3. Bahan baca yang Aktual adalah istilah lain dari up to date, atau kejadian yang terkini. Sebuah peristiwa baru bisa menjadi berita kalau kejadiannya masih baru atau hangat. Jika dirasa perlu masih lebih mudah diusut. Buat apa membaca cerita lama kecuali mau meneliti proses dan sejarahnya? Â Karena itu bagi penyaji dalam jurnalistik juga dikenal prinsip aktualitas.
Maka selanjutnya dengan materi bahan yang faktual syukur aktual  itu perlu dijabarkan lagi Relevansi bahan bacaan itu bagi si pembaca/penulis. Dalam konteks ini sebenarnya sama-sama pembaca maupun penulis membutuhkan kecerdasan analitis dan kritis tetapi juga pemikiran yang inspiratif dan kreatif lebih lagi innovatif.  Tetapi mengapa kedua ujung bacaan itu sama membutuhkan kecerdasan dan pemikiran seperti itu.?
Kebutuhan yang sama tersebut berdasarkan pengamatan saya sama ditumpukan pada perkembangan teknologi informatika dewasa ini. Perkembangan itu menciptakan cepatnya arus proses informasi. Hal itu tampak dari kecenderungan baik penulis akan segera menjadi pembaca maupun pembaca yang juga harus kritis analitis itu cenderung untuk segera  berbagi dari masukan yang diterimanyanya.
Fenomena kecepatan arus proses tersebut bisa diamati dalam peristiwa belum terlalu basi viral peradilan Sambo, viralnya fenomena Pamer kekayaan, viralnya pencapresan, terakhir viralnya Patung Maria Diselubung di DIY..Apabila orang kurang cerdas teliti menganalisa dan beropini akan terkecoh oleh arus proses. Amat sayang apabila penulis juga terkecoh oleh opini tanpa melihat menganalisa sendiri peristiwanya. Sebab setiap pihak dapat sepertinya berhak beropini untuk kepentingan sendiri masing-masing, siapapun itu. Bahkan yang berwajib memelihara keselarasan suasana masyarakatpun bisa dinilai sebagai upaya membatasi kebebasan penulis. Â
Maka selain kreativita yang aspiratip didasarkan pada analisa yang cerdas perlu memperhatikan arus informasi yang sedang terjadi. Bila tidak sebaiknya menjadilah pembaca saja yang bisa menikmati bacaan, suka-suka, terhibur, mengasah otak dan belajar menikmati kemanfaatan dari membaca. Pembaca murni yang cukup dengan kesadaran sewajarnya akan terhindar dari problematika pelik ketika berpegang pada kesederhanaan rutinitas. Tetapi bisa jadi yang demikian akan "ketinggalan pesawat", kapan akan maju..
Maka sangat berterima kasih Admin Grup baik di Facebook, atau WhatsApp, apa lagi Kampasiana telah memberikan arahan yang praktis dan mudah untuk dengan aman menikmati bacaan sesuai selera dan minat baca. Silahkan "baca" arahan Kompasiana, dari tata letak penyajian artikel di kolom samping tulisan kita, ada artikel nilai tertinggi, artikel terbaru, dibawahnya artikel utama. Dihargainya penilaian pembaca di kolom teratas, dibawahnya dihargainya Aktualias artikel terbaru, dibawahnya ditempatkannya artikel utama hasil penilaian Admin. Â Selanjutnya pun deretan peluang penilaian tampak arahan Sistematika Kompasiana membuat urutan pertama Aktual, kedua, kemanfaatan faktual, baru berikut kemanfaatan ideal, inspiratif, menarik, termasuk hiburan maupun kejutan dari yang unik dikemudiannya.. Â
Demikian hasil baca saya, apabila itu kurang tepat atau kurang benar, saya sadar tulisan ini hanya untuk tayang di Kompasiana, jadi cara pandang lainpun bisa mudah disampaikan.
Dan secara keseluruhan beberapa butir dibawah ini menjadi catatan pembelajaran papasan artikel ini :
@ Minat dan Selera Baca dapat menjadi kajian sejalan dengan perkembangan teknologi informatika untuk menjadi indikator kemajuan warga.
@ Bahan Baca yang Relevan, Faktual, Aktual perlu menjadi acuan pertimbangan bagi baik pembaca maupun penulis karena cepatnya arus informasi dewasa ini.
@ Relevansi, Fakta dan Aktualitas perlu dihadapi dengan kapasitas kecerdasan yang kritis, sikap kedepan yang inspiratif serta kreatif untuk inovasi adab dan budaya. Â