Mohon tunggu...
asti eka
asti eka Mohon Tunggu... Guru - Human being

Pendidikan, Membaca, Menulis, Travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Adaptasi Pendidikan Indonesia dan Solusi Pemerintah

2 Oktober 2020   12:15 Diperbarui: 2 Oktober 2020   12:23 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran DARING via ZOOM (Dokpri)

Terbiasa dengan tatap muka dan datang ke sekolah setiap hari, kini keadaan harus berbalik 180 derajat bagi dunia Pendidikan kita, khususnya para peserta didik dan wali murid jenjang dasar dan menengah. Sejak bulan Maret, ketika diputuskan kegiatan tatap muka dihentikan sementara waktu dan dialihkan ke pembelajaran DARING karena pandemic COVID 19 saat ini memaksa kita cepat beradaptasi dengan metode baru dalam kegiatan belajar mengajar. Dari kegiatan pembelajaran tatap muka (offline) menjadi kegiatan belajar DARING (Dalam Jejaring/online) dan LURING (Luar Jejaring).

Apa perbedaan pembelajaran DARING dan LURING?

Pembelajaran DARING (dalam jaringan) berarti pembelajaran interaktif yang terhubung melalui jejaring internet, misalnya menggunakan media Zoom, Google Meet, Youtube, WhatsApp dan sebagainya.

Sedangkan, Pembelajaran LURING  dapat diartikan pembelajaran yangtidak menggunakan jaringan internet, siswa dan mahasiswa belajar melalui buku pegangan siswa, menonton acara pembelajaran di televisi, atau mengumpulkan karya berupa dokumen.

Video Pembelajaran via Youtube (Dokpri)
Video Pembelajaran via Youtube (Dokpri)

Metode LURING

Pembelajaran LURING bisa dilaksanakan dengan pengambilan tugas ke sekolah pada hari dan jam yang ditentukan pihak sekolah sehingga tidak terjadi kerumunan massa. Peserta didik atau wali murid mengambil tugas yang sudah disiapkan oleh guru di sekolah untuk dikerjakan dalam jangka waktu beberapa hari, kemudian tugas tersebut dikumpulkan pada hari yang sudah ditentukan juga.

Sebagai contoh penerapan metode LURING : Pengambilan tugas hari Senin dan dikumpulkan kembali ke sekolah hari Jumat atau pengambilan tugas hari Senin dan dikumpulkan Kembali hari Senin minggu depan sekaligus mengambil tugas selanjutnya.

Sekolah memang benar benar harus mengatur jadwal dengan baik agar baik peserta didik maupun wali murid tidak berbondong-bondong datang ke sekolah bersama-sama.

Ingat, metode LURING ini harus benar-benar menerapkan protokol Kesehatan dan jumlah orang yang datang ke sekolah. Setelah pengambilan tugas peserta didik, wali murid diharapkan segera meninggalkan sekolah.

Sebagai penerapan metode LURING ini, Kemendikbud juga meluncurkan program yang ditayangkan di TVRI. Program acara Belajar dari Rumah berisi program program pembelajaran bagi siswa dasar dan menengah.

Metode DARING

Belajar secara DARING memiliki tantangan tersendiri. Hal ini adalah hal yang baru bagi dunia pendidikan kita, khususnya pendidik, peserta didik dan wali murid jenjang dasar sampai menengah ( PAUD, SD, SMP, SMA).

Berbeda dengan LURING, pembelajaran DARING tidak hanya membutuhkan suasana rumah yang mendukung untuk belajar, tetapi juga sarana dan prasarana serta koneksi internet yang memadai. Bagi para pendidik dalam pembelajaran DARING, mereka dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam membuat media pembelajaran agar tujuan pembelajaran tetap dapat tercapai.

Semua hal itu tentu membutuhkan kuota internet dan waktu  yang tidak sedikit. Hal inilah yang banyak dikeluhkan para pendidik dan wali murid.

Untuk menggunakan aplikasi Zoom saja membutuhkan kecepatan internet 600kbps hingga 1,8Mbps  membutuhkan kuota sekitar 1GB per jam nya. Sedangkan untuk menonton video pembelajaran lewat Youtube untuk ukuran video 720p (standard youtube) membutuhkan sekitar 8,57 MB/menit dan         800 MB -- 900 MB/ jam.

Bisa kita hitung sendiri, berapa kira-kita konsumsi kuota yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran. Para pendidik biasanya memadukan dua metode pembelajaran ini, yaitu DARING dan LURING bila masih memungkinkan.

Sejak dimulainya awal tahun ajaran baru 2020/2021. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan kuota internet untuk seluruh peserta didik mulai jenjang PAUD hingga Perguruan Tinggi yang disebut dengan Kuota Belajar. Kemendikbud menggandeng beberapa provider, seperti: Telkomsel, Tri, XL, Axis, Indosat. Hal ini dilakukan selain sebagai solusi atas keluhan masyarakat dan pendidik terkait pembelajaran DARING tetapi juga bertujuan agar pembelajaran jarak jauh dapat berjalan lancar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun