Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengapa Mempersulit Diri Sendiri?

5 Juli 2021   10:59 Diperbarui: 5 Juli 2021   11:14 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Sambil 'menulis melepas hasrat' daripada menahan mual, saya ingin meneropong cakrawala kesulitan dam kerumitan sehari hari. Sebab dengan itu saya mau 'lebih 'Balajar' kehidupan ini bukan untuk memberi saran atau pendapat. Maka tulisan ini lebih sekedar menghitung kesulitan dan kerumitannya dengan teropong daripada susah susah membahasnya satu persatu.

Melihat menggunakan teropong, biasanya untuk melihat jauh mengarah pada obyek kecil diantara banyak yang lain.Tetapi dengan cara itu obyek tampak dalam konteksnya. Dan dengan begitu kita memperoleh temuan temuan yang baru yang mungkin mengejutkan.

Arti Cakrawala menurut KBBI  adalah  cak.ra.wa.la, Nomina (kata benda)

(1) lengkung langit; (2) langit (tempat bintang-bintang);(3) peredaran bintang di langit (kerap pula berarti sebagai bintang di langit);(4) kaki langit; tepi langit; batas; pemandangan ; horizon; (5) Kiasan jangkauan pandangan: mahasiswa harus memperluas cakrawala pengetahuan; (6) Kiasan khazanah; kekayaan: dalam acara cakrawala Budaya Nusantara akan ditampilkan kesenian daerah Yogyakarta.(misal)

Saya mau mengambil arti kiasan yang ada makna menjangkau pandangan dalam 'Kepelbagaian sisi kehidupan'. Sebut saja : (a) Bidang politik, (b) Cerita Covid-19; (c)Medsos dan dunia tulis menulis; (d) Relasi Online /FB,SMM,WA.; (e) Keluarga sendiri; (f) , pribadi sendiri orang per orang.

Apa yang idealnya orang bicara dalam dunia politik untuk bonum komune/kepentingan umum, tapi ada orang yang suka jelas jelas berjuang untuk kepentingan sendiri atau kelompok/golongan. Lalu dengan banyak bicara malah panen kritik, dituding cuma bisa omong yang mestinya lebih berprestasi dalam bidangnya. Bisa-bisa akan terjadi adu argumen dijalur medsos.

Apa yang idealnya didunia pergaulan umum dan terbuka bicara pertemanan dan persahabatan, ya ampun curhatnya tentang seks dan perilaku privat. Bahkan tertulis dalam informasi dirinya: 'hubungan rumit'. Ya ampun memang murah hati berbagi nilai rumit dalam pernikahannya atau keluarganya di forum terbuka.

Banyak orang membawa kedepan umum persoalan pribadi yang belum barhasil diselesaikan sendiri dibuka dengan dalih berbagi "permasalahan". Masalah pribadi dibagikan. Ya ampun.apa tidak justru makin membuat kacau pula dalam lingkungan sendiri terdekat.

Realitas yang kita hadapi sebenarnya adalah terjadinya hubungan atau relasi antar kita manusia sosial ini. (kata humornya : 'sok sial'). Hubungan itu ditandai dengan sambung rasa sambung makna, omongan, obrolan, gosipan, kata menterengnya 'komunikasi'.

Dalam komunikasi berrelasi antar manusia terjadi kendala-kendala. Kendala itu mungkin ada pada sarana komunikasinya. Tetapi akhirnya menuju pada hakekatnya yang adalah adanya jarak antara niat dan keinginan orang pertama yang berpesan, dengan target obyek yang tidak pas menerima pesannya, oleh orang ketiga. Jadilah sambung-rasa sambung-makna itu tidak seperti diharapkan.

Apabila komunikasi itu bisa dipangkas akan dikatakan bahwa Niat pemberi pesan belum mencapai target seperti yang diharapkan, diimpikan. Demikian hakekat dari yang dipertanyakan judul. Mengapa banyak orang mempersulit dirinya sendiri, sehingga yang sederhana bisa jadi semakin rumit, ruwet bak benang kusut carut marut tak keahuan ujung dan jalurnya. Maka mari kita jawab pertanyan judul itu.

Ada Tiga "Tidak" yang pada umumnya menjadi sebab kerumitan. Dan ada Satu Rahasia Cara melihat yang bisa menjadi upaya positip. Perlu di tegaskan bahwa sebab dan upaya bisa kaburkan tetapi bila dipahami berdampingan akan memberi lebih kejelasan. Ibaratnya sebab penyakit dan pengobatan itu pasti dan harus saling terkait, untuk kesembuhannya.

Tidak melihat inti permasalahan (1), merupakan gejala yang mudah dilihat orang lain sementara yang menderita kerumitan tidak merasa. Itu pula bersangkutan/penderita kerumitan menjadi bahan pembicaraan, dan dia mereaksi dan semakin merumitkan dirinya dan lingkungannya.

Tidak melihat konteks permasalahannya (2), merupakan gejala yang menutup banyak kemungkinan keluar dari kerumitan. Bahkan konteks yang salah dipahami bisa semakin menyesatkan pandangan terhadap inti permasalahan. Padahal pandangan kita bisa dicerahkan oleh konteks masalah, yang manapun.

Tidak melihat benar diri sendiri sebagai komunikator/ subyek pembicara.(3) Hal itu bisa disebabkan terlalu percaya diri, sehingga mudah tidak percaya pada orang lain. Atau bisa disebabkan : "Belum selesai dengan diri sendiri" Ada ketakutan, kekecewaan, kemarahan yang terpendam. Tetapi berambisi berbicara yang imbasnya menambah keruwetan, kerumitan diri sendiri dan lingkungannya. Semakin luas lingkungannya semakin luas dampak kerumitan pribadi seseorang.

Maka inilah pembelajaran (lesson learn) setelah meneropong pelbagai kerumitan dalam kehidupan sehari hari dan melihat sebabnya. Yaitu Rahasia Cara cerdas dan santai  Melihat Kebenaran dan Kenyataan Sederhana.

Pertama, Tanggalkan Semua Tidak tersebut diatas.Pahami apa yang menjadi sebab kerumitannya. Juga pahami saja dulu sebelum berbuat. Tenangkan hati.

Kedua, selanjutnya ingatlah perilaku pilihan di bulan puasa. Anda bisa melepas melupakan bahkan "memaafkan" banyak hal yang tidak penting demi hal yang lebih penting, lebih utama. Dengan sepenuh hati mengutamakan melaksanakan hal-hal yang menjadi prinsip dalam kehidupan semasa puasa itu.

Ketiga, Belajarlah dari prestasi anda sendiri, atau yang anda sungguh mengalaminya dalam menghadapi kesulitan kerumitan. Jangan heran bahwa anda pernah bisa survive bertahan dan bahkan berprestasi.

Itulah tiga tidak dan pembelajarannya tentang cerdas melihat secara simpel menyederhanakan cara pandang. Ternyata kita bisa melihat sederhana dan serius  tetapi tidak "menggampangkan". Dengan rendah hatipun kita boleh berpositip ria, bersyukur kita bisa mengatasi kesulitan hidup yang pasti selalu ada.

Sahabat Pembaca yang saya hormati. Berbagi dengan suka hati penulis sendiri inipun mempersilahkan pembaca dengan santai merespon bagaimana saja. Tetapi tolong terima Salam hormat saya

Ganjuran, Juli 05,2021  Emmanuel Astokodatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun