Berkeliling dari satu tempat ke tempat lain selalu menjadi kegiatan rutin saya setiap tahunnya. Bila beruntung, saya bisa mengunjungi lebih dari 5 tempat wisata dalam satu tahun (maklum, namanya juga pegawai, tidak bisa memiliki waktu yang bebas). Saya termasuk wisatawan yang hemat dana, atau bahasa kerennya “Backpacker”
Sebagai seorang backpacker, maka browsing internet menjadi hal wajib buat saya. Kegiatan browsing ini memerlukan waktu dan konsentrasi tersendiri buat saya. Kenapa? Ya, karena saya harus membaca lebih dari 3 blog. Karena tidak semua backpacker atau traveler mau berbaik hati menuliskan semua proses perjalanannya secara lengkap. Contohnya, transportasi ke tempat tujuan, daftar hotel/motel/guest house, dan lainnya.
Kenapa tidak mengunjungi website kabupaten/kota setempat? Oh sudah. Namun harus jujur, tidak semua website kabupaten/kota menyediakan informasi pariwisata yang lengkap. Kalau yang tidak mau repot, tentu sudah menggunakan jasa tour & travel. Tak ada salahnya sih menggunakan jasa tour & travel . Tapi buat saya, perjalanan liburan harus dinikmati, baik susah maupun senangnya, apalagi menjelajahi Indonesia yang super keren ini.
Sebagai contoh: kearifan lokal. Ini adalah sesuatu yang jarang kita dapatkan saat liburan menggunakan jasa tour & travel. Ayo jujur, benar atau benar? :D Nyaris tak ada interaksi antara kita dengan masyarakat di lokasi wisata. Interaksi kita hanya terbatas antara kita dan tour guide-nya saja. Atau saat kita tawar menawar dalam proses transaksi jual beli oleh-oleh.
Berbeda cerita kalau kita menikmati perjalanan menggunakan transportasi umum. Kita bisa berkenalan dengan masyarakat di Bis, kereta, atau angkutan umum. Bertanya kepada masyarakat sekitar arah lokasi wisata. Dan tentunya, ngobrol dengan masyarakat sekitar tentang lokasi wisata tersebut. Hasilnya? Informasi yang kita dapatkan lebih lengkap, lebih real, dan kita bisa mengetahui karakter warga di sekitar lokasi wisata. Heii…. Wawasan kita bertambah loh :)
Karena itulah, para backpacker seperti saya membutuhkan ladang informasi yang komplit. Sayangnya, yang sering terjadi adalah kegiatan browsing yang menyita waktu. Pada dasarnya, semua manusia menginginkan sesuatu yang cepat, mudah, dan praktis bukan?
Maka dari itu, saya sangat bahagia ketika Indonesia memiliki website khusus pariwisata. Segera saja saya klik link-nya Indonesia Travel. Karena saya warga Indonesia, saya pun memilih bahasa Indonesia. Sebelumnya saya sempat mencoba semua bahasa. Dan uniknya, tampilannya berubah. Sepertinya disesuaikan dengan selera pasar. Ini menarik, dalam marketing itulah yang harus dilakukan.
Ini tampilan Indonesia Travel versi bahasa inggris dan bahasa Indonesia.
Ini tampilan versiChina.
Dan, ini tampilan versi Belanda.
Penampilan website menjadi sangat penting buat saya, karena tampilan depan website merepresentasikan bunafit tidaknya informasi yang disampaikan website tersebut. Saya pribadi suka dengan wajah website Indonesia Travel.
Kemudian saya berjalan-jalan dari satu menu ke menu lain. Ketika saya scroll ke bawah, ada satu yang mengganggu, sepele mungkin, tapi menurut saya kenyamanan pengunjung website tetap harus diprioritaskan. Yaitu logo Wonderful Indonesia di sebelah kiri website. Coba saja sendiri, logonya menutupi sebagian informasi, sehingga saya harus bolak-balik scroll ke atas dan ke bawah untuk membaca informasi.
[caption id="attachment_315999" align="alignleft" width="614" caption="Candi diantara Tempat Ibadah dan tema wisata lainnya"]
Kemudian, saya mencoba menu Aktifitas. Karena saya suka bangunan bersejarah dan Kota Tua, saya klik Bangunan Bersejarah. Saya agak bingung pengkategoriannya. Menurut saya, lebih baik bila ada pengkategorian yang jelas. Misalnya, berdasarkan Kota/Propinsi. Atau berdasarkan tema wisata, seperti Museum, Candi, dan lainnya. Memang ada tema yang sudah berkumpul menjadi satu, seperti Candi. Tapi ketika saya membuka halaman selanjutnya, saya kembali menemukan candi diantara Istana dan Tempat Ibadah. Lokasi wisatanya pun acak. Jadi lebih baik dikategorikan berdasarkan kota/propinsi atau berdasarkan tema wisata: Candi, Istana, Tempat Ibadah, dan lain-lain. Percayalah, ini lebih memudahkan kami dalam mencari informasi.
Saya menemukan beberapa foto berkualitas rendah, sungguh disayangkan. Percaya atau tidak, foto berkualitas rendah membuat saya kecewa dan membuat tangan sayabergerak, mengalihkan cursor ke menu lainnya. Dengan kata lain, saya merasa kurang nyaman dengan suguhan website ini.Karena website ini merupakan website pariwisata yang berperan sebagai “penjual” potensi wisata kita, sebaiknya gunakanlah foto beresolusi tinggi dan angle yang mengundang decak kagum sekaligus rasa penasaran. Ini berlaku juga untuk foto-foto yang ada di menu Jelajah Indonesia. Jangan ragu menggunakan banyak foto, karena fotolah sebenarnya sarana penjual yang utama. Ingat kata pepatah, sebuah foto bisa mewakili seribu kata. Foto harus bercerita dan menjadi penguat dari narasi atau artikel.
Setelah puas menyusuri halaman demi halaman di menu Bangunan Bersejarah, saya bergerak menuju menu lainnya. Kali ini harapan saya adalah menemukan kalender event. Setelah mencari dari satu menu ke menu lain, saya merasa kecewa. Saya hanya menemukan acara-acara besar saja di menu Acara. Padahal acara wisata yang unik menjadi daya tarik yang luar biasa.
Saya pergi ke Jember hanya untuk menyaksikan serunya Jember Fashion Carnival. Saya yang kurang suka gunung, pasti antusias ke Gunung Bromo hanya untuk menikmati Upacara Kasodo yang terkenal itu. Setahu saya, ada banyak sekali festival dan acara adat di Indonesia. Jadi sayang bila ini tidak termasuk dalam informasi yang disuguhkan website sebesar Indonesia Travel.
[caption id="attachment_316000" align="alignleft" width="614" caption="Menu Keunikan Indonesia"]
Terakhir, saya iseng ke menu Informasi Wisata, dan memilih sub menu Keunikan Indonesia.Ada banyak keunikan yang dinarasikan dalam artikel, tapi sayang fotonya hanya satu. Mungkin lebih baik dibuat slide foto lengkap dengan narasinya, konsepnya sih seperti album foto. Toh, informasi yang disampaikan dalam artikel berupa potongan-potongan yang tidak terlalu panjang. Ingat, dalam dunia pariwisata, foto adalah aset utama yang menentukan keputusan seseorang untuk berkunjung atau tidak berkunjung.
Selain dari itu, menurut saya yang sudah sering browsing tempat-tempat wisata, informasi yang diberikan sudah cukup memuaskan. Lebih memuaskan kalau ada info tiket, lebih “ciamik” kalau kata orang Surabaya. Selamat berbenah Travel Indonesia, saya dan semua pecinta wisata pasti bangga dengan kehadiranmu di dunia maya yang kaya informasi ini.
#indonesiatravel
#kemenparekraf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H