Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menghukum dan Memaafkan

29 November 2022   19:46 Diperbarui: 29 November 2022   19:54 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Ada lima catatan yang bisa lebih menunjang untuk bermurah hati kemaafan untuk dapat melaksanakan rumusan doa "Ampunilah kesahanan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami." dan sikap sehat menghadapi pelbagai permasalahan konflik, silang pendapat dalam bermasyarakat. Catatan ini tidak mengesampingkan bentuk-bentuk upaya hukum melalui pihak Yang berwajib.

Pertama : Bagaimana terjadi Perdamaian setelah terjadi 'kesalahan' yang menimbulkan masalah permusuhan dan atau konflik adalah target pokok..Disana ada tiga pihak yang kemungkinan bisa terlibat. Pihak yang terduga bersalah, Pihak Korban , dan pihak Saksi, termasuk pemirsa/pendengar. . Perdamaian terjadi mulai dengan tidak adanya lagi keraguan tentang peristiwa yang terjadi. Maka bagi pemirsa penting pahami dulu apa sebenarnya permasalahannya. Selanjutnya diproses pemulihan situasi.

Kedua : Mindset terbuka, positip dari para pihak merupakan dukungan perdamaian. Hambatan yang paling umum terjadi mindset tertutup, fanatisme, eksklusivisme, radikalisme.  Sebaliknya sikap bermurah dan berbesar hati, pemaaf, menunjang sekali perdamaian dan banyak menciptakan kondisi damai untuk pemecahan masalah. Memaafkan tidak selalu tidak menghukum. Hukuman tidak selalu dari pemaaf.: Memaafkan tidak berarti kelemahan.

Ketiga : Semua target (seperti pertemuan para pihak,juru pendamai,dsb) terfasilifasi dan terbantu oleh semua yang terlibat, terutama bila ada penderitaan korban.  Restitusi, pemulihan hak, pemulihan kebaikan kemanusiaan harus disepakati dalam perdamaian.

Keempat : Bagaimana bagi kita semua Peristiwa bisa diambil pembelajaran dan bukan untuk keuntungan dan manfaat finansial satu dua pihak.

Kelima : Bagaimana Kerentanan  hilangnya kedamaian dalam bermasyarakat (seperti penyebaran berita tidak benar/hoack,kasak kusuk, issue yang provokatip dsb.) bagi kita dapat diantisipasi. Diantaranya upaya keterbukaan dan tidak ada yang ditutupi.

Dengan kelima sikap ini diharap kedamaian dalam masyarakat apaila menghadapi kesalahan yang terbuka dapat selalu segera dipulihkan. Tidak ada Carut marut dan kebimbangan melainkan kebaikan hati dalam kerukunan.

Terakhir bila ada kesalahan tolong dikoreksi dengan permaafan yang murah hati, dan tolong terima salam damai dari saya.

Ganjuran, November,28, 2022. Emmanuel Astokodatu.

Bacaan dan Referensi.

1. "Cadongku Cadong Kalian Juga" Kumpulan tulisan Warga Binaan Lapas Kelas II/A, Editor AA.Kunto A. Penerbit "Sinergi Yogya Media". Yogyakarta,2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun