Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sadar - Sehat - Semangat

1 Maret 2022   12:46 Diperbarui: 1 Maret 2022   12:55 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Padahal baru saya baca pula Peneliti Paul Frankland dan Blake Richards dari University of Toronto memaparkan bahwa peran sesungguhnya dari memori atau ingatan bukan untuk menampung informasi dari waktu ke waktu. Tetapi tujuan memori adalah untuk mengoptimalkan pengambilan keputusan berdasarkan apa yang penting dan relevan. dalam keputusannya. "Penting bagi otak untuk melupakan detail yang tidak penting dan relevan dan fokus pada hal-hal yang akan membantu membuat keputusan di dunia nyata," kata Richards, (dikutip dari CNN). 

Dalam penelitian itu menjadi sebuah hal yang lucu selain pentingnya melupakan hal yang kurang penting, juga menunjukkan suatu tanda kecerdasan seseorang. Hal itu dibuktikan kehebatannya dalam ambil keputusan yang jitu.

Pembaca Yth, silahkan merefleksi lanjut atas kebenarannya penelitian menyangkut hal kecerdasan itu. Akan tetapi pengalaman saya diatas justru saya terhibur tercerahkan oleh sebuah memori.

Dan dari sekarang pertanyaan saya:  kerja otak yang macam apa yang dibutuhkan untuk "menavigasi dunia kita" untuk mengendalikan perahu dilautan luas kehidupan kita yang tak bisa ingkar melihat perisitiwa mondial dalam pelbagai cuaca ???

Dan dahyatnya pengalaman saya itu akan membuktikan apa saya cukup cerdas bila berpendapat bahwa ada tiga hal yang penting menjawab pertanyaan diatas.

Pertama , Kembalilah dahulu kepada dirimu sendiri. Sadar diri, yang menurut istilah Filosofi Jawa : Mulat Salira,hangrasa wani. Penguasaan diri yang ditunjang oleh pemahaman tentang diri sendiri. Siapa diri ini dihadapan Tuhan dan ditengah lingkungan sesama dan semesta dunia. Disini memang penting adanya keheningan.

Kedua : Peduli lingkungan, Sehat dan sadar kesehatan sesama. Terlahir dari kesadaran terhadap sesama dan lingkungan, kita tidak cukup cerdas bila tidak menerima Prokes dari Pemerintah. Prokes di "undang"kan, di peringatankan bahkan di mimbar khotbah semua agama dan pertemuan kemasyarakatan.

Ketiga : Terbuka dan Semangat, yang berarti sukap positip berdasarkan berfikir positip. Berfikir positip saya renungkan sebagai suatu pandangan dan pilihan mengarah pada yang ter baik, minimal yang paling kurang buruk. Itu menjadi sikap yang selalu positip, berharap, dan mengusahakan selalu yang terbaik.

Untuk ketiga hal harus dilatih, diuji coba dengan berusaha disetiap peristiwa melakukan pendekatan Globally thinking locally act. Tidak menutup mata Melihat peristiwa Global untuk nanti bersikap Mulat Sarisa hangrasa wani berbuat merespon sesuai skala tindak yang dimampukan.

 Pentingnya sikap dasar dalam bertindak  Globally thinking itu kita bisa belajar dari ilmu managemen bisnis dengan istilah Big-data. Sebagai dasar pengambilan keputusan bagi perusahaan agar lebih tepat dan akurat itu didasarkan oleh data. 

Mengetahui tanggapan masyarakat terhadap produk maupun jasa yang ada melalui analisis sentimen. Lalu meningkatkan dan mengelola citra merek di mata pelanggan melalui pengamatan terhadap perilaku pelanggan. Dengan begitu mengetahui tren pasar dan keinginan dari konsumen. (Monique Hoesan)  di Kompasiana.com dengan judul "Pemanfaatan Big Data dalam Meningkatkan Pelayanan Pariwisata". Klik untuk baca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun