[caption id="" align="alignnone" width="504" caption="asmara tukang gorengan | http://thepenampakanz.multiply.com"][/caption]
O Jagad Batara Dewa..
Ini bukanlah cinta telenovela. Ia dan aku berbeda kasta, lalu cinta menjadi penengahnya.
Tapi bukankah selalu ada peluang untuk hati yang bertabur asmara?
Suatu senja ia katakan ini padaku;
bahwa ia mencintaiku seperti ia mencintai gorengan tahu.
Lucu benar bidadari itu. 'Gorengan tahu buatan kakanda sangat nikmat rasanya, kecapan lidahku seakan di surga' malu aku dibuatnya, dan segera kugenggam tangannya, dan berkata: 'Tangan-tanganku yang penuh cintalah, rahasianya, adinda!' Tangan dan tenagaku yang kucurahkan,
seakan-akan esok adalah akhir dari dunia.
Seakan-akan nyawa jiwa ragaku dicabut cemburu dewata..
O Jagad Batara Dewa..
Betapa aku merindukan detik-detik pertemuan dengan sang adinda, kalau boleh kuhentikan waktu hanya untuk memujanya. Mendekap, menyimpan kenangan itu sebagai fragmen estetik hatiku... Kecantikan wajah adinda bak nirmala,
mengubah tepung maizena olahanku senikmat mentega..
Kebaikan hati adinda sehalus rajutan mega,
menginspirasi minyak di penggorenganku menyatu dengan bala-bala..
Kehadiran tubuh molek adinda seputih salju,
membaurkan adonan gorengan singkong menjadi keju..
Perhatian tulus adinda secerah bintang-gemintang,
membuat gorengan pisangku menjadi santapan sayang..
***
Apakah dirinya yang membuat nur cahaya pada daganganku?
atau keberadaannyalah yang membuatku mampu mengolah maksimal gorenganku?
Apakah dirinya yang membuat nur cahaya pada daganganku?
atau makna senyumnya yang diam-diam menyemangatiku?
Apakah dirinya yang membuat nur cahaya pada daganganku?
atau kesederhanaanya yang membentuk keramahanku?
O Jagad Batara Dewa..
robek-robeklah hatiku , agar warna asli asmaraku nampak olehnya... kutuk saja aku jadi tempe, agar gamang hatiku terjawab olehnya... biarkan gas 3 kg-ku meledak, agar dahsyatnya dirasakan olehnya.. benar, cintaku padanya adalah cinta yang abstrak,
tapi cinta si penggoreng tahu, tempe, dan pisang ini adalah gundah gulana yang konkret!!
ah sudahlah,,
nanti malam, aku akan menggugatmu dalam diam o dewata,
mempertanyakan cerita perjalanan cintaku,
yang kau ubah secara ajaib, saat aku, si tukang gorengan bertemu dengannya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H