Peningkatan kasus anak dengan ADHD di seluruh dunia termasuk Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Attention Deficid Hyeperactivity Disorder atau yang kerap disingkat dengan ADHD merupakan gangguan neurologis dan perkembangan saraf yang terjadi pada masa kanak-kanak dengan ditandai adanya pola prilaku yang terus menerus terjadi seperti kurang perhatian, gelisah, impulsive, dan hiperaktif (Yadav et al., 2021).
Gejala yang kerap muncul seperti kesulitan dalam mempertahankan fokus pada aktivitas atau tugas tertentu, kerap membuat kesalahan saat mengerjakan sesuatu karena tidak dapat berkonsentrasi, tampak tidak mampu mendengarkan dan tidak memiliki fokus saat berbicara, kesulitan dalam mengorganisasi tugas dan aktivitas sehari-hari, kesulitan memiliki kontrol diri seperti duduk diam dan kerap merasa gelisah, tidak sabar, sulit melakukan aktivitas seperti bermain dengan tenang, berlari atau memanjat dalam situasi yang tidak sesuai, berbicara secara berlebihan dan kerap menyela pembicaraan, sulit menguasi impulsivitas, dan kesulitan menunggu  giliran, bertindak tanpa berfikir (Abidin, 2023; Iftitah, 2022;DSM V APA, 2013).
"Apakah Anda pernah merasa kewalahan menghadapi anak yang tampaknya memiliki energi tanpa batas? Atau mungkin merasa tingkah laku anak Anda berlebihan dan sulit berkonsentrasi pada tugas-tugas sekolah?
Jika ya, Berikut beberapa tips sederhana untuk orangtua agar membantu anak ADHD meraih potensi terbaiknya :
1. Pahami karakteristik anakÂ
Setiap anak dengan ADHD memiliki keunikan dan kebutuhan tidak dapat disamakan dengan anak lain. Penting bagi orangtua untuk mengenali kekuatan dan kelemahan pada anak, dengan demikian orangtua dapat merancang pendekatan atau intervensi yang tepat untuk mendukung pertumbuhan anak.
2. Menciptakan kegiatan fisik bersama anak secara rutin
Anak dengan ADHD identik dengan gejala sulit diam, orangtua dapat menyalurkan kedalam kegiatan-kegiatan fisik bersama anak dengan olahraga bersama seperti renang, bermain bola, dan bela diri. Kegiatan tersebut ditujukan untuk membakar energi berlebih pada anak sehingga anak mencapai kelelahan dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas tidur.
3. Memperdengarkan musik instrumental dirumah (terapi musik)
Anak dengan ADHD cenderung memiliki prilaku hiperaktif yang memungkinkan kurangnya perhatian dan konsentrasi. Dengan mendengarkan musik instrumental membuat anak tenang dan nyaman sehingga mampu berkomunikasi dan berkonsentrasi dalam waktu tertentu.
4. Komunikasi yang Terbuka dan Positif (reinforcement positif)
Sampaikan instruksi dengan jelas, singkat, dan positif. Hindari pengabaian dan kritik yang berlebihan. Berikan hukuman yang edukatif ketika anak membuat kesalahan. Sebaliknya, beri pujian atas usaha mereka, sekecil apa pun itu. anak dengan ADHD sering kali merespons lebih baik terhadap dorongan positif sehingga berdampak pada keterampilan mengelola emosi, kemampuan sosial yang lebih baik, dan mampu meningkatkan prestasi akademik pada anak dengan ADHD.
5. Berikan waktu untuk bermain dan bergerak (terapi bermain)
Energi melimpah adalah salah satu ciri khas anak dengan ADHD.  Dari pada mengganggap hal tersebut sebagai masalah, orangtua dapat menggunakan energi pada anak tersebut dengan memberikan permainan yang menyenangkan dan edukatif seperti bermain puzzle, pin board, susun balok, garis putus-putus, atau bermain di luar ruangan. Bermain dapat membantu mengurangi kecemasan, meningkatkan fokus  keterampilan mengelola emosi dan komunikasi. Serta meningkatkan keterampilan menulis dan membaca.
Pada akhirnya, mengasuh anak dengan ADHD memang membutuhkan kesabaran dan dedikasi yang tinggi. Namun, dengan dukungan dan keterlibatan orangtua secara nyata dan tepat, anak-anak ini dapat mencapai kesuksesan dalam berbagai bidang. Perlu diingat, setiap anak dengan ADHD adalah unik. Orangtua melibatkan diri secara langsung dalam pendampingan dan intervensi  memberikan kontribusi positif terhadap penurunan gejala hiperaktif dan prilaku impulsive. Semakin besar peran dan keterlibatan orangtua secara penuh pada intervensi atau terapi anak ADHD semakin meningkatkan peluang keberhasilan intervensi dalam jangka panjang. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional jika anda membutuhkan bantuan tambahan.Â
"Bersama-sama, kita dapat membantu anak-anak ADHD mencapai potensi terbaik mereka"
Sumber referensi :
Abidin, M. (2023). Analysis Of Hyperactive Child Behavior And Handling Efforts In Education. Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 8(1), 25–46. https://doi.org/10.33477/alt.v8i1.4489
American Psychiatric Association. (2013). Desk Reference to the Diagnostic Criteria DSM-5 TM.
Budiyarti, L., Agustini, N., & Rachmawati, I. N. (2022). Manfaat Intervensi Berbasis Digital Terapeutik terhadap Peningkatan Atensi dan Perilaku Regulasi Diri pada Anak ADHD. Journal of Telenursing (JOTING), 4(1), 117–127. https://doi.org/10.31539/joting.v4i1.3325
Chanet, D. , G., & Utami, B. A. (2021). Menurunkan Perilaku Adhd Dengan Melakukan Aktivitas Fisik Pada Anak Usia Dini. Syntax Idea, 3(2), 291–297.
Erinasari, R., Astriani, D., Suatin, W., & Mufidah, A. C. (2024). Penerapan Teknik TEGAR (Teguran dan Positive Reinforcement) untuk Mengurangi Perilaku Impulsif pada Anak dengan Attention-Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD). Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 215–232. https://doi.org/10.33367/piaud.v1i1.5716
Halperin, J. M., Marks, D. J., Chacko, A., Bedard, A. C., O’Neill, S., Curchack-Lichtin, J., Bourchtein, E., & Berwid, O. G. (2020). Training Executive, Attention, and Motor Skills (TEAMS): a Preliminary Randomized Clinical Trial of Preschool Youth with ADHD. Journal of Abnormal Child Psychology, 48(3), 375–389. https://doi.org/10.1007/s10802-019-00610-w
Hare, M. M., Garcia, A. M., Hart, K. C., & Graziano, P. A. (2021). Intervention response among preschoolers with ADHD: The role of emotion understanding. Journal of School Psychology, 84, 19–31. https://doi.org/10.1016/j.jsp.2020.11.001
Hastuti, B. I., Asmawulan, T., & Alhatiri, T. G. (2024). Intervensi Terapi Musik pada Anak Usia Dini dengan Gangguan Hiperaktif. Murhum : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 1223–1233. https://doi.org/10.37985/murhum.v5i1.608
Iftitah, S. L. (2022). Upaya Guru Dalam Membimbing Anak Hiperaktif Di Tk Pkk Tanjung Pademawu Pamekasan. Jurnal Anak Usia Dini Holistik Integratif (AUDHI), 5(1), 15. https://doi.org/10.36722/jaudhi.v5i1.950
Kim M., T.-M., Smith, I. M., Johnson, S. A., Chorney, J., & Corkum, P. (2021). A systematic review of online parent-implemented interventions for children with neurodevelopmental disorders. Children’s Health Care, 50(3), 239–277. https://doi.org/10.1080/02739615.2021.1886934
Nurputeri, R. A., Djoehaeni, H., & Romadona, F. N. (2024). Analisis Peran Orang Tua dalam Mendampingi Anak Usia Dini Dengan Gejala ADHD. Aulad : Journal on Early Childhood, 7(3), 662–670. https://doi.org/DOI: 10.31004/aulad.v7i3.772
Sari, E. N. M., & Suryaningrum, C. (2023). Behavior play therapy untuk meningkatkan atensi pada anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Procedia : Studi Kasus Dan Intervensi Psikologi, 11(1), 31–36. https://doi.org/10.22219/procedia.v11i1.24381
Sonia, D. P. (2023). Intervensi Dini Berbasis Sekolah Bagi Anak Adhd. Judikhu : Jurnal Pendidikan Khusus, 2(2), 1–6. https://doi.org/https://ejurnal.universitaskarimun.ac.id/index.php/JUDIKHU/index
Yadav, S. K., Bhat, A. A., Hashem, S., Nisar, S., Kamal, M., Syed, N., Temanni, M.-R., Gupta, R. K., Kamran, S., Azeem, M. W., Srivastava, A. K., Bagga, P., Chawla, S., Reddy, R., Frenneaux, M. P., Fakhro, K., & Haris, M. (2021). Genetic variations influence brain changes in patients with attention-deficit hyperactivity disorder. Translational Psychiatry, 11(1), 349. https://doi.org/10.1038/s41398-021-01473-w
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H