@Berintegritas  pada tindakan setelah ibadat dan atau doa, sebab semua tindakan positip tentu diawali pada Doa dan Peribadatan. Ibadat dalam Damai dan berintegritas
Pembaca yang budiman, mendalami pesan pesan itu saya peroleh, selebihnya harapan kepada semua Pemimpin agama untuk mengarahkan umatnya, dua macam tindakan yang diharapkan. Yaitu (1) tindakan yang dilakukan bersama, dengan atau tidak dengan kordinasi, atau nanti dimasa pemilu, (2) tindakan yang memang harus dilakukan secara pribadi, bisa mulai dari sekarang. Yaitu Doa /peribadatan dalam damai dan berintegritas. Yang secara pribadi/perorangan inilah yang lebih besar manfaatnya. Sebab itu berarti membangun niatan dan motivasi seseorang untuk hidup sosial dalam kebersamaan.
Kita boleh bertanya . seandainya tidak damai itu bagaimana ? Dalam berdoa tidak damai itu bila ada kekuatiran atau ketakutan, dibawah ancaman dari luar atau ada larangan dari yang lebih kuasa. Â Doa dan niatan yang tidak berintegritas itu apabila setelah beribadat dan doa justru tumbuh rasa benci, berontak atau mau berniat melawan tata sosial yang ada. Rasanya itu semua gambaran dari situasi issue SARA dan jauh dari moderasi beragama.
Maka dapat direnungkan Doa/peribadatan dan buahnya yang dikatakan damai, adalah hati yang tenteram, penuh syukur, kegembiraan batin dan meningkatnya rasa sosial atau cinta kasih. Sementara Doa dan ibadat yang berintegritas dalam permenungan ini menjadi rasa semangat berangkat dari Sumber Kebaikan, untuk niatan yang baik, dan benar, antusiasme penuh harapan kedepan dalam sukacita suci menjadi berkat bagi siapa saja dan apa saja.
Pembaca yang bijak hati disini saya mencoba bermenung dalam semangat KPU dan Kemenag, sesuai suara hati saya, semoga mengetuk hati semuanya dan atas responnya saya berucap terima kasih setulus hati pula.
Tolong terima salam hormat saya.
Ganjuran, Januari, 20, 2023, Emmanuel Astokodatu
Bacaan, dan referensi :
(*)Â https://www.kompas.tv/article/368591/forum-pimpinan-antar-agama-deklarasikan-damai-jelang-pemilu