.
Kau adalah musim yang tak genap
Dengan kemarau panjang di bulan agustus
Dan hujan yang tak henti pada tanggal 12
.
Kau adalah cerita yang tidak selesai
Dengan kalimat bersambung
Dan huruf yang tumpang tindih
Selesai mengajaku berlari
.
Kau adalah ruang tanpa suara
Dengan aku di dalamnya
Duduk sendiri
Mencintai warna dan warni
Melihat musim milikmu
.
Kau adalah konsonan yang di eja
Dengan dingin yang kurangkul sendiri
Pelukan demi pelukan
Yang tak kau mengerti
Bisik demi bisik
Aku yang lelah
.
Kau tetaplah dirimu
Yang melawan arus sendiri
Dengan detik dan waktu
Yang ku hitung di belakang cerita ini
.
Sedangkan
Dirimu melebihi hujan
Yang deras dan memanggil
Suara
Dan diriku
.
Demi waktu
Dirimu adalah musim
Yang mempersingkat cahaya
Di ruang rindu
dan pilu
.
Apa yang kita miliki di sini, Nak? Coretan misterius? Kode rahasia? Oh, puisi, tidak kurang! Puisi, semuanya!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H