Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pemahaman Saya Hal Berpuasa

31 Maret 2023   12:29 Diperbarui: 31 Maret 2023   12:36 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlebih lagi ketika sifat sosial itu kita buka lebih lagi, maka kita mempunyai sesuatu lagi,yaitu poin-poin:  Pribadi : Lingkungan sesama : Lingkungan luas atau Alam Semesta. Katakan itu aspek, dimensi, atau sekedar sudut pandang. 

Dengan Penganalisaan tersebut diatas akan saya sebutkan hal yang sangat terkait dengan Berpuasa. Pertama dari Nilai yang ada pada dimensi Kepribadian yaitu Empati dan Pengorbanan. 

Kedua dari kenyataan Lingkungan adalah adanya Tantangan dari tradisi dan budaya termasuk dari kenyataan jiwa keimanan dan agama yang hidup dalam masyarakat kita.

Pengorbanan unsur penting dalam kemanusiaan.  Itu mencakup kemampuan untuk menempatkan kepentiingan orang lain diatas kepentingan diri sendiri. Ada kesiapan membantu memberikan waktu, tenaga, atau sumberdaya lain untuk kepentingan orang lain. Itu membantu pengembangan solidaritas dan kebersamaan. Hal itu lebih jauh membantu kita semua mendapatkan kebahagiaan bersama.

Sepemahaman saya disinilah dasar dan awal dari yang kita sebut Puasa. Berpuasa yang terdasar adalah pengorbanan, pengurangan kenikmatan demi untuk kepentingan yang lain, atau untuk kepentingan orang lain.

Pengorbanan adalah penataan fasilitas bukan untuk diri sendiri dan tindakan nyata untuk itu.. Dan itu dipimpin oleh kepedulian dan empati suatu kemampuan yang tersimpan dalam diri orang. Itu suatu potensi dan daya juang dalam pergulatan (demi) kemanusiaan ini.

Dalam kebiasaan pendidikan kepribadian baik disekolah maupun luar sekolah, guru, life coach, ustadt, guru agama, pastur, memacu proses itu dengan menaruh tantangan, adagium, atau hal yang ditargetkan. Seperti, Keberanian, kesuksusan, kebahagiaan, kedamaian, bahkan mungkin bisa disebut Surga diakhir kehidupan ini.

Yang seperti itu dapat saya sebut kegiatan umat katholik di wilayah gerejani Semarang. Puasa Masa Prapaskah seperti sudah bertahun tahun diberi 'label' sebagai kegiatan "Aksi Puasa Pembangunan".  Dengan upaya sosialisasi (katekese) dengan semboyan "Tinggal Dalam Kristus, Hadirkan Damai bagi Sesama dan Alam Ciptaan".  Tinggal dalam Kristus maksudnya Dikuatkan diberkati dijiwai Rahmat Tuhan. Sementara tanpa disebut istilah 'berpuasa' berpantang banyak hal dalam kehidupan demi kedamaian dan kenyamanan lingkungan kebersamaan. Sangat kuat aspek spiritual dan sosial, semoga pelaksanaannya mantap mengarah kesana.

Artikel ini ingin memberi kesaksian bahwa Rahmat Tuhan adalah nyata berupa realita faktual dan selalu diaktualkan di negeri Pancasila ini yang sudah penuh dengan aspek spiritual dalam tradisi dan budaya bangsa. Maka ungkapan saya terposting di Facebook tidaklah mengherankan segera banyak yang setuju.

Beribadah Doa dan Puasa Matiraga adalah Panggilan Tuhan dan Undangan Tradisi Beriman Bangsa. Seperti dalam dunia pergaulan kita 'menyapa Tuhan'pun tidak bisa terjadi tanpa Sang Maha Realita itu menyapa setelah mencipta kita. Dengan sapaan Tuhan kita disupport di Rahmati. Maka sederhananya : Beribadah Berdoa Berpuasa Matiraga itu harus ditata juga lebih manusiawi. Berpuasa adalah menata diri kembali menuju ke Sumber Kehidupan dengan RahmatNya.

Pembaca yang budiman seperti tertera di judul ini "pemahaman saya tentang Berpuasa". Tentu bukan bermaksud menggurui, pasti bukan!. Tetapi ingin menemani seperti teman seiring dalam perjalanan, bolehkan juga saling memandang. Selamat menjalani ibadah puasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun