Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seksualitas Sebuah Dimensi Kehidupan

17 Desember 2021   15:31 Diperbarui: 17 Desember 2021   15:37 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa mengira, berpikirpun tidak, ketika mau berangkat ada heboh kecil serombongan penumpang mobil travel ramai dengan pemilik rumah makan. Ternyata mereka protes tentang kondisi tangga turun naik yang menjadikan (menurut mereka) pemandangan tidak nyaman dengan terbukanya toilet pria dari tangga.

Saya berpikir Rumah makan itu sudah lama ada, dan sependengaran saya belum pernah diprotes situasi dan kondisi itu. Sampai hari itu tiba-tiba sepasang bapak ibu didukung  teman seperjalanan membuat protes. Konon bapak2 rombongan itu merasa diintip ibu-ibu dan terjadi kasak kusuk diwaktu makan.

Alat kelamin bagian dari kesadaran berfikir tentang seksualitas melintas di pikiran sebuah rombongan wisatawan atau penumpang minibus. Itu menjadi pemikiran saya dari sana hampir sepanjang jalan saya menuju kearah Yogya.

Saya pun teringat ketika saya minta tolong tetangga membersihkan selokan buangan air limbah kamar mandi menuju ke selokan besar disamping rumah. Pak Giman tetangga saya itu diguyur air oleh gadis kos rumah saya yang sedang mandi.  Disangkanya Pak Giman mengintainya yang sedang mandi. 

Saat itu sesudahnya saya minta maaf pada pak Giman, dan memberikan penjelasan pada Siska, remaja itu. Saya katakan tak mungkin itu dilakukan pak Giman, orang sopan itu dan saya ada didekatnya, apalagi kamar mandi rumah saya tak ada jendelanya.

Kondisi lepas busana bagi wanita, sebaiknya juga bagi pria,dimana barangkali diperbuat dalam berseksualitas, menjadi hal yang sangat dijaga sebagai hal yang sangat pribadi, milik privasinya tidak untuk sembarang orang apa lagi umum. Meskipun banyak kejadian sehari hari sebagai bagian kehidupan biasa-biasa..

Privasi, milik pribadi itu bagian alami dari seksualitas. Memang ada penyimpangan seksualitas. Ketika saya masih kanak-kanak berusia 6 tahun pernah seorang teman kakak saya yang anggota tentara tentara girilya tahun 1948 mengajak saya masuk ke asrama mereka.

Tiba-tiba disatu ruang besar dimana saya bersama beberapa tentara yang sedang istirahat terjadi heboh. Seseorang anggota membuka alat kelaminya dimuka semuanya sabil bernyanyi suka-suka. Serentak hampir semua yang hadir merespon dengan pelbagai cara. Ada yang juga dengan tertawa, ada yang setengah marah, ada pula yang sabar mengatakan: Eee disini ada anak kecil !!

Jadi sadarlah saya seksualitas itu perbuatan orang dewasa manusiawi. Dan ternyata ada banyak orang dewasa yang bersikap "sopan" (itu istilah yang saya pahami saat itu), ada yang bersikap suka-suka dan tidak sopan terhadap seksualitas (istilah sekarang itu).

Maka kita-kita ini orang dewasa selayaknya memahami dan mempunyai sikap tentang seksualitas, dari hal perbedaan alat kelamin, pria dan wanita, buka dan tutup privasi, berkaitan dengan cita rasa perilaku seks keseluruhan yang manusiawi, berdasarkan kesadaran dan pertimbangan penghargaan baik secara pribadi maupun sosial atau kebersamaan. 

Penghargaan pribadi adalah tidak lain dari harga diri dan kadar martabatnya. Penghargaan sosial atau kebersamaan adalah sikap sopan santun sesuai peradaban yang ada dilingkungannya. Ideal sekali seksualitas dipandang dengan kerendahan hati, sebagai karunia Tuhan yang harus dipertanggung jawabkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun