AKU,Akuku, Akumu, dan Aku mereka,-Aku yang sesungguhnya,-Aku yang Seutuhnya harus menjadi diri Aku dalam Diri-nya sendiri. Untuk menyongsong zaman abad kita yang penuh dinamika perubahan dan kejadian baru.
Zaman abad 21 - 22 - 23 dst sudah menuntut manusia manusia baja yang tahan kekerasan sementara otak, hati, jiwa harus tetap lembut manusiawi. Dunia kita tidak bisa lagi dibatasi dengan pergaulan keluarga, domisili, suku, tradisi, bangsa dan agama. Zaman menuntut suatu sikap terbuka tanpa kehilangan kepribadian. Seperti terkutip kata Tsunesaburo, suatu sikap humanitaris yang mengarah pada pandangan global dan cosmis.
Pandangan yang global mensyaratkan peka dan mengerti terhadap kondisi "berubah" yang harus diterima dan disikapi. Pandangan yang cosmis mengajarkan keterkaitan dan keseimbangan untuk tidak kehilangan jati diri dalam kebersamaan yang alamiah.
Maka Berfikir kritis dan lebih akurat menjadi tuntutan berikutnya. Akan tetapi ternyata ada banyak hambatan untuk menjadi diri yang kritis itu. Secara sederhana bisa disebut  hambatan intern pribadi sendiri. Ada beberapa kondisi pribadi yang membuat manusia tidak cermat, tidak teliti mengamati situasi ekstern. Penutup pandangan itu diantaranya: pengutamaan selera, yang pada umumnya temporer; dilupakan oleh amarah, yang biasanya suka meledak; dibutakan oleh nafsu yang umumnya nafsu itu cerdik tetapi buta juga. Pengaruh yang tidak kurang cerdik adalah keinginan berkuasa yang selalu membawa kepentingan serta pelbagai urusan dan trik tersembunyi. Oleh hambatan internal itu Aku menjadi tidak kritis dan melihat dunia tidak kritis tidak akurat.
Hambatan ekstern lebih harus menjadi perhatian karena dunia sekitar kita yang harus dinilai dengan kritis dan akurat. Dunia seperti kupu-kupu yang terbang kesana kemari sesuka hati. Liku-liku dunia yang boleh diperhatikan istimewa : (1) Peristiwa  dan  (2) Wawasan dan Opini. Peristiwa yang bagi kita masa lalu dan masa kini dan masa mendatang, masing-masing boleh dikata menawarkan diri untuk diperhitungkan. Sementara Wawasan sesama dan Opini publik berpotensi memberi warna kepada peristiwa hingga menjadi nuansa yang menyesatkan.
Sikap kritis dengan pandangan yang akurat memberikan rasa percaya diri dan keberanian untuk hidup dalam dunia yang terus bergerak ini. Rasa percaya diri dalam dunia yang dinamis akan memberi temuan tentang makna dan arti kehidupan kita. Dan atas dasar itu kita juga bukan saja berani untuk berubah, tetapi bahkan menjadi sadar akan makna dan arti diri kita di dunia ini.
Dan karena itu kita akan menemukan sikap-sikap baru yang selain sebagai citra baru, juga secara konkrit memperolah focus baru dan efektivitas-lebih dalam kehidupan untuk bisa peroleh prestasi lebih dan baru.
Itu semua : Cara pandang dan Sikap kritis serta akurasi , dilanjutkan rasa percara diri, keberanian untuk berubah; mengubah kebiasaan lama, sambil belajar menambah efektivitas dan prestasi......itu semua tergantung dan dibawah kendali pribadi sendiri. Kendur atau kencang serta ketatnya kendali itu juga akan mengukur tekanan dari pengaruh luar. Demikianlah kita membangun dunia kita
Permenungan menjawab pertanyaan reflektif, puaskah kita mendengar membaca "ramalan" tentang pelbagai tawaran dan harapan masa depan, sampai pada jawaban : Semua tergantung pada diri pribadi sendiri dalam mengelola kepribadian ini, ketika kita juga berhasil memliki sikap kritis dan pandangan yang akurat.
Demikian sedikit upaya menggali makna dan arti akurasi dan akuratnya pandangan dalam sikap kritis dalam kehidupan dewasa ini. Semoga ada sedikit manfaat menemani Pembaca Yth.menelusuri gelombang gagasan di Kompasiana ini.
Tolong terima Salam hormat saya.