Mohon tunggu...
Astri Paramita
Astri Paramita Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia

Perempuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Thrifting: Budaya Lama yang Lahir Kembali

7 Agustus 2023   23:53 Diperbarui: 8 Agustus 2023   00:03 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era modern seperti sekarang, sering kali masyarakat dibuat heran dan bertanya-tanya tentang pesatnya perkembangan teknologi. Teknologi yang dimaksud tentu tidak hanya dalam bidang informasi, namun juga pada beberapa teknologi yang saat ini digandrungi lagi dan melahirkan karya-karya yang dapat dinikmati. 

Di antaranya teknologi pertanian, teknologi perawatan kecantikan, teknologi pasar daring, teknologi daur ulang, dan masih banyak lagi. Beberapa diantaranya meraih kedudukan tinggi karena banyak diminati, apalagi oleh masyarakat di bumi pertiwi ini.

Pada pesatnya perkembangan teknologi, terdapat "budaya baru" yang lahir kembali di tengah masyarakat rentang usia remaja hingga lansia. Sebab mereka sudah mulai sadar akan penampilannya, "budaya thrifting" ini dianggap sebagai hal yang biasa di zaman sekarang. 

Bahkan beberapa orang yang sebelumnya tidak mau mengikuti ini, saat ini seakan kecanduan. Padahal tujuan thrifting ini adalah memperpanjang usia pakai baju dan menekan perkembangan jumlah sampah tekstil. 

Tidak hanya baju, saat "thrifting" masyarakat juga membeli tas, sepatu, bahkan printilan-printilan lain seperti aksesoris, buku, jam tangan, dan tentunya masih banyak lagi.

Konsep thrifting ini tentu tidak lepas dari "minimalis". Seorang yang memilih hidup minimalis, harus lebih bijak membelanjakan uangnya. Melalui pasar daring di beberapa aplikasi yang dapat diakses lewat smartphone, masyarakat seakan dimanjakan oleh produk-produk yang ditawarkan. 

Tidak sedikit pula yang memanfaatkan ini sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Buktinya, terdapat beberapa toko dengan nama yang sudah terkenal, namun mereka juga ikut memasarkan produknya di pasar daring ini.

Meskipun telah terdapat pasar modern atau yang biasa kita kenal dengan sebutan mall. Masyarakat saat ini nyatanya lebih memilih belanja secara daring.

Hal inilah yang perlu kita perhatikan, bahwa makhluk sosial perlu berinteraksi satu dengan yang lain. Melalui pasar tradisional yang saat ini mulai tergeser keberadaannya, masyarakat disuguhkan dengan pemandangan alami dan suasana yang hangat. Sebab disanalah tercipta hubungan baik juga kegembiraan yang timbul dari canda tawa penjual maupun pembeli. Selain itu, pasar tradisional juga berperan penting dalam menaikkan taraf perekonomian lokal.

Namun, ditengah persaingan bisnis. Anak-anak muda saat ini juga tidak mau ketinggalan dengan memanfaatkan teknologi hasil karyanya sendiri. Terlepas dari thrifting yang sedang digandrungi oleh kalangan muda, ternyata masih banyak anak muda yang berperan aktif untuk menjaga bumi dengan mendaur ulang sampah dan limbah-limbah hasil rumah tangga yang nilainya bisa bersaing dengan yang sudah duluan diluncurkan oleh perusahaan besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun