Mohon tunggu...
Astri Nova
Astri Nova Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

John Broadus Watson Sang Tokoh Behaviorisme

2 September 2016   19:25 Diperbarui: 2 September 2016   19:32 1844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

John Broadus  Watson lahir pada tanggal 9 Januari 1878 di Greenville lalu wafat di New York pada tanggal 25 September 1958. Watson merupakan anak keempat dari enam bersaudara dari pasangan Picken Watson dan Emma. Malas, nakal dan suka berkelahi telah melekat pada diri Watson sejak kecil. Pengalamannya semakin lengkap dengan pernah ditangkap dua kali oleh polisi karena kenakalannya. Keluarganya kurang harmonis, Ayahnya pergi meninggalkan keluarganya dan tidak ada lagi semangat Watson untuk bersekolah. Seringkali dia berkelahi dan membuat masalah dengan guru bahkan dengan ibunya. 

Sebutan “Teroris Anak”pun menjadi panggilan Watson diantara para gurunya. Seringkali mendapat hukuman ditahan polisi membuat Watson berubah sedikit demi sedikit. Watson mulai tekun belajar dan akhirnya berhasil menjadi mahasiswa di Universitas Furman. Pertama kalinya Watson dikenalkan dengan psikologi adalah pada mata kuliah Introspeksi, Filsafat lalu Behaviorisme.

Semakin pintar, Watson melanjutkan belajarnya ke Universitas Chicago dan bertemu dengan Gordon Moore, orang yang berpengaruh dalam ketertarikan Watson pada dunia akademis khususnya psikologi. Minatnya diperdalam pada psikologi eksperimental dengan minornya filsafat. Namun berbalik pada binatang dan psikologi komparatif karenaIa merasa senang dengan penelitian yang berobjek binatang atau manusia. Ketika itu Ia yakin bahwa perilaku manusia adalah gerakan mekanistik biologis. 

Hingga pada umur 21 Watson berhasil mendapatkan gelar MA dan tehenti karena harus merawat Ibunya yang sedang sakit keras, sehingga Ia menjadi guru privat dan menjadi kepala sekolah di Institut Batesburg. Setelah itu Ia melanjutkan lagi sekolahnya di Universitas yang sama dan meraih gelar Ph.D. dengan disertasinya yang berjudul “Animal Education”. Pada Juni 1905, Watson memiliki seorang anak yang pertama dari pernikahannya dengan gadis di Universitas Chicago, Merry Ickens. Mereka juga melahirkan anak kedua mereka, John, beberapa tahun kemudian. Namun, John membuat keputusan untuk meninggalkan University of Chicago dan melanjutkan karirnya di Johns Hopkins University di Baltimore, Maryland, pada tahun 1908 karena kasus skandal selingkuhnya.

Sementara mengajar psikologi di Universitas Johns Hopkins, dan bertindak sebagai ketua departemen, Watson mendirikan laboratorium sendiri dengan berbagai eksperimen psikologis ke arah perilaku hewan. Pada tahun 1913, ia menerbitkan artikel pertama terkenal, "Psychology as a Behaviorist Views It" dalam Psychological Review  di mana ia menjelaskan keyakinannya bahwa psikologi adalah ilmu tentang perilaku manusia, namun sangat mirip dengan perilaku hewan. 

Prestasi besar keduanya adalah publikasinya “Behavior: An Introduction to Comparative Psychology”. Pada artikel ini, ia menjelaskan keyakinannya pentingnya menggunakan subyek hewan untuk mempelajari refleks diaktifkan oleh faktor keturunan. Selain tulisan yang paling berpengaruh , ia juga menerbitkan lebih dari tiga puluh lima makalah, buku dan laporan. Kemudian pada tahun 1915, ia terpilih sebagai presiden dari American Psychological Association dan dia juga mengedit berbagai jurnal profesional di tahun 1920-an.

Publikasi lain yang penting oleh John Watson “Psychology from the Standpoint of a Behaviorist” pada 1919. John Watson memiliki banyak prestasi sepanjang karirnya sebagai seorang psikolog, salah satu yang paling populer adalah eksperimennya tentang “Little Albert”, seorang anak berusia sebelas bulan yang tinggal di rumah perawatan anak-anak invalid, karena ibu dari si anak bekerja disitu. Albert menyukai tikus putih. Sekarang takut ingin diciptakan. Ketika Albert menyentuh tikus itu, lempengan baja dipukul keras tepat di belakang kepalanya. Albert tersentak, tersungkur menelungkupkan mukanya ke atas kasur. 

Proses ini diulang berulang kali: kali ini Albert tersentak, tersungkur dan mulai bergetar ketakutan. Seminggu kemudian ketika tikus diberikan kepadanya, Albert ragu-ragu dan menarik tangannya ketika hidung tikus itu menyentuhnya. Pada keenam kalinya, tikus diperlihatkan dengan suara keras pukulan baja. Rasa takut Albert bertambah dan ia menangis keras. Akhirnyam kalau tikus itu muncul walaupun tidak ada suara keras, Albert mulai menangis, membalik dan berusaha menjauh. Kelak, bukan saja takut pada tikus, juga kelinci, anjing baju berbulu dan apa saja yang mempunya kelembutan seperti bulu tikus. Albert menjadi patologis. Nasib Albert tidak diketahui dan belum sempat disembuhkan. (Jalaludin Rakhmat, 1985:22).

Penelitian ini terganggu ketika istri Watson  menemukan surat cinta dari murid Watson, Rosalie Rayner. Merry memberi Watson ultimatum untuk mengakhiri perselingkuhannya dengan Rosalie atau dia pergi, dan Watson memilih untuk bercerai dengan Merry dan terus mengunjungi Rosalie. Watson dan Rosalie akhirnya menikah, namun fakultas di Johns Hopkins tidak menyetujui. Watson dipecat dari universitas karena hubungannya, tapi masih terus melakukan penelitian dan menulis, sekaligus berkeluarga dengan Rosalie di New York City. John dan Rosalie kemudian memiliki dua anak.

Setelah pindah ke New York pada tahun 1921, ia mendapatkan minat dalam iklan dan menjadi wakil presiden di J. Walter Thompson biro iklan. Pada tahun 1925 ia menerbitkan Behaviorisme dan kemudian pada tahun 1928 ia menerbitkan Perawatan Psikologis Bayi dan Anak. Selain itu, ia menerbitkan revisi Behaviorisme pada tahun 1930.

Kemudian pada tahun 1935, istri keduanya, Rosalie meninggal pada usia tiga puluh lima. Watson begitu hancur dan ia mulai menyalahgunakan alkohol dan menjadi workaholic. John pensiun dari pekerjaannya bisnisnya pada tahun 1946. Putranya, William bunuh diri pada tahun 1954, dan Watson mengeluarkan kekesalannya dengan membakar semua hasil kerjanya pada tahun 1958, tak lama sebelum kematiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun