Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mudik, Adab dan Santun

24 April 2022   10:48 Diperbarui: 24 April 2022   10:55 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bila Diperhatikan Menambah Bahagia Semua !.

PESAN SINGKAT UNTUK PEMUDIK:

SATU:  PERSIAPKAN ANAK-ANAK UNTUK BERTEMU DENGAN TUA-TUA, SESEPUH KELUARGA BESAR DIKAMPUNG.

DUA: ANAK DIBAWAH USIA 20 TH. DAN BELUM PERNAH BERTEMU DENGAN ANGGOTA KELUARGA DIATAS USIA 70 TH ATAU 60 TH TIDAK MENGGUNAKAN HP, PERLU DISIAPKAN TENTANG KESOPANAN ADAB PEDESAAN.

TIGA: BILA PERLU SEBAIKNYA DIHARI PERTAMA HINGGA KETIGA ANAK-ANAK KOTA JANGAN BOLEH MAIN HP DIDEPAN PARA TUA-TUA DAN SESEPUH. MEREKA INI PEKA TERHADAP KESOPANAN GAYA DULU DAN "RINDU" DIHORMATI ANAK CUCU.

Mengapa pesan singkat?

Sampai hari ini saya baru membaca suatu tulisan tentang persiapan Mudik di Kompasiana terlengkap oleh Kompasianer Indah Destriani Rahayu. Termasuk paparan ramalan data dinamika mudik tahun ini dari survey Kementerian Perhubungan. Dari data 79,4 juta pemudik ada 13 juta pemudik orang kota Jabodetabek. 

Saran untuk hal-hal yang perlu dipersiapkan dipaparkan lengkap menyangkut hal teknis perjalanan dan pelbagai sikap hati hati, juga hal rumah yang ditinggalkan.(  Hal-hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Mudik ke Kampung Halaman Halaman 1 - Kompasiana.com. )

Sementara itu sekarang sudah pula banyak para pemudik yang sudah ditengah perjalanan, kepada mereka saya ingin juga menyampaikan pesan penambah kebahagiaan dan menghindari gangguan kecil mungkin besar untuk kebahagiaan.Dan semoga ada pembaca yang sempat berkomunikasi dengan salah satu pemudik dalam perjalanan menyampaikan pesan singkat ini..

Tetapi saya belum menemukan bahasan tentang akan bertemunya generasi tua dengan generasi muda . Bertemunya generasi pengguna alat kumunikasi baru dengan para tua-tua, sesepuh dan tidak pengguna hp dkk. Pertemuan itu tidak ada masalah, tetapi bisa ada ganjalan yang mengurangi keakraban dan mantabnya silaturahmi.

Hal Adab dan Sopan Santun.

Dari sudut pandang sosial budaya saya baca tulisan Kompasianer Isti Yogiswandani disana berjudul : Tradisi Silaturahmi, Hubungan Horizontal Hablum Minannas dalam Bingkai Muamalah Halaman 1 - Kompasiana.com.   Juga bagus tulisan Dr. Nugroho SBM MSi berjudul  "Mudik Hendaknya Disertai Berbela Rasa di Tempat Tujuan"  (April 23, 2022). Juga bagus tulisan rekan kompasianer Rudy Wiryadi dihari yang sama , berjudul : "Berasal dari Keraton Solo, Sungkeman adalah Wujud Bakti dan Terimakasih kepada Orangtua"

Lalu apakah pertemuan perlu dipersiapkan?

Indah D.Rahayu menulis  disana "Mudik itu mau pamer kesuksesan atau rindu beneran, cuma orang Jakarta yang tahu."  Cuma para pemudik yang berangkutan itu sendiri yang tahu. 

Demikian pula banyak kiranya pemudik yang memang tidak lupa bahwa Silaturahmi itu sudah tradisi, sudah juga di ilhami dan di motivasi oleh agama, menganggap semua pasti dengan sendirinya akan berjalan beres, baik-baik saja.  

Namun dalam kurun waltu lama antar generasi dipisahkan setelah oleh usia masih oleh tempat dan kebiasaan yang berbeda. Dan adab sopan santun itu masalah perasaan bukan ratio atau akal sesehat manapun. Itu membutuhkan kemauan dan kesadaran tambahan. Maka perlu dipersiapkan terlebih informasi selengkap mungkin untuk anak-anak.

Lalu Apa yang harus dikatakan ?

Pertama perlu ditekankan bahwa "Silaturahmi adalah hubungan manusia untuk saling mengenal dan berinteraksi. Silaturahmi tidak membedakan suku, ras, agama, warna kulit dan perbedaan lainnya. 

Manusia perlu saling mengenal, tolong menolong, menghargai, dan saling memberikan manfaat. Silaturahmi merupakan muamalah adabiyah." Yaitu : kegiatan muamalah yang berhubungan dengan kegiatan adab dan akhlak, demikian Isti Yogiswandani (op-cit)

Kedua : Sesuai dengan adab dan kebiasaan tradisi Nusantara sangat dihayati dan dileksanakan dinyatakan "menghormati orang tua" dengan perilaku dan bahasa sopan santun.(Jawa: "unggah-ungguh").  Sementara di kota semakin menggejala perilaku dan bahasa yang egaliter, sama sejajar setaraf saja semua.. Masih lagi Rudy Wiryadi memberi contoh seperti dengan perilaku Sungkeman yang berasal dari Keraton Solo,adalah "Wujud Bakti dan Terimakasih kepada Orangtua". (opcit)

Ketiga : Diharapkan Mudik ini menjadi peluang dan bentuk pewarisan nilai-nilai luhur para leluhur secara nyata.  Suatu perbuatan baru bernilai bila dilakukan dengan tahu dan mau. Dengan kesadaran penuh perbuatan termotivasi dan diberi kekuatan serta kebahagiaan.

Tidak adab bila Pesan Singkat komentarnya terlalu panjang.  Intinya : Mudik, Adab dan Santun. Apabila diperhatikan Menambah Bahagia Semua.

Selamat bersyukur bergembira siap berangkat Mudik memenuhi Panggilan Sanubari penuh iman dan harapan. Tetapi tolong terima permintaan maaf dari dulu hingga sekarang bila ada yang salah-salah, dan terima pula salam hormat saya.

Ganjuran  April, 24, 2022. Emmanuel Astokodatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun