Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencintai Perbedaan Basis Memelihara Kerukunan

23 September 2022   17:47 Diperbarui: 23 September 2022   17:55 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dari penulisan buku itu saya juga diteguhkan tentang peran tradisi keluarga, pendidikan dalam keluarga tentang sopan santun dan tatakrama menghormati pihak yang lebih tua menjadi faktor terjadinya sikap damai, dalam keluarga dan antar keluarga dipedesaan..

Kesadaran akan perbedaan itu bisa disikapi secara arif dan bijak dan tentu tidak selalu mudah. Ada rasa iri dan mencela akan adanya perubahan. Di tahun 1960 masih sering ada gejolak dan sentimen yang dibumbui aroma politis. Di tahun 2005 saat Gempa bumi di Ganjuran menjadi pusat pelayanan bantuan kurban gempa, berbau persaingan antar otorita pelayanan kurban bencana alam. Tetapi orang setempat pada umumnya benar dapat menahan diri pada posisi arif dan bijaksana. Semuanya justru sudah terbukti membuahkan percepatan berprestasi kebaikan antar semua pihak dalam damai.

Mencintai Perbedaan Basis Memelihara Kerukunan, kata judul. Mencintai itu tulus memberi dan meminta, untuk menjadi satu. Mencintai perbedaan itu menjadi tidak asing bahkan bergumul dengan pihak yang berbeda dalam suka dan duka. - Basis dimaksudkan dasar, awal dan syarat yang harus dipenuhi untuk perbuatan berikutnya.

H.Abdulkadir Makarim salah satu penulis di buku "Mencintai Perbedaan" (*) justru memberi informasi yang sangat berharga. Kata rukun berasal dari kata bahasa Arab "rukmin" yang mengandung makna : "sesuatu yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu perbuatan"  Sementara "Kerukunan antarumat beragama" di gunakan pertama kali oleh K.H.Ahmad Dahlan  pada Musyawarah Antar Umat Beragama 30 Nopember,th 1967. Dan kata itu kemudian menjadi istilah pada GBHN dan lazim hingga sekarang. Istilah itu Kerukunan Antar Umat Beragama menjadi target awal untuk pelbagai kegiatan prestasi yang sungguh mulia.

Pembaca yang Budiman, saya tutup dengan pertanyaan reflektip saja : Melihat pelbagai kiprah terpapar diatas, dalam pengalaman anda ketika mengalami perbedaan, satu dua perbedaan, lalu terlahir perbuatan atau prestasi apa yang pernah anda dapatkan ? Misalkan dalam keluarga kita.?

Demikian saja yang bisa saja sajikan.

Tolong terima salam hormat saya.

Ganjuran, September, 23, 2022, Emmanuiel Astokodatu.

Bacaan & Referensi

(*) "Mencintai Perbedaan", Renungan Liintas Iman, disunting oleh  P.Dr.Bartolomeus Bolong OCD dan Pdt.Dr. Frederik J.A.Doeka.  Penerbit Bonet Pingkupir, Kupang, 2013

(**) Em.Astokodatu, "Guru Misi Ganjuran", Penerbit Wanajati C.R. Yogyakarta, 2014.

(***)  "Terpanggil Mengemban Berkat", Buku peringatan 90 th Gereja Ganjuran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun