Mohon tunggu...
Astrid Prameswari R.
Astrid Prameswari R. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Komunikasi Interpersonal Antara Guru Dengan Murid Di SMPN 17 Surabaya Dalam Mata Pelajaran Seni Dan Budaya

17 Januari 2025   00:00 Diperbarui: 16 Januari 2025   23:34 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah kegiatan ice breaking di kelas 

 

Mahasiswa Ilmu Komunikasi dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang menjalani Program Surabaya Mengajar (PSM) Angkatan lima, Menunjukkan dedikasi terhadap metode pembelajaran seni budaya di SMPN 17 Surabaya. Komunikasi interpersonal antara guru dan murid merupakan elemen penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Dalam konteks Program Belajar Asik (PBA) di SMPN 17 Surabaya, terlihat jelas bahwa pendekatan yang mengedepankan interaksi dan keterlibatan emosional siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan kreativitas mereka.

Dalam proses belajar mengajar, komunikasi interpersonal juga dapat digunakan untuk mendalami karakter masing-masing siswa. Hal ini dapat mempermudah proses transfer informasi antar semua siswa dikelas, sehingga guru dapat lebih mudah untuk memahami dan mendalami karakter siswa mereka untuk kemudian membantu dalam mengembangkan potensi siswa dan mengarahkan ke arah yang lebih baik.

Komunikasi interpersonal tidak hanya terjadi antara guru dan siswa saja, tetapi juga antara siswa dan siswa lainnya. Dengan adanya komunikasi interpersonal antara siswa dengan siswa lainnya akan dapat lebih mengenal dan mengetahui satu sama lain, sehingga dengan terciptanya komunikasi interpersonal yang baik akan menciptakan interaksi yang baik, dan dapat membantu siswa-siswi dalam proses pembelajaran dikelas, seperti kerja kelompok atau presentasi dikelas.

Permasalahan yang sering terjadi pada metode pembelajaran saat ini cenderung hanya menggunakan ceramah, diskusi dan tanya jawab, dan jarang sekali menggunakan teknik ice breaking. Masalah yang sering muncul karena kurangnya konsentrasi siswa adalah bosan, kurangnya fokus, jenuh dan lain sebagainya. Selain itu kurangnya suasana kegembiraan atau kesenangan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, pentingnya bagi guru untuk memperhatikan strategi dalam proses belajar mengajar guna menciptakan suasana kelas yang lebih menyenangkan.

Setelah kegiatan ice breaking di kelas 
Setelah kegiatan ice breaking di kelas 

Penggunaan metode ice breaking dan permainan dalam proses pembelajaran tidak hanya membuat suasana kelas lebih dinamis, tetapi juga membantu siswa merasa lebih nyaman untuk berpartisipasi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa suasana kelas yang positif dapat mendorong siswa untuk lebih aktif berinteraksi dan berani mengemukakan pendapat. Dengan demikian, komunikasi yang baik antara guru dan murid sangat berkontribusi terhadap keberhasilan pembelajaran.

Namun, tantangan seperti keterbatasan waktu dan perbedaan karakter siswa perlu diatasi. Oleh karena itu, pelatihan bagi guru mengenai teknik komunikasi interpersonal yang efektif sangat penting. Dengan peningkatan keterampilan komunikasi, guru dapat lebih baik dalam membangun hubungan yang erat dengan siswa, yang pada gilirannya akan meningkatkan minat dan motivasi belajar mereka.

Strategi ice breaking yang dapat dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran diantaranya :

  • Menggunakan yel-yel, pada saat pembelajaran akan mulai guru dapat menyuruh siswa untuk membuat yel-yel agar pada saat pembelajaran akan mulai siswa merasa senang.
  • Pada pertengahan pembelajaran saat siswa merasa bosan guru dapat menggunakan ice breaking sambung kata, pemainan ini diperlukan kerjasama antar individu, jadi masing-masing siswa harus mengucapkan satu kata dengan cepat dan dilakukan secara berurutan.
  • Lalu pada saat pembelajaran akan selesai guru dapat menutup pembelajaran dengan menggunakan ice breaking tebak gaya. Permainan ini dapat dilakukan secara kelompok. Guru dapat mengarahkan siswanya untuk membuat beberapa kelompok, lalu pada saat permainan dimulai, guru dapat memberikan pesan berupa gambar, selanjutnya siswa tersebut dapat membuat gerakan sesuai dengan gambar yang diberikan oleh guru. Kelompok yang paling banyak menebak gambar dengan benar, maka kelompok tersebut yang menang.

Berdasarkan hasil dari program tersebut, secara keseluruhan, Program Belajar Asik di SMPN 17 Surabaya menunjukkan bahwa kolaborasi antara mahasiswa, guru, dan siswa dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik. Dengan adanya penggunaan ice breaking pada saat pembelajaran dapat mempengaruhi suasana emosional siswa, hal ini dapat menciptakan suasana kelas menjadi lebih menyenangkan. Selain itu hal ini juga dapat membuat siswa dan guru dapat menjadi lebih akrab, dan tidak bosan terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dan dengan adanya dukungan dari semua pihak dan evaluasi rutin terhadap program ini akan menjadi kunci keberhasilan untuk memastikan bahwa komunikasi interpersonal terus ditingkatkan, sehingga pendidikan di era modern ini dapat lebih relevan dan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun