Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Merubah Rasa Sadar Rawan Menjadi Program

5 November 2022   16:37 Diperbarui: 5 November 2022   16:46 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hidup sehari hari sangat sering terjadi kerawanan cara berfikir dan mengambil sikap selanjutnya. Perihal tamuku tadi aku terlambat tanggap terhadap kondisi kerawanan yang dia mungkin rasakan dirumahnya. Sampai-sampai dijaman aku juga sudah lemah pikun terpaksa juga hanya bisa berbagi dari keterbatasanku kini. 

Aku sempat sungguh iba lihat dia pulang menjelang malam sendirian naik sepeda motor 20 km dalam kondisi kesehatan tidak sempurna.

Belajar dari pengalaman (misalkan pada kasus tamuku tersebut dimuka) ternyata munculnya perasaan (suka, kecewa) lebih mudah daripada munculnya kesadaran (pada kerawanan, tanggungjawab,). Tetapi menyikapi perasaan kebanyakan lebih sulit dari pada menyikapi kesadaran. 

Sebab ketika kila sudah sadar bener, berat ringannya tindak lanjut lebih pada perkaranya yang sudah jelas, sementara pada perasaan masih saja menjadi masalah perasaan itu sendiri.

Tumbuhnya kesadaran akan kerawanan selain fenomena-dasarnya belum cukup penuh rampung, kesadaran lebih mudah lagi dimunculkan dengan melihat unsur-unsur situasi yang sedang dialami.

Fenomena dasar Kerawanan mempunyai unsur waktu dari hari, tahun hingga musim. Dan unsur tempat, dari cuaca alam hingga domisili dan budaya lokal orangnya.

Fenomena dasar Kerawanan dapat menjadi hal yang terukur volume/ jumlah. Masalah kurang atau lebih hingga intensitas pengaruh, mengajak orang hati-hati menjangga keseimbangan dan harmoni.

Jadi Fenomena dasar Kerawanan mempunyai kwalitas yang dapat menjadi tolok ukur  tindaklanjut. Tetapi Kwalitas peluang perubahan yang disebabkan oleh unsur manusia hidup yang terlibat dalam penilaian ini menjadi hal yang paling susah diantisipasi. Itulah kadang menjadi pokok masalahnya: Kerawanan keputusan,  kerawanan perubahan dari pikiran perasaan sikap manusia.

Don Shula dan Ken Blanchard menghadapi semuanya memilih langkah meletakkan tekanan pada kepemimpinan dari Pelatih. Pelatih harus berpendirian kuat. Pelatih harus terbuka dan intensip mendampingi yang dilatih. Pelatih harus bijak dan waspada terhadap perkembangan perubahan. Pelatih harus konsisten: bahkan perilakunya bisa ditebak Akhirnya juga Pelatih harus menjadi pribadi yang utuh dan ber "ethos kerja". (*)

Sementara dari dua tiga tulisanku sebelum ini hanya mengandalkan kebijakan sehari-hari. Dan kita kita sendiri itulah coach dan pemimpin buat diri sendiri. Kita harus punya kewaspadaan terhadap fenomena Perubahan.

Kita selalu harus mengambil Keputusan /Pilihan, Kita harus mempunyai Prinsip dan Ethos Kerja.(**) Dan disitulah makna "Msengubah Rasa dan Sadar kerawanan menjadi Program. Sehingga apa yang bisa terjadi tidak seperti diharapkan sebelumnya menjadi perilaku kita sendiri yang harus bisa terjadi seperti yang diharapkan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun