KKN atau Kuliah Kerja Nyata merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang bersifat wajib dilaksanakan bagi mahasiswa UNS. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memahami permasalahan yang dialami masyarakat sehingga mahasiswa dapat turun langsung ke lapangan untuk memberikan solusi atas permasalahan tersebut.
Kelompok mahasiswa fakultas Psikologi UNS yang diketuai oleh Afifatul Faizah dan beranggotakan Alika Tirza Techya, Astri Nur Safariana, Savira Widyasari ini telah melakukan kegiatan pengabdian masyarakat selama kurang lebih satu bulan.
Permasalahan yang diangkat oleh kelompok mahasiswa KKN ini adalah terkait emosi negatif yang muncul dari penggunaan media sosial. Permasalahan ini ditemukan pada siswa-siswa di SMA Negeri 1 Surakarta. Diketahui dari hasil survei bahwa para siswa merasakan adanya emosi negatif seperti stress dan sedih serta gejala fisik seperti pusing ketika menggunakan media sosial.
“Dari hasil survei juga terlihat kalau siswa SMA Negeri 1 Surakarta belum familiar sama tipe kepribadian diri sendiri. Sebagian besar belum pernah nyoba tes,” ungkap Afifa. Padahal, tipe kepribadian ini dapat membantu kita untuk memaksimalkan potensi diri sendiri sehingga dapat menghindari trigger atau penyebab emosi negatif yang muncul dari penggunaan media sosial.
Terkait dengan penggunaan media sosial lebih lanjut, pihak sekolah memiliki keterbatasan dalam mengawasi perilaku siswa di media sosial. Sesuai dengan pernyataan guru BK di sekolah tersebut bahwa, “Dari sekolah sendiri memang belum bisa memantau mereka ngapain aja ketika lagi main sosmed.
Pun guru-guru di sini hanya sebatas mengikuti akun pertama siswa saja, selebihnya tidak.” Selain itu, penggunaan media sosial yang tidak dipantau dapat berujung pada screentime yang berlebih. Hasil survei menunjukkan bahwa terdapat (30,8%) siswa yang mengakses media sosial lebih dari 4 jam per hari.
Padahal, menurut American Psychological Association (APA), disebutkan bahwa penggunaan media sosial pada remaja paling ideal adalah 2 jam perhari, lebih dari waktu tersebut akan mempengaruhi well-being dan kemampuan akademik.
Berangkat dari permasalahan tersebut, solusi yang dapat ditawarkan untuk mengurangi permasalahan penggunaan media sosial di kalangan siswa dan sebagai sarana agar siswa dapat lebih mengenal dirinya sendiri dengan lebih baik adalah dengan journaling. Hasanah & Pratiwi dalam penelitiannya di tahun 2020 juga menyebutkan bahwa journaling sendiri dapat menyediakan ruang bagi siswa untuk mengungkapkan pikiran dan melatih kemampuan berekspresi.
Untuk mengembangkan kemampuan itu, diperlukan pula psikoedukasi untuk memberikan pemahaman yang lebih lanjut sehingga siswa mendapatkan informasi yang cukup jelas terkait emosi dan tipe kepribadiannya masing-masing.
Karena itu, pada tanggal 11 September 2024, kelompok mahasiswa KKN ini melakukan pertemuan pertama mereka bersama siswa-siswa kelas XI IPS-8 SMA Negeri 1 Surakarta. Pertemuan ini mencakup perkenalan, pengerjaan tes kepribadian Big Five Personality, dan pengisian pre-test sebelum kemudian dilakukan pemberian psikoedukasi di pertemuan berikutnya pada tanggal 9 Oktober 2024.
Pertemuan kedua ini mengawali kegiatan Psikoedukasi Tipe Kepribadian dan Perilaku di Media Sosial yang harapannya dapat membantu siswa dalam mengenali gambaran kepribadiannya dan memaksimalkan potensi yang terkandung di dalamnya untuk menghindari emosi negatif. Hasil kepribadian Big Five Personality yang telah siswa isi di pertemuan sebelumnya pun dibagikan kepada siswa dengan template yang dibuat menarik dan sederhana sehingga siswa dapat memahaminya.
Dari hasil tes tersebut, diketahui pula bahwa sebanyak 21 dari 26 siswa menunjukkan hasil yang rendah pada dimensi emotional stability, yaitu sebesar 65,4%, Dimensi ini berhubungan dengan stabilitas emosi yang dimiliki oleh individu sehingga kerentanan mereka lebih tinggi dalam merasakan emosi negatif. Hal ini kemudian mengkonfirmasi hasil survei yang menyatakan bahwa siswa SMA Negeri 1 Surakarta merasakan adanya emosi negatif seperti stress dan sedih ketika menggunakan media sosial.
Selain itu, pertemuan ini juga mencakup penjelasan mengenai journaling dan pembagian buku journaling untuk diisi.
“Temen-temen siswa kelihatan seneng begitu kita bagikan hasil tes kepribadian. Ketika kami menjelaskan materi kepribadian sesuai dengan hasil mereka, mereka langsung mengkonfirmasi trait mereka sendiri. ‘Oh iya ini aku’ atau menunjuk-nunjuk temannya.” ucap Safa.
Ditambahkan oleh Alika selaku pemandu sesi journaling, “Ketika buku journaling dibagikan, mereka terlihat antusias dan puas dengan desain juga isi dari buku. Mulai dari langsung membuka buku dan melihat hingga halaman terakhir, hingga ada yang langsung mengisi bagian identitas.”
Pertemuan selanjutnya pada tanggal 16 Oktober 2024 adalah melanjutkan sesi psikoedukasi yang dalam kesempatan tersebut dijelaskan terkait journaling lebih mendalam. Pertemuan ini juga dilakukan pemantauan pengisian journaling. Pemantauan journaling ini juga berlanjut hingga pertemuan terakhir pada tanggal 23 Oktober 2024. Pertemuan terakhir ini menyediakan wadah bagi siswa untuk melakukan sharing session terkait kegiatan journaling yang telah mereka lakukan.
“Siswa mengaku mendapat banyak manfaat, seperti mengenali emosi mereka lebih dalam dan jadi punya alternatif kegiatan di luar main sosmed,” ujar Widya. Sebagai penutup, siswa mengisi posttest evaluatif dan diberi rewards oleh kelompok mahasiswa KKN. Poster juga dibagikan sebagai kesimpulan kegiatan dan menyampaikan pesan kepada siswa untuk lebih mengenali diri sendiri dan emosi yang mereka rasakan.
Siswa SMA Negeri 1 Surakarta mengaku terbantu dengan adanya psikoedukasi dan journaling yang dikenalkan oleh kelompok mahasiswa KKN ini.
Mereka menyatakan bahwa terdapat perubahan yang dirasakan sebelum dan sesudah mengikuti program KKN seperti memiliki empati terhadap emosi diri sendiri dan orang lain, menyadari tipe kepribadian diri sendiri lebih dalam, sedikit demi sedikit lebih memperhatikan perilaku di media sosial, dan lebih dapat mengungkapkan perasaan diri sendiri sebab adanya buku journaling.
Sehingga, psikoedukasi dan journaling yang dilakukan efektif dalam mengurangi permasalahan yang dialami oleh siswa terkait emosi serta tipe kepribadian dalam bermedia sosial, serta membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam mengenali emosi, dan melakukan perubahan atau tindakan yang positif di media sosial.
Referensi:
APA PsycNet. (2024). Apa.org. https://psycnet.apa.org/record/2013-41351-013
Hasanah, Y.A., & Pratiwi, T.I. (2020). Penerapan Konseling Kelompok Teknik Journaling Untuk Meningkatkan Pengelolaan Emosi Pada Peserta Didik Di SMA Negeri 11 Surabaya. Jurnal BK Unesa, 11(3), 337-346.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI