Mohon tunggu...
Neneng Astrianti
Neneng Astrianti Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Resah

1 Desember 2016   20:56 Diperbarui: 1 Desember 2016   21:15 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setitik air jatuh dipelupuk mata

Aku kalut

Mengapa ini bisa terjadi

Lalu

Bagaimana kini kita dapat bersatu?

Kemudian kau terbang hingga berlalu

Andai saja 

Aku mendengar ucapanmu

Mungkin aku telah berada di menara

Menari bersamamu bak seorang Ratu

Hingga pada akhirnya

Kabut gelap datang menghampiri

Menghujani pelangi kita

Menelan kebahagiaan

Dan seketika itu

Memuntahkan rasa sunyi

Sekarang

Aku harus bagaimana

Hati ini menjadi kaku

Terdiam bagai setangkai bunga layu

Entah sampai kapan aku mengadu

Resah gelisah menjadi satu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun