Sambil 'menulis melepas hasrat' daripada menahan mual, saya ingin meneropong cakrawala kesulitan dam kerumitan sehari hari. Sebab dengan itu saya mau 'lebih 'Balajar' kehidupan ini bukan untuk memberi saran atau pendapat. Maka tulisan ini lebih sekedar menghitung kesulitan dan kerumitannya dengan teropong daripada susah susah membahasnya satu persatu.
Melihat menggunakan teropong, biasanya untuk melihat jauh mengarah pada obyek kecil diantara banyak yang lain.Tetapi dengan cara itu obyek tampak dalam konteksnya. Dan dengan begitu kita memperoleh temuan temuan yang baru yang mungkin mengejutkan.
Arti Cakrawala menurut KBBI  adalah  cak.ra.wa.la, Nomina (kata benda)
(1) lengkung langit; (2) langit (tempat bintang-bintang);(3) peredaran bintang di langit (kerap pula berarti sebagai bintang di langit);(4) kaki langit; tepi langit; batas; pemandangan ; horizon; (5) Kiasan jangkauan pandangan: mahasiswa harus memperluas cakrawala pengetahuan; (6) Kiasan khazanah; kekayaan: dalam acara cakrawala Budaya Nusantara akan ditampilkan kesenian daerah Yogyakarta.(misal)
Saya mau mengambil arti kiasan yang ada makna menjangkau pandangan dalam 'Kepelbagaian sisi kehidupan'. Sebut saja : (a) Bidang politik, (b) Cerita Covid-19; (c)Medsos dan dunia tulis menulis; (d) Relasi Online /FB,SMM,WA.; (e) Keluarga sendiri; (f) , pribadi sendiri orang per orang.
Apa yang idealnya orang bicara dalam dunia politik untuk bonum komune/kepentingan umum, tapi ada orang yang suka jelas jelas berjuang untuk kepentingan sendiri atau kelompok/golongan. Lalu dengan banyak bicara malah panen kritik, dituding cuma bisa omong yang mestinya lebih berprestasi dalam bidangnya. Bisa-bisa akan terjadi adu argumen dijalur medsos.
Apa yang idealnya didunia pergaulan umum dan terbuka bicara pertemanan dan persahabatan, ya ampun curhatnya tentang seks dan perilaku privat. Bahkan tertulis dalam informasi dirinya: 'hubungan rumit'. Ya ampun memang murah hati berbagi nilai rumit dalam pernikahannya atau keluarganya di forum terbuka.
Banyak orang membawa kedepan umum persoalan pribadi yang belum barhasil diselesaikan sendiri dibuka dengan dalih berbagi "permasalahan". Masalah pribadi dibagikan. Ya ampun.apa tidak justru makin membuat kacau pula dalam lingkungan sendiri terdekat.
Realitas yang kita hadapi sebenarnya adalah terjadinya hubungan atau relasi antar kita manusia sosial ini. (kata humornya : 'sok sial'). Hubungan itu ditandai dengan sambung rasa sambung makna, omongan, obrolan, gosipan, kata menterengnya 'komunikasi'.
Dalam komunikasi berrelasi antar manusia terjadi kendala-kendala. Kendala itu mungkin ada pada sarana komunikasinya. Tetapi akhirnya menuju pada hakekatnya yang adalah adanya jarak antara niat dan keinginan orang pertama yang berpesan, dengan target obyek yang tidak pas menerima pesannya, oleh orang ketiga. Jadilah sambung-rasa sambung-makna itu tidak seperti diharapkan.
Apabila komunikasi itu bisa dipangkas akan dikatakan bahwa Niat pemberi pesan belum mencapai target seperti yang diharapkan, diimpikan. Demikian hakekat dari yang dipertanyakan judul. Mengapa banyak orang mempersulit dirinya sendiri, sehingga yang sederhana bisa jadi semakin rumit, ruwet bak benang kusut carut marut tak keahuan ujung dan jalurnya. Maka mari kita jawab pertanyan judul itu.