Awal
Saya tentu teringat masa-masa itu (2001-2004). Ketika bersekolah di kota kecil Muntilan. SMA Pangudi Luhur van Lith namanya. Sebuah sekolah berbasis keagamaan dan humaniora, sebuah laboratorium pendidikan, pertemuan antara idealitas Pendidikan Barat, Budaya Katolik Jawa, dan Nilai-nilai kebangsaan.
Tapi romatika itu dulu telah usai. Setelah menamatkan pendidikan lebih tinggi maupun berkarya di kota lain. Timbullah sebersit ide untuk melakukan gerakan lain. Semacam jawsbaan atas keresahan diri dan ikhtiar membuat hidup lebih bermakna. Kenangan atau historia itu semacam impresi yang berkesan yang sayang bila hanya diwadahi oleh perjumpaan-perjumpaan singkat di sosial media.
Ketika saya mendapati kenyataan hidup yang sangat beragam dan menantang. Bukankah sebuah kesatuan perlu diwadahi secara formal? Pengumpulan dana untuk sahabat kita alm. Yoseph misalnya, atau uang gotong-rotong untuk kampanye kesehatan bapak guru kita, pak Teguh. Bukankah memerlukan wadah formal yang ajeg untuk terus-menerus melanjutkan aksi tersebut.Â
Berangkat dari keresahan tersebut, saya bersama Bambang Harjamto, seorang (calon) rohaniawan, dan penjual asuransi yang ulung. Berikhtiar dan memiliki itikad untuk menginisiasi terbentuknya Yayasan. Lebih dari sebuah badan hukum, Yayasan ini adalah wujud merawat kebersamaan dan interpretasi kembali penerjemahan Romo van Lith yang sangat melegenda, 'soemonggo andjomenengaken kraton dalem',
Usulan nama : Â Yayasan Dedikasi vanLith
Usulan visi   :  Mewujudkan nilai luhur pendidikan dan kemanusiaanÂ
                berlandaskan semangat kasih solidaritas Rm. Van LithÂ
                soemonggo andjomenengaken kraton dalem
Usulan misi  :  Â
- Membangun Persaudaraan dan Kekeluargaan van Lith diaspora
- Menyelenggarakan Berbagai Kegiatan Sosial dan Pendidikan bagi Keluarga Besar Alumni van Lith
- Menginformasikan agenda2 kegiatan dengan transparan, jujur dan bertanggungjawab bagi seluruh alumni van Lith
- Melibatkan alumni van Lith untuk melakukan dialog antar agama dalam semangat pluralisme
Usulan Biblis  :Â
Filipi 1:6Â Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.
Pertanyaan-pertanyaan Kritis
Saya sangat yakin, akan timbul pertanyaan lanjutan. Sebagai sebuah gagasan/wacana, pasti akan ada aksi-reaksi terhadap gagasan tersebut. Seperti disajikan dibawah ini,
Q: Coi, Lo pikit Angkatan kita benar-benar memerlukan Yayasan?
A: Tentu saja. Melalui Yayasan, kampanye-kampanye penggalangan dana dan bentuk solidaritas lebih padu, lebih terorganisir dan memiliki tujuan yang bermanfaat. Baik untuk masa kini (1-5 tahun) maupun yang akan datang (20-30 tahun)
Q: Coi gua kasih tahu. Yayasan kayak gini udah ada sebelum. Ngapain repot2?
A: Ya. Tapi kita kehilangan independensi dan otoritas dalam menentukan prioritas progam, sesuai dengan visi dan misinya. Lagipula toh ini dibentuk dari kalangan internal sendiri. Lebih punya kedekatan psikologis, dus diharapkan lebih peduli dan memiliki.
Q: Pegimane AD/ART? anak vanLith pada medit, lo tarikan duit, -kolekte aje cuma Rp 1.000-?
A: Itu masalah berikutnya. Misalnya saja, dengan melihat AD/ART yayasan lain yang lebih bagus, lalu dimodifikasi. Namun jangan berkecil hati, sekali lagi gagasannya adalah membuat sebuah wadah yang formal dengan teroganisir dan transparan.
Q: Males, njing! Ribet banget lo, ngurus keluarga/kerjaan/utang banyak. Ngapain ribet2 sih?
A: Okey. Tidak masalah, sebagai sebuah ide rasanya terlalu sayang hanya untuk didiskusikan, maka saya perlu menuliskan kemungkinan ide Yayasan menjadi terwujud dan peluang-peluang yang lebih nyata dari sebuah penggalangan dana.
Q: Anggap aja gua kasihan ama lo, terus gua kasih duit Rp 5.000, kelar kan?
A: coba lihat web kitabisa.com. Pengumpulan dana bukan persoalan yang utama. Niat dan semangatlah penggeraknya. Maka dari itu. mengumpulkan beberapa orang yang punya keresahan yang sama adalah upaya berikutnya. Semacam tukar pikiran. Kemudian menentukan jadwal untuk pendirian Yayasan, menentukan bentuk organisasi, dan merumuskan program-progam nyata.
Q: Berikan saya alasan, kenapa saya harus mendukung pendirian Yayasan ini?Â
A: Supaya kita punya kekuatan, supaya kita guyub, dan lebih transparan dalam pengumpulan dana, kampanye sosial lebih terarah dan menunjukkan hasil. Jangan sampai kita mendengar lagi kawan kita, mantan guru kita berjuang dalam kesakitan badannya dan kita cuek. Semacam jaring pengaman sosial-lah. Untuk alasan lainnya, biar kupikirkan ya... Tidak semua pertanyaan harus mendapatkan jawaban yang diharapkan, kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H