Kelemahan utamanya adalah kecenderungan tabir surya fisik untuk meninggalkan lapisan putih pada permukaan kulit atau yang biasa disebut white cast.
Warna putih yang tertinggal saat menggunakan tabir surya fisik dapat mengganggu, tetapi lebih terlihat pada kulit yang lebih gelap. Terutama dengan pengaplikasian ulang.
Karena berada di bagian atas kulit, tabir surya ini lebih mudah lepas dan lebih kecil kemungkinannya untuk menyumbat pori-pori. Namun, dengan alasan yang sama kamu harus mengoleskan ulang tabir surya setiap beberapa jam sekali untuk perlindungan yang maksimal.
Chemical Sunscreen
Jenis sunscreen ini mengambil pendekatan yang berbeda dan menyerap sinar UV alih-alih menangkalnya.
Chemical sunscreen dibuat dengan senyawa berbasis karbon organik yang mengubah sinar menjadi panas, melepaskan panas dari kulit.
Biasanya, tabir surya ini mengandung bahan-bahan yang bermanfaat bagi kulit untuk membantu mempertahankan kelembapan, meringankan noda, dan menenangkan kulit sensitif.
Karena kualitasnya yang efektif, ringan, dan cepat menyerap, kamu tidak perlu mengoleskan ulang sepanjang hari.
Hybrid Sunscreen
Jenis sunscreen hybrid menjadi inovasi terbaru dan sedang naik daun di dunia kecantikan. Sunscreen jenis ini merupakan kombinasi dari jenis physical dan Chemical.
Tabir surya hybrid dapat digunakan oleh orang yang memiliki kulit berjerawat dan kombinasi.
Meski begitu, efektivitas tabir surya kombinasi ini masih perlu diteliti lebih lanjut. Pasalnya, sebuah penelitian menyatakan, campuran bahan aktif pada tabir surya fisik dan kimiawi dapat membuat efektivitas tabir surya hybrid berkurang setelah 2 jam pemakaian.
Keunggulan jenis sunscreen hybrid
Jenis sunscreen hybrid adalah istilah untuk menggambarkan SPF yang mengandung bahan aktif tabir surya mineral dan kimiawi," kata Dr. Loretta Ciraldo, seorang dokter kulit bersertifikat dan peneliti klinis.