Dewasa ini perilaku tidur larut malam bukan lagi hal jarang ditemukan. Bahkan mulai usia remaja hingga dewasa menjadi suatu perilaku yang telah menjadi kebiasaan. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang mengarah pada transformasi pada tingkat hormonal, somatik, neurologis, dan perilaku. Proses-proses ini terjadi bersamaan dengan mekanisme tidur pada masa dewasa dan proses kompleks lainnya di dalam tubuh. Biasanya pada usia dewasa sering tidur larut malam dikarenakan banyaknya tuntutan yang harus diselesaikan seperti menyelesaikan pekerjaan dikantor yang belum selesai atau pada mahasiswa yang menyelesaikan tugas-tugasnya. Namun sering juga kita jumpai perilaku tidur larut malam bahkan bukan dikarenakan adanya hal yang mendesak yang harus diselesaikan namun menjadi waktu untuk bersantai.Â
Dalam psikologi fenomena ini disebut revenge badtime procrastination yaitu seseorang yang sengaja menunda waktu untuk melakukan aktifitas yang tidak dapat dilakukan pada siang hari. Revenge badtime procrastination juga disebut sebagai proses balas dendam untuk bersantai di malam hari meskipun harus merelakan waktu tidur. Â
Fenomena ini bisa kita jumpai pada orang yang bekerja dengan tingginya stress kerja, orang yang bekerja seharian, atau pada orang tua yang memiliki anak bayi yang memiliki sedikit waktu untuk bersantai. Perilaku ini biasa dimulai dengan mengambil smart-phone dengan menonton hal-hal yang disukai  yang awalnya dari 10 hingga 15 menit namun berubah menjadi satu hingga dua jam bahkan bisa jadi sampai tidak tidur hingga pagi hari.
Fenomena ini menjadi penting karena revenge badtime procrastination akan menyebabkan penundaan aktivitas secara keseluruhan. Revenge badtime procrastination akan berdampak pada jam tidur yang tidak teratur dan akan berdampak pada kesehatan serta pada self regulasi (Kroese dkk, 2014). Pengaturan diri mengacu pada upaya yang dilakukan individu untuk mengubah pikiran, perasaan, keinginan, dan tindakannya dalam perspektif tujuan yang relevan (De Ridder dkk, 2006).
Ketika menjadi suatu kebiasaan maka akan mempengaruhi kinerja serta menurunnya kemampuan seseorang dan akan berpengaruh pada kesehatan fisik serta kesehatan mental seseorang. Adapun dampak negatif dari revenge badtime procrastination yaitu kecemasan, depresi, menurunnya kemampuan daya ingat, penambahan berat badan, serta tekanan darah tinggi.Â
Adapun beberapa cara untuk mengatasi revenge badtime procrastination yaitu:
1. Memprioritaskan tidur tepat waktu. Dengan memprioritaskan tidur tepat waktu  perlu adanya komitmen terhadap diri sendiri untuk memiliki waktu tidur yang baik sehingga hal ini akan memberikan dampak positif keesokan harinya dengan memiliki badan yang segar untuk melakukan aktivitas.Â
2. Melatih tidur tepat waktu menjadi kebiasaan. Dengan meningkatkan kualitas waktu tidur maka dapat meningkatkan setiap kemampuan.Â
3. Membuat schedule. Dengan mengatur schedule perlunya untuk mempertimbangkan hal-hal yang kemungkinan tidak terlalu penting. Sehingga dapat memaksimalkan hal-hal yang menjadi prioritas.
4. Melakukan aktivitas lebih awal. Individu sebaiknya melakukan aktivitas lebih awal dan membuat alarm satu jam sebelum waktu tidur.Â
5. Non-aktif  alat elektronik. Hal yang paling berpengaruh adalah alat elektronik sehingga individu dapat mengabaikan waktu tidur, dengan menonaktikan alat elektronik maka individu akan lebih mudah untuk dapat tidur tepat waktu.Â