membacamu, serupa menemu kata
dari serangkaian rindu yang paling nisbi
setiap kalimat yang tercipta
adalah isak dari patahan pohon bakau
untuk memaknainya, aku tak mampu
melukismu, serupa menggores tepian lara
berbagai warna tertuang di dalamnya
menjadi lukisan hati yang paling pelangi
meski akhirnya hanya biru yang tertinggal
membaca dan melukismu
hanya ini yang mampu aku lakukan
karena untuk bersanding nama di sampul bukumu
serupa hasrat memeluk bulan
_me in ur heart _
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H