Limbah dari penggunaan bahan radioaktif, fasilitas diagnostik atau terapi kanker.
Pembuangan limbah medis secara sembarangan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan. Bahaya utama yang dapat ditimbulkan yaitu risiko infeksi dari mikroorganisme yang terkandung dalam limbah, salah satunya adalah bahan kimia. Hepatitis B, Hepatitis C bahkan HIV/AIDS dapat menjadi ancaman yang paling serius apabila terkena limbah medis lainnya. Kontaminasi lingkungan oleh limbah medis dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air, yang dapat membahayakan ekosistem, kesehatan masyarakat, dan lingkungan sekitar. Menurut jurnal yang ditulis oleh Nikmah, M, dkk. (2024) pengaruh limbah medis terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti :
- Gangguan terhadap kesehatan manusia, dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam berat seperti Hg, Pb dan Cd yang bersal dari bagian kedokteran gigi.
- Gangguan genetic dan reproduksi.
- Pengelolaan sampah rumah sakit yang kurang baik akan menjadi tempat yang baik bagi vector penyakit seperti lalat dan tikus.
- Insiden penyakit demam berdarah dengue dapat meningkat dikarenakan vektor penyakit hidup dan berkembangbiak dalam sampah kaleng bekas atau genangan air.
- Apabila terjadi pembakaran sampah rumah sakit yang tidak saniter asapnya akan mengganggu pernafasan, penglihatan dan penurunan kualitas udara.
Sayangnya, tingkat kesadaran masyarakat akan hal tersebut masih tergolong rendah. Banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana cara membuang limbah medis yang baik dan benar, sehingga limbah tersebut sering kali tercampur dengan limbah rumah tangga. Di Indonesia pengelolaan limbah medis terutama di daerah-daerah terpencil belum maksimal. Banyak fasilitas kesehatan, seperti puskesmas atau klinik kecil, tidak memiliki sistem pengelolaan limbah yang memadai. Limbah sering kali dibuang di tempat terbuka, dibakar sembarangan, atau bahkan dibuang ke sungai. Beberapa kasus pembuangan limbah medis sembarang ditemukan di Indonesia. Kasus sampah medis terdiri dari alat suntik bekas, sarung tangan, dan popok ditemukan warga dibuang asal-asalan di jalan tembusan yang menghubungkan Jalan simpang Mega Mendung dan Jalan Raya Tidar, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Kasus lainnya adanya temuan warga Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara terkait limbah medis kategori Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) diarea persawahan. Hal serupa juga terjadi, tepatnya pada 6 Oktober 2024, limbah medis juga ditemukan di aliran Kali Kutuk Malang Raya atau hulu Sungai Metro, Kelurahan Sukun, Kecamatan Sukun. Limbah medis di Jalan Setapak berupa jarum suntik bekas pakai yang masih terlihat bercak darahnya.
Masalah limbah medis tidak hanya tanggung jawab fasilitas kesehatan atau pemerintah, tetapi juga masyarakat. Setiap kita perlu menyadari bahwa pengelolaan limbah medis adalah bagian dari upaya melindungi lingkungan dan kesehatan bersama. Masyarakat harus dididik tentang cara membuang limbah medis dengan benar. Misalnya, masker sekali pakai sebaiknya dirobek dan dimasukkan ke dalam kantong tertutup sebelum dibuang, untuk mencegah penyebaran penyakit atau adanya penyalahgunaan diolah kembali. Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan tempat pembuangan khusus untuk limbah medis yang mudah diakses oleh masyarakat. Pemerintah dan institusi kesehatan juga harus memperkuat infrastruktur dan regulasi terkait pengelolaan limbah medis. Investasi dalam teknologi pengolahan limbah yang ramah lingkungan, seperti insinerator modern atau sistem pengelolaan berbasis bioteknologi, sangat diperlukan. Selain itu, pengawasan yang lebih ketat terhadap fasilitas kesehatan, termasuk klinik kecil dan apotek, harus dilakukan untuk memastikan limbah medis dikelola sesuai standar.
Meskipun terlihat kecil di mata, limbah medis memiliki dampak besar jika kita mengabaikannya. Risiko kesehatan dan kerusakan lingkungan yang dapat terjadi tidak boleh dianggap sepele. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya bersama dari pemerintah, institusi kesehatan, dan masyarakat untuk mengelola limbah medis secara bertanggung jawab. Mengelola limbah medis tidak hanya soal kebersihan, tetapi juga bagian dari upaya melindungi generasi kita selanjutnya. Mari berhenti menganggap limbah medis sebagai masalah kecil. Karena sejatinya, dampaknya bisa jauh lebih besar daripada yang ada dipikiran kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H