Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Aku dan Kaum Muda

3 Februari 2023   08:07 Diperbarui: 3 Februari 2023   08:13 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Ada dua motivasi saya menulis artikel ini. Pertama terkenang dan mengenang masa muda Aku sendiri, itu memberi dorongan untuk tetap semangat di masa Aku lansia ini. Semoga 'Aku' ditulisan ini menjadi 'Aku' pembaca usia lanjut pula. Motivasi kedua tulisan ini saya coba menyiratkan pula pandangan saya tentang "kemudaan usia" yang positip dan negatip yang masih pantas menjadi illustrasi pembanding untuk para pembaca usia muda, dan yang merasa masih tetap muda di zaman ini.

.

Tentang Usia dan Lansia ditegaskan seperti ini: Saya lahir tahun 1941, masuk SMP 1953, masuk PT 1960, mulai bekerja 1964, menikah tahun 1967, mulai lebih mantab 1970, karir politik menanjak 1977-1987, karya pengabdian sosial 1990-2010  bebas tugas 2010 - sekarang.  Tahun 2008 mulai menggunakan komputer, telpgenggam, 2010 menulis di Kompasiana. . Dengan ini saya hanya mau mengatakan bahwa saya sungguh sudah lansia. Dan "Merasa tua tetapi semangat muda" masih mau melihat kedepan."

Semasa kanak-kanak Aku merasa selalu bahagia, ditengah keluarga bahagia sederhana yang saling mencinta. Ayah seorang guru perintis desa sejak 1919, ibu seorang parawat, saudaraku tiga orang guru, dua perawat. Isteriku pun perawat. Dua orang anak lelaki berhasil saya antar hingga dewasa, selesai  S1,2 dan bekerja beristeri dan anak. Keduanya dari remaja sangat perhatian kepada kegiatan organisasi kaum muda..

Aku dari bocah, hingga tua suka berorganisasi dan kegiatan berteman. Aku merasa banyak sahabat dan teman dekat sepanjang umur, dicintai dan mencintai.  

Aku mempunyai WA grup, alumni SMP-SMA, Alumni/mantan pegiat pemuda, Keluarga besar tiga buah organisasi yang masih aktip, dan WAgrup keluarga.

Seorang fesbuker Yasinta Indriati yang dosen psikologi juga hari ini (29/01) menulis diakun fesbuknya "Setiap manusia membutuhkan 'rumah psikologis' yang nyaman untuk ditinggali. Rumah psikologis yang nyaman adalah sikon yang mendukung kesehatan mental kita agar berfungsi dengan baik."

Selanjutnya dikatakan bahwa support system kesehatan mental kita adalah orang-orang yang membantu membangun rumah psikologis itu. Saya merasa sudah mempunyai rumah psikologis yang sangat besar. Yaitu orang orang yang selama ini membesarkan Aku saya termasuk teman dan saudara-saudara di kompasiana, grup WA dan siapa saja yang terhubung dengan teknologi dewasa ini. Rasanya pula rumah itu cukup saya jaga baik-baik, sesuai dengan kebutuhan 'Aku' dan kemampuan, daya tahannya hidup bersama..Syukurlah dan Puji Tuhan.

Disisi lain dalam perjalanan waktu kehidupan ini, 'Aku' bisa melihat fenomena besar yang namanya pertumbuhan, perkembangan dan beda pengalaman. Setiap generasi Aku menyaksikan memiliki cirinya masing-masing dalam cara menghadapi hampir semua dimensi kehidupan ini. Dan Aku sebagai lansia melihat itu diperjalanan usia ini...  

Anak muda di setiap zaman ini sering dihadapkan pada berbagai macam tekanan dan stress dalam kehidupan sehari-hari. Dari dulu hingga sekarang sama adanya, beda tantangan dan sumber ancamannya.  Mulai dari tekanan sekolah,akademi, pekerjaan, hingga masalah pribadi. Semakin ke kini-an tekanan itu semakin berat. Bagi yang mengalami tekanan berat itu seperti bertemu dengan jalan buntu. Orang membutuhkan pembuka jalan, atau batu lontatan guna melompat keseberang penghalang.

Sebenarnya bukan hal stressnya yang lebih diperhatian tetapi sangat penting wawasan bahwa kaum muda itu generasi masa depan kita, keluarga dan bangsa, kini dan jauh kedepan.

Namun begitu, ada beberapa cara sebagai batu loncatan untuk mengurangi stress dan lepas dari jalan buntu, kebuntuan mental,  terlebih menjaga kesehatan mental dan kebiasaan sehat.. Tentu dalam rangka membangun rumah psikologis, dasar ekologi pribadi kita. Dan cara ini saya sudah usaha melaksanakan juga.

1. Olahraga secara rutin meskipun itu hanya gerakan sederhana (senam)

Gerak tubuh membuka jiwa dalam kebuntuan mental, bahkan gerak kerja ringanpun. Apalagi Olahraga secara teratur dapat membantu mengurangi stress dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Olahraga dapat membuat tubuh melepaskan endorphin, yaitu hormon yang dapat meningkatkan mood dan mengurangi rasa sakit.

2. Konsumsi makanan sehat

Makanan yang sehat dapat membantu meningkatkan mood dan mengurangi stress. Terlebih anak muda harus mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin dan mineral, seperti buah-buahan, sayuran, dan protein.

3. Istirahat yang cukup,

Kalau bisa berhentilah kegiatan sebelum sangat lelah. Istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Kita semua harus mengambil waktu untuk beristirahat yang cukup setiap malam, sekitar 8 jam sehari. 

4. Berkomunikasi dan Berbagi dengan orang lain

Bertemu dan bertegur sapa bisa melepas rasa tertekan. Apa lagi berbagi dengan orang lain dapat membantu mengurangi stress dan membuat Anda merasa lebih baik. Sediakan waktu untuk dapat berbagi dengan segenap keluarga, atau teman-teman. Pun bila dianggap perlu dengan  profesional kesehatan mental.

5. Mendengarkan atau Bermain musik

Mendengar musik dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stress. Terlebih Anak muda dapat mendengarkan musik yang menenangkan atau menyenangkan saat merasa stress. Nomor 4 dan 5 ini bisa berlanjut dengan atau pada Rekreasi dan Wisata.

6. Meditasi dan/atau  yoga

Meditasi dan yoga dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stress, bahkan untuk membangun niat-niat baru. Ini dapat dilakukan dengan cara mengambil waktu untuk duduk diam, meresapi perasaan, menenangkan pikiran, hingga menemukan diri sendiri lebih dalam.. Itu menjadi kebiasaan sebelum tidur atau bangun tidur.

7. Beribadah dan/atau berdoa.

Berdoa sering justru menjadi pelarian orang kecewa sedih atau diambang keputus-asaan.  Berdoa batin tidak harus hanya pada saat beribadah berjamaah. Beribadah dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stress. Beribadah sesuai dengan agama yang dianut dapat membantu menenangkan pikiran, sehingga menemukan arti hidup bersyukur dan berharap dalam damai..

Itu adalah beberapa cara dasar anak muda untuk mengurangi stress dalam kehidupan sehari-hari. Bicara positip :  Membangun lingkungan hidup / ekologi pribadi yang sehat, rumah psikologis yang segar.  Ingatlah untuk menjaga kesehatan fisik dan mental dengan cara yang benar. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika memang merasa memerlukannya...

Tetapi ketersediaan waktu orang tua untuk bersama anak-anak adalah cara terbaik dan bijak. Tidak perlu berbicara tentang keteladanan dari ortu, komunikasi rutin dan intensip bersama sekeluarga adalah cara membangun rumah psikologis yang sehat dan selalu terbuka kedepan untuk semua.

Demikian saya menulis, berharap kiranya benar 'Aku' saya menjadi Aku Pembaca lansia, dan gagasan wawasan saya menjadi ilustrasi seraya pesan saran bagi generasi muda masa sekarang. Dan saya sangat berterima kasih atas kunjungan Pembaca yang budiman semuanya disini.

Maka tolong terima salam hormat saya.

Ganjuran, Januari 30, 2023. Emmanuel Astokodatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun