Abstrak: Tujuan  penelitian  ini untuk meningkatkan kemampuan matematika awal melalui model permainan kinestetik pada anak kelompok B di TK Tunas Harapan Desa Petai Baru. Penelitian ini menggunakan metode matematika awal dan model pembelajaran kinestetik, hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase peningkatan pada siklus I dan siklus II masing-masing sebesar 53,10% dan 82,20%
Kata Kunci: Matematika Awal, Permainan Kinestetik
Abstract: The purpose of this study is to improve early mathematical skills through a kinesthetic game model in group B children in Tunas Harapan Kindergarten Petai Baru Village. This study used initial mathematical methods and kinesthetic learning models, the results showed that the percentage increase in cycle I and cycle II was 53.10% and 82.20% respectively
Keywords: Early Math, Kinesthetic Games
 PENDAHULUAN
      Menurut Undang-Undang tentang perlindungan terhadap anak (UURI Nomor 32 2022) Bab 1 Pasal 1dinyatakan bahwa anak adalah sesorang yang belum berusia 18 tahun dan termasuk anak yang masih dalam kandungan. Sedangkan menurut Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pasal 28 Ayat 1, rentangan anak usia dini adalah 0-6 tahun yang tergambar dalam pernyataan yang berbunyi: pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak mempunyai kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
      Yuliana Sujiono (2014), menyatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan hingga usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan bagi pembentukan karakter dan kepribadian anak serta kemampuan intelektualnya.
Berdasarkan berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah mereka yang berusia di bawah 6 tahun termasuk mereka yang mash berada dalam kandungan yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, kepribadian, dan intelektualnya baik yang terlayani maupun tidak terlayani di lembaga pendidikan anak usia dini.
Masih banyak orangtua yang  menganggap  bahwa  anak yang cerdas  dapat   menguasai  atau mampu  calistung  (baca,  tulis  dan berhitung)  sedini  mungkin.  Para orangtua  memiliki  kekawatiran bahwa  ketika  anaknya  melanjutkan pendidikan  sekolah  lanjutan  akan terhalang  dikarenakan  anaknya belum  menguasai  kemampuan matematika,  sebab  saat  masuk sekolah lanjutan  anak harus melalui serangkaian  tes,  dimana  salah satunya kemampuan matematika.
Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang berhubungan dengan bilangan dan analisis. Bagi anak usia dini, matematika adalah pemahaman tentang angka, pengukuran dan pengklasifikasian. Matematika  sangat dibutuhkan dalam menstimulasi kemam-puan berpikir dan daya ingat anak serta mem-pengaruhi perkembangan aspek lainnya. Anak dituntut untuk dapat menghadapi tantangan kehidupan yang global dan dapat memecahkan masalah yang ada pada kehidupannya.Oleh karena itu, pembelajaran matematika sejak usia dini bermanfaat dalam menyiapkan anak menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada masa usia dini merupakan masa terjadinya kematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi (rangsangan) yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan potensi fisik (motorik), intelektual, emosional, sosial, bahasa, seni dan moral spiritual.