Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Tidak Lupa Bagi Lansia

16 September 2022   18:47 Diperbarui: 16 September 2022   18:51 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Catatan millennia, Buka Google :  Ini bunyi Pancasila, yakni:

Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Persatuan Indonesia.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

Sungguh satu keuntungan bagi saya bahwa saya tidak perlu mengundurkan diri sebagai ketua dprd. Sebab ketika saya menjadi anggota dprd dua periode usia saya baru 36-46 tahun, dan hanya ketua komisi. Dan ketika masih harus berbicara didepan forum umum hingga usia 70 tahun saya masih bisa teringat rumusan Pancasila itu.

Tetapi dalam dekade belakangan saya sering sekali harus membuka catatan/buku tua-tua tentang Pancasila itu. Kata 'Indonesia' di sila ketiga membuati sering  error, apa 'bangsa', apa 'NKRI'. Dan kata 'Kerakyatan' pada Sila keempat sering saya salah ucap salah tulis menjadi Kedaulatan (Rakyat)......

Sudah demikian masih maunya menggunakan semboyan "Belajar untuk Berbagi Berkat sampai Akhir Hayat" .....Belajar apa, sebentar juga dilupakan..? Nama orang tetangga, teman akrab saja salah sebut, wajah seperti didepan mata tetapi namanya dimemori kosong.... dan nama tak bisa keluar mulut.....

Dari bongkar sana bongkar sini saya temukan buku belum "lanjut usia" cetakan pertama dan kedua ditahun 2005. Penulis Hernowo, seorang guru bahasa dan sastra Indonesia dan pelatih belajar-mengajar-Quantum. 

Dalam bukunya berjudul "Menjadi Guru", (*) ditulis di halaman pertama : "Buku simpel dan praktis yang ditulis dalam bahasa obrolan......"  namun isinya menurut saya padat mudah dipahami, sistematis, ilmiah dengan sumber pustaka disebut 20 penulis lebih dari sekitar 26 buku.

Pada kata pengantar disebut sebuat segitiga yang harus dibangun dalam Mengajar dan Memperhatikan Belajar Siswa yaitu (satu) Kegembiraan; (dua) Manfaat; (tiga) Bakat Peran Otak.

Kegembiraan belajar-mengajar meliputi upaya mencapai bangkitnya minat, melalui keterlibatan dalam gerak dan perilaku,menuju realita baru, penemuan makna dan atau nilai suka yang membahagiakan. Bukan semata hura-hura dan kemeriahan tetapi proses pemahaman yang membahagiakan dalam belajar (dan mengajar)kesemuanya.

Tentang Manfaat dibuatkan sebuah akronim "Ambak" dari  Apa Manfaat bagiku. Ambak sangat luas tebarannya. Ambak adalah buah dari Penilaian. Seperti di Kompasiana ada kolom penilaian Bermanfaat. Ambak itu "bagiku" sangat subyektif. Maka juga banyak manfaatnya untuk menumbuhkan minat, motivasi untuk menggugah gairah, semangat bersungguh-sungguh, mencari konteks, membangun emosi positip.

Tentang Bakat dan peran Otak, penulis ini memaparkan cukup luas tentang teori Quantum Learning. Hernowo memberi kutipan pustaka utamanya : Erick Jensen, berjudul Brain Based Learning , The New Science of Teaching and Training. (The Brain Store.2000,ed.revisi) (halaman 61.0pcit). Dan tidak saya paparkan disini tetapi saya memahami pelbagai fungsi/peran tubuh manusia dan dinamikanya semuanya itu dikendalikan oleh bagian demi bagian dari otak. (halaman 62-83,opcit)

Semakin kita memahami masing-masing jenis perilaku jiwa raga manusia dan otak pengendalinya semakin kita bisa memahami betapa bakat kepribadian seseorang itu sungguh suatu hal pribadi dan berbeda-beda. Tetapi juga para ahli seperti Gordon Dryden dan Jeannet Vos serta Pau MacLean memperdalam fungsi koordinasi tiga bagian otak menemukan cara belajar baru. (Halaman 79 0pcit)

Ada adagium Romawi kuno : "Quod Volumus, Libenter Credimus", yang artinya  Apa yang kita Mau, dengan suka/mudah kita terima/percaya.  Sebenarnya adagium itu sebuah kritik.  Hati-hati jangan begitu saja suka-suka percaya hanya karena sesuatu  yang kau mau kau inginkan. Sebuah nasehat moral yang cerdas.

Kalau kita teliti dalam adagium itu ada unsur Suka cita, kemudahan, kegembiraan, (libenter). Ada unsur kemauan penilaian, manfaat,(Ambak) Ada unsur pesan tersamar "hati-hati" gunakan otak dalam mau "percaya".

Ketika saya membaca buku Hernowo sebenarnya otak saya tidak melupakan adagium itu. Ada unsur yang mempertanyakan bagaimana saya belajar Tidak Lupa ? Hernowo menjawab: dengan belajar yang membahagiakan.

Ketika saya bertanya tanya bagaimana saya masih mau belajar dan berbagi sampai hari tua. Hernowo menjawab  A M B A K.(APA MANFAATNYA BAGI AKU)  Sebagai lansia diperlukan sikap kritis  tentang apa yang dimaui, dikehendaki, dipilih yang setiap orang mempunyai kebutuhannya yang alami yang mau dikejarnya.

Fungsi koordinatif atau melihat secara cerdas keseluruhan kehidupan untuk cerdik mencerdiki keterbatasan (termasuk kelupaan) tidak ada hentinya sampai akhir hayat.

Kembali saran moral yang cerdas bagi Lansia pun :  Memento Mori (Ingat Kematian). Hati-hati: Quod Volumus, Libenter Credimus.

Pak Hernowo terima kasih dengan Karyanya yang mengaspirasi saya. Pembaca Yang Budiman. Tak ada saya buat kesimpulan logis dari tulisan ini selain percaya akan kearifan baca dan memperoleh manfaat yang sangat subyektif dan kekinian yang bebas belajar merdeka serta bahagia. Itulah kiranya harapan setiap penulis untuk pembaca.

Tetapi untuk semua tolong terima salam hormat saya.

Ganjuran, September 19 2022. Emmanuel Astokodatu.

Bacaan :

(*) Hernowo, "Menjadi Guru", Penerbit  MLC, Bandung. 2005

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun