kursi kerja yang sedikit lebih nyaman.  Yaitu kursi kerja yang ada sandaran tangannya.   Saya teringat ketika dahulu bekerja di depan komputer selama beberapa jam.  Kadangkala tangan akan terasa pegal,  salah satu cara mengurangi pegalnya adalah meletakan tangan kita di meja kantor / komputer kita. Pada posisi tangan istirahat di atas meja kantor, tentunya posisi punggung masih dalam kondisi tegak.   Padahal jikalau kursi kerja kita ada sandaran tangannya kan, bisa jadi tempat untuk istirahat tangan kita di saat yang bersamaan kita bisa menyenderakan punggung kita ke sandaran tempat duduk.. so.... akan sempurna lah istirahat nya....hmm... kebayang nikmatnya...  Kalo mo boleh ngasih saran kepada para bos, kasih lah para pekerja tempat duduk yang ada sandaran tangannya, biar kalo tangan nya pegel habis seharin kutak ketik ada tempat nyandar nya.
  5. Gas lifting.  Fungsi gas lifting membuat proses me naik turunkan ketinggian kursi menjadi lebih mudah dibanding kursi yang menaik turunkan dengan cara di putar.  Teknologi ini membuat kita tidak perlu turun dari kursi untuk  menaikan turunkan kursi.  Cukup menarik handle mekanik nya nya dan kursi akan naik atau turun sesuai keinginan kita.  Jujur aja, pada saat itu, bekerja diatas kursi hidrolik seperti itu juga merupakan pengalaman duduk pertama dalam hidup.   Saya masih ingat banget  momen – momen awal duduk di kursi kantor ber gas lifiting, yaitu ketika saya tarik handle nya dan si kursi pun meluncur kebawah dgn sendirinya.  Wow... pengalaman kecil tak terlupakan. Sampai ber ulang – ulang saya coba itu kursi, kayak anak kecil menemukan mainan baru aja ya...hehehe.
  6. Pelapis kursi.  Jenis pelapis kursi yang saya dudukin terbuat dari kain dengan warna yang netral ( biru ).  Kainnya cukup lembut dikulit dan tidak terlalu panas kalau diduduki dalam jangka waktu yang cukup lama.  Salah satu kelemahan jenis pelapis kursi ini adalah, mudahnya debu-debu menempel di lapisan kainnya.  Cara membersihkannya sih tinggal di vacum dan dilap saja permukaannya.   Untungnya office boy di kantor lama orangnya rajin dan telaten dalam urusan bersih – bersih di lingkungan kerja saya dulu.  Bayangkan kalo gak di vacum 1 bulan aj n kita pukul – pukul itu kursi.  Pasti akan keluar debu-debu sumber penyakit berterbangan... hiii....menjijikan !!.  Pada saat awal bekerja,  kursi kerja yang saya duduki masih dalam kondisi benar – benar baru.  Seiring dengan perjalan waktu, kondisi warna pelapis mulai sedikit memudar.  Kondisi warna terakhir yang saya amati setelah 2 tahun bekerja, agak  memudar sedikit tetapi masih sangat layak di pandang, hanya ada sedikit kerut-kerutan di beberapa bagian lipatan yang lumrah karena harus menanggung beban sebeasar berat badan saya ( 70 kg ) hampir setiap hari selam 2 tahun.. 
  7. Warna dan corak kursi.   Ketika saya mendapatkan kursi kantor pertama saya, pihak manajemen memberikan kursi yang berwarna biru.  Kebetulan saya menyukai warna biru yang saya anggap cocok untuk bekerja dan membuat saya nyaman.  Corak nya polos dan berkesan konvensional seperti kursi kursi kerja lain pada umumnya.
  8. Roda kursi.  Saya punya pengalaman yang agak kurang mengenakan dengan si roda kursi.  Suatu saat saya duduk dengan memiring – miring kan kursi.  Ternyata karena roda kursi nya mungkin kurang bagus.  Si roda itu copot...dan jatuh terguling lah saya disertai tawa para rekan kerja saya.  Wah...sialan, dah jatuh di ketawain pula, bukannya nolong.  Untungnya lantai tempat saya bekerja ditutupi karpet, so tidak terjadi luka/ cedera yang berarti.  Sejak itu saya ga berani lagi miring-miring kursi kerja saya. 
  9. Rangka body.  Rangka body saya perhatikan ada 3 bagiaan : bagian bawah, bagian hidrolik dan bagian dudukan kursi .
    • Bagian bawah  berbentu jari 5 kaki.  Terbuat dari material plastik yang cukup rigid .  Saya perkirakan bagian ini bisa menahan beban sampai berat 150 kg.  Bagian ini merupakan tempat tumpuan ke lima roda dan menajadi tempat tumpuan batang hirdrolik.   
    • Batang hidrolik.  Batang hidrolik merupakan bagian yang bisa memendek – memanjang , sesuai kebutuhan.   Batang hidrolik menghubungkan bagian bawah kursi dengan dudukan kursi.  Saya perkirakan batang hidrolik yang saya duduki mempunyai kemampuan sampai 100 kg.  Beban Lebih dari itu, akan mudah merusak sistem hidroliknya.   Ciri batang hidrolik yang rusak adalah, adanya rembesan “oli” di sekitar batang nya dan mulai melemahnya kemampuan memanjang – memendek si batang tersebut.  Dan pada saatnya kemampuan itu akan hilang sama sekali.
    • Bagian rangka tempat dudukan dan sandaran punggung.  Bagian ini juga merupakan tempat dudukan mekanik untuk memfungsikan naik turun kursi, kemiringan ( kursi – kursi pimpinan / mahal ) dan tentunya dudukanuntuk  bantalan duduk dan sandaran punggun.
  10. Kesimpulan :  Pada awalnya cukup puas dengan kursi yang didapat, tetapi setelah beberapa bulan, saya merasa seharusnya mendapat kursi yang lebih baik ( nyaman lagi ).  Toh jikalau pekerjanya nyaman bekerja, produktifitas nya pun pasti meningkat.  Ya, namanya juga manusia, gak pernah puas heheheh...

Begitulah pengalaman pertama ber kursi kantor , bagaimana pengalaman anda ? 

Apapun profesinya, selalu akan ada pengalaman  pertama dalam hidup.... 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun