Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kapan SARA Menjadi Blessing in Disguise di Negeri Ini?

7 Februari 2023   11:58 Diperbarui: 7 Februari 2023   12:13 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seperti halnya : "Organisasi Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama kini menginjak usia 1 abad. Tentu saja, ini bukan perjalanan sebentar. Selama 1 abad NU selalu dan terus berupaya untuk merawat dan membangun peradaban. NU juga bukan saja sekadar kelompok organisasi berbasis keagamaan, melainkan paguyuban bagi masyarakat Indonesia." (Baca di sini).

Seperti halnya keteladanan I.Y.Kasimo, dan Mgr Al.Soegijopranata SJ, yang pahlawan nasional, dan lain-lainya yang tidak disebut satu persatu, tetapi menjadi saksi, implementasi dari nilai nilai kemanusiaan dinegeri ini dari/sejak seabad yang lalu.

Pembaca Yang budiman, Kesadaran akan issue SARA marilah kita hayati dengan cara lebih baru. SARA adalah realita keberagaman itu sendiri yang harus yang harus dilestarikan dalam persaudaraan yang tulus, terbuka tanpa negosiasi sesama saudara . Tak ada Saudara dan Non saudara, yang ada semua saudara yang beda sara. Tetapi lalu bagaimana syaratnys prosesnya , itukah soalnya?

Untuk itu, pemimpin agama-agama bersama pemerintah harus memainkan peran yang moderat dan terbuka untuk nilai-nilai kemanusiaan dan ekologi. Pemimpin agama harus memahami dan memegang teguh nilai-nilai yang universal, yaitu menghormati martabat dan hak-hak setiap individu, mewujudkan keadilan, dan menjamin perlindungan bagi lingkungan hidup.

Pemimpin agama harus memfasilitasi dialog dan kerjasama antar kelompok berbeda, mengajak masyarakat untuk berfikir dan bertindak moderatif dalam perspektif yang lebih luas dan inklusif. Kerjasama ini sangat penting untuk membangun kepercayaan dan rasa kebersamaan dalam masyarakat.

Sementara itu, pemerintah harus memastikan bahwa undang-undang dan kebijakan yang diterapkan tidak diskriminatif dan memperlakukan setiap individu sama di depan hukum. Perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia harus menjadi prioritas utama pemerintah.

Pemimpin agama dan pemerintah harus bekerja sama dalam memajukan pendidikan dan kultur toleransi, serta membentuk jaringan kerjasama antar agama dan antar kelompok untuk mempromosikan kerjasama dan toleransi. Dengan mana sekaligus menjawab problem-problem sosial ekonomi.

Dengan demikian, issues SARA dapat berubah menjadi blessing bagi Indonesia, menjadi sumber kekuatan dan keberagaman yang memperkuat persatuan dan kerjasama antar manusia. Menjadi Blessing, menjadi Berkah. Nilai-nilai universal kemanusiaan dan ekologi harus menjadi pondasi bagi pembangunan masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadaban.

Seorang theolog Tom Jacob, dalam salah satu bukunya menulis : "Disini saya tidak bicara tentang Allah, tetapi Orang yang Mencari Allah." Seperti itu sejak tadi artikel ini maksudnya bukan bicara soal agama tetapi para orang dan pemuka orang beragama agar lebih menjadi orang bersaudara.

Pembaca Yth, terima kasih sudah membaca tulisan ini, tetapi terlebih tolong terima salam hormat saya

Ganjuran Februari 07, 2023. Emmanuel Astokodatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun