Mohon tunggu...
Astri Syafitri
Astri Syafitri Mohon Tunggu... Insinyur - Aku mencoba

Suka membaca, dan berusaha menjadi penulis agar disukai para pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Apakah Aku Layak Menjadi Pemimpin?

1 September 2018   22:39 Diperbarui: 1 September 2018   23:00 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang atasan memiliki helicopter view untuk melihat potensi dari masing-masing karyawan. Menempatkan seorang karyawan pada satu posisi sesuai talentanya, diharapkan akan semakin mendekatkan organisasi terhadap target yang sudah ditentukan. The right man on the right place.

6. Mau mendengarkan dan memberikan umpan balik 

Tuhan memberikan dua telinga dan satu mulut untuk kita, dengan maksud kita harus lebih mau mendengarkan daripada mengutamakan berbicara. Sebagai atasan perlu menyiapkan waktu dan diri untuk mendengarkan masukan atau keluhan dari bawahan. Terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh para karyawannya, hendaknya diberikan umpan balik, guna meningkatkan kualitas si karyawan. Umpan balik berupa pengadaan pelatihan atau training untuk meningkatkan kompetensi karyawan juga bisa dilakukan. 

7. Tidak perlu bersikap kasar

Kewibawaan seorang atasan tidak bisa didapat cuma-cuma hanya karena menyandang title sebagai atasan. Bersikap otoriter atau membangun image dengan sikap bossy bukanlah jawaban untuk menaikkan wibawa dihadapan karyawan. Bertutur kasar hanya untuk memperlihatkan arogansi tidaklah diperlukan.

8. Komunikasi yang terbuka dan jujur

Jangan ada dusta di antara kita, di antara atasan dan bawah. Suasana kerja yang terbuka, akan memancing kontribusi lebih karyawan kepada perusahaan. Banyak ide-ide brilian yang disembunyikan di kedalaman benak seorang karyawan, dan tidak tereksplor hanya karena suasana kerja yang tertutup dan berjarak.

Apakah harus tua dulu untuk bisa menjadi pemimpin yang memiliki sifat Ing Ngarsa Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani? Tentu tidak. Sekarang saatnya kaum milineal menjadi pemimpin. Bersikap otoriter, kasar dan menggurui tidak akan mendekatkan atasan kepada target. Jadilah pemimpin yang membangun wibawanya dengan sikap yang baik, intelektual yang mumpuni, dan kecerdasan emosional yang terbangun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun