Sadar merasakan keharusan bersama melakukan sekurangnya membiarkan terjadi : bersama "mengelola perbedaan". Dalam kondisi hidup keseharian ketika itu yang menghasilkan kerukunan.
Tuhan membiarkan peristiwa gempa dan membuahkan sikap batin manusia rela mengelola perbedaan yang membuahkan kerukunan atau kerukunan yang membuahkan sikap batin mau kelola perbedaan.
Dengan Gempa Tuhan mencintai manusia agar manusia lebih mulia, yaitu optimalisasi diri terus menerus dan itulah sikap spiritual untuk tidak terjadi dekadensi spiritualitas bangsa. Kita harus melaksanakan apa yang Tuhan berikan dan berbagi untuk sasama yaitu Kasih dan Cinta.
Membuat teringat ucapan/tulisan novelis filosof Inggris katanya : "We can only learn to love by loving." Â (Iris Murdoch, 1919-1999) Dari pernyataan ini dan menutup permenungan saya pertanyaannya menjadi : Maukah dan percayakah bahwa kita sampai kapan pun harus bisa belajar dan belajar. ?
Pembaca Yth, tolong terima salam hormatku dan ada salah santun kata mohon dimaafkan.
Ganjuran, Juni 20.2021. Emmanuel Astokodatu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI