Bekasi, Sabtu (18/09/2021) - Fenomena perubahan lingkungan pada akhir-akhir ini menjadi suatu kejadian yang menyentak pemikiran kita. Beberapa kejadian musibah yang diakibatkan menurunnya kualitas lingkungan menyebabkan kita berpikir kebelakang dan menghubungkan kejadian  tersebut dengan proses pendidikan selama ini. Â
Permasalahan polusi udara di kota besar dikarenakan banyaknya  penggunaan kendaraan bermotor, sikap penduduk yang masih membuang sampah  sembarangan dan masih banyak penyimpangan perilaku yang dapat menurunkan kualitas  lingkungan.
Berkaitan dengan pengembangan model pendidikan lingkungan, guru juga memiliki andil dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan sekolah berbasis lingkungan.Â
Tema sekolah berbasis lingkungan menjadi trend baru dalam kegiatan pengelolaan lembaga-lembaga pendidikan di berbagai wilayah Indonesia, dengan mengangkat kepedulian siswa terhadap kebersihan, keindahan, dan upaya-upaya pemeliharaan lingkungan hidup, baik di dalam maupun di sekitar sekolah.Â
Usaha mengembangkan kepedulian tersebut tidak lain karena dewasa ini keperdulian masyarakat terhadap lingkungan fisik di sekitar kita sangat rendah. Dengan demikian akan berpengaruh pula terhadap kondisi lingkungan baik secara fisik maupun sosial budaya.
Kehadiran Dosen UNJ beserta Tim membawa semangat kepada sekolah untuk mengaktifkan kembali Bank Sampah Sekolah yang pernah ada sebagai upaya menjaga kondisi lingkungan sekolah.Â
Kondisi lingkungan sekolah memerlukan perhatian dari warga masyarakat, pimpinan sekolah, guru, tenaga administrasi, dan siswa. Lingkungan sekolah harus menjadi tempat yang nyaman untuk kegiatan pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Mitra kegiatan pada pengabdian ini yaitu SMP Negeri 9 dan 21 Kota Bekasi.
Melihat beberapa permasalahan mitra yang dapat diinventarisir setelah dilakukan pertemuan pendahuluan dan disepakati oleh Mitra antara lain:
- Adanya stigma bahwa pengelolaan lingkungan semata-mata atas otoritas Kepala Sekolah.
- Adanya pemahaman yang berorientasi bahwa program K3 hanya milik pengurus OSIS dan guru tertentu.
- Â Pemahaman guru tentang pengelolaan lingkungan terkungkung oleh pemikiran seakan harus dilakukan oleh sekolah Adiwiyata.
- Belum adanya struktur kepengurusan ekstrakulikuler lingkungan di sekolah.
Sebagai perwujudan dari kegiatan pengabdian maka pada tanggal 18 September 2021 tim pengabdian bersama dengan mitra melakukan simulasi pengolahan sampah berdasarkan jenis dan contohnya kepada pengurus ekstrakulikuler bank sampah dari SMP Negeri 9 dan SMP Negeri 21 Bekasi yang bertempat di Bank Sampah Mutiara Kota Bekasi.
Pengelola bank sampah meminta kelompok siswa dari SMP Negeri 9 dan SMP Negeri 21 menunjukan kemampuannya dalam memilah jenis-jenis sampah beserta contohnya.
Kelompok siswa SMP Negeri 21 Kota Bekasi juga mendapat giliran untuk menunjukan pengetahuannya dalam memilah atau mengelompokan sampah sesuai jenisnya. Seperti pada gambar di bawah ini:
Pada kesempatan terakhir, mahasiswa melakukan simulasi pemilahan sampah dengan menunjukan jenis-jenis sampah beserta contohnya sekaligus memasukannya ke dalam karung secara terpisah sesuai jenisnya. Seperti pada gambar di bawah ini:
Kegiatan diakhiri dengan foto bersama seluruh pengurus Bank Sampah Mutiara dan kelompok SMP Negeri 9 dan 21 Kota Bekasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H