Pantai Jonggring Saloka adalah sebuah pantai di pesisir selatan yang terletak di Desa Mentaraman, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur berjarak sekitar 69 km dari Kota Malang. Nama Jonggring Saloka diambil dari cerita pewayangan, sebagai nama kahyangan tempat kediaman Batara Narada. Untuk menuju ke pantai ini tidak mudah, dari Kecamatan Sumberpucung pengunjung menuju Donomulyo, dilanjutkan ke Desa Materaman, lalu harus melewati jalan makadam untuk mencapainya Fenomena alam yang diklaim sebagai satu-satunya di Indonesia, bahkan di dunia, berada di Watu Ngebros di Jonggring Saloka ini. Disebut Watu Ngebros karena dari batu karang besar menjulang di bibir pantai tersebut, keluar muncratan air ke angkasa hasil pertemuan dua arus gelombang besar dari selatan dan utara. Dua gelombang itu bertabrakan di satu titik, di dalam rongga batu karang besar yang mirip gorong-gorong raksasa tersebut. Dari rongga batu karang itulah muncul muntahan gelombang dan menimbulkan suara gemuruh cukup keras. Saat gelombang besar, suara gemuruh itu terdengar hingga radius tujuh kilometer ke arah barat, tepatnya di sejumlah pantai di kawasan Kalitekuk, Desa Sumberoto.
Daya tarik lainnya dari Jonggring Saloka adalah Pantai Pasir Hitam, pengunjung akan melihat hamparan pasir di sepanjang pantai yang berwarna hitam pekat dan pasirnya halus lembut. Dipantai ini ombaknya cuku besar di beberapa bagian ombaknya terasa bergemuruh seperti di bagian watu ngebros, di pesisir pantai terdapat karang karang tempat binatang laut bersembunyi. Tripang dan kerang juga biota laut lainya bersembunyi di balik batu karang sepanjang pesisir pantai Jonggring Seloka ini.
Sepanjang Pantai Jonggring Seloka sangat sepi sekali seperti pantai yang masih perawan hanya ada satu penjaga dari pihak perhutani yang ada di pos jaga, disana Penulis berkunjung bersama Tim kerja saat pulang mendampingi di salah satu desa kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang. Ada sedikit rasa kuatir ketika berkunjung di Pantai Junggring Seloka ini, karena sepanjang pantai sangat sepi sekali tidak ada wisatawan yang berkunjung kesini hanya suara deburan ombak yang menghantam watu ngebros di sebelah barat.
Penulis juga sempat mendapatkan informasi factor – factor yang membuat Pantai Junggring Seloka sekarang sepi pengunjung salah satunya adalah jauhnya jarak masuk ke pantai ini, ditambah akses jalannya masih sangat alami. Jalan menuju Pantai Junggring Seloka masih rusak dan hanya terdiri dari susunan batu batu besar/macadam sepanjang 10 – 12 km, sepanjang jalan yang sunyi dan dikelilingi pohon – pohon sengon serta tidak ada rumah penduduk di sepanjang jalan yang rusak ini mengakibatkan wisatawan enggan untuk berkunjung di pantai ini.
Pantai Junggring Seloka adalah pantai yang berdekatan dengan Pantai Ngliyep, Pantai Balekambang, Sendang Biru, dan sederet pantai-pantai termasyur lain di Kabupaten Malang Selatan yang memiliki keindahan alamnya yang luar biasa, bahkan keindahan Pantai Junggring Seloka tidak kalah dengan Pantai yang ada di Pulau Bali. Dulu wisatawan yang berkunjung ke pantai Junggring Seloka membayar retrubusi masuk sebesar Rp. 5000 namun sekarang pengunjung yang datang gratis tidak ada penarikan retribusi masuk lagi karena sepinya Wisatawan yang berkunjung ke pantai ini.
Pembangunan infrastruktur seperti akses jalan masuk ke arah Pantai Junggring Seloka akan membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung lagi, masyarakat sekitar desa di berikan motivasi dan pelatihan pengelolaan tempat wisata agar masyarakat dapat mengelola wisata Pantai Junggring Seloka, dan  Pemerintah Daerah dapat membantu mempromosikan kepada wisatawan local dan manca negara untuk berkunjung ke Pantai Junggring Seloka, serta masyrakat dan Pemerintah daerah saling bekerja sama untuk dapat membangun asset wisata di desa Mentaraman ini.
Jangan sampai asset wisata yang ada di Indonesia umumnya dan di Kabupaten malang khususnya di manfaatkan sepenuhnya oleh Pemodal Asing dan di ambil manfaatnya, alangkah lebih baik jika asset wisata di kelola daerah bersama masyarakat dan di manfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H