Mohon tunggu...
astrijuwita
astrijuwita Mohon Tunggu... Mahasiswa - traveler, praktisi pendidikan, penulis

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." (Pramoedya Ananta Toer)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Alam sebagai Media Bermain Anak

11 April 2022   12:29 Diperbarui: 11 April 2022   13:03 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Alam merupakan bagian yang menyimpan banyak kekayaan dan manfaat bagi manusia sekitarnya. Bagi anak-anak yang harus "melihat dunia dari dekat, alam menjadi sarana yang sangat tepat bagi perkembangan seluruh aspek bagi anak.

Manajemen menghadapi resiko dan tantangan

Dari belajar di alam terbuka, anak akan belajar menghadapi resiko dan tantangan dengan cara mereka sendiri. Misalkan ketika anak diajak untuk berjalan dihutan. Diperjalanan anak-anak melihat bahwa jalan yang mereka lalui terputus oleh sungai dan harus melintasi sungai tersebut dengan batang pohon

. Anak-anak belajar bagaimana dapat menyebrang dengan tenang dan selamat. Anak-anak memiliki cara untuk menyelesaikan menyebrang sungai tersebut. Ada anak yang memilih berjalan dengan tenang menyebrangi batang pohon tersebut,. Ada anak yang memilih menyebrang sambil menduduki batang pohon tersebut. 

Ada anak yang memilih menceburkan diri kedalam sungai sambil memegag batang pohon tersebut. Apakah hal yang dilakukan anak yang memilih menceburkan diri ke sungai adalah salah? Tentu saja tidak. Karena Anak memiliki cara mereka sendiri untuk menghadapi resiko dan tantangan yang mereka hadapi.

 

Bertanggung Jawab dan Bekerja Sama

Anak-anak juga akan belajar bertanggungjawab. Dari misalnya bertanggung jawab atas barang pribadi yang mereka bawa, hingga tanggung jawab sosial ketika mereka diminta menjadi leader dalam kelompok kecil ataupun kelompok besar. 

Bermain dialam membuat anak lebih peka dengan lingkungan sekitar. Karena saat mereka dialam, mereka harus belajar untuk tidak hanya mementingkan dirinya sendiri tetapi juga kelompok mereka. Masih dalam kegiatan berjalan dihutan, saat salah satu anak ditunjuk untuk menjadi leader dikelompoknya, anak harus melihat bahwa tidak boleh ada salah temannya yang tertinggal saat berjalan.

 Jika ada salah satu anak yang tertinggal dalam berjalan, leader harus menghentikan perjalanannya untuk menunggu temannya yang tertinggal. Bekerja sama juga menjadi poin yang sangat besar yang didapat dari bermain di alam.

Meningkatkan Motorik Kasar

Bermain di alam juga memiliki manfaat yang sangat besar bagi perkembangan motorik kasar anak. Motorik kasar merupakan gerakan tubuh yang memakai sebagian otot besar ataupun semua anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kemtatangan diri anak (Decaprio. 2013: 18). Sedangkan menurut Sher (2009: 37) "Gross motor actvities requiring coordinations, such as various types of sport, or even tasks, such as jumping forward." Artinya, motorik kasar ialah suatu aktivitas fisik yang mementingkan koordinasi. (, 2021)Karena kegiatan dialam terbuka, lebih banyak menggunakan fisik anak-anak. Sehingga anak-anak tidak akan mudah bosan.

Kegiatan yang terlihat sederhana yang dilakukan di alam terbuka namun ternyata memiliki manfaat yang luar biasa. Ketika kita mengajak anak bermain di sungai, mendengarkan air yang mengalir disungai tersebut, kegiatan tersebut membuat anak lebih rileks, meningkatkan konsentrasi anak. Para psikolog bahkan menggunakannya sebagai terapi agar tidur lebih nyenyak dan berkualitas. 

Orfeu Buxton, peneliti dari Live Science, menyatakan bahwa suara gemericik air bisa memengaruhi pikiran seseorang agar tetap tenang, nyaman, dan tidak khawatir dengan keadaan. Selain itu, suhu udara di sekitar juga akan terasa mendukung suasana damai tersebut. Selanjutnya ahli biologi kelautan Wallace J Nichols menuturkan bahwa rasa tenang ketika dekat dengan air adalah naluri umum seorang manusia. 

Hal ini mendorong orang-orang untuk membangun lingkungan air di area rumah untuk mendapat ketenangan. Cherry Hadibroto dan Don WS, penulis buku Kolam Hias serta Rahasia Kebun Asri menuturkan, air yang jatuh secara teratur dan terus-menerus mampu mengalihkan fokus pendengaran kita dari bunyi-bunyi tak nyaman.

 Namun, otak berpikir berbeda ketika mendengar suara air yang keras. Suara hujan badai misalnya, cenderung menghadirkan ketakutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun