Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siasati Keterbatasan Lansia

23 April 2021   11:43 Diperbarui: 23 April 2021   11:55 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini bukan tentang pengalaman masa lalu, bukan tetapi tentang kehidupan masa sekarang ini. Tetapi juga bukan resep,saran,nasehat,melainkan sebuah catatan pribadi penulis yang namanya disebut diatas. Dicatat sebagai upaya dalam mereorganisasi pengalaman sendiri dalam belajar sampai lanjut usia, setelah menghitung 80 th hidup didunia ini.

Sebagai manusia kategori lanjut usia memang merasakan semakin hari semakin menemukan berkurangnya kemampuan dalam bergerak, dalam kecepatan berjalan, bertambahnya kelambatan merespon dan gerak reflek. Apalagi yang disebut kemampuan mendengar, tidak bisu, tetapi tuli iiya. Setiap ada tamu atau orang baru bertemu harus diberi warning agar bicara lebih keras. Walau bagaimanapun itu semua bisa diatasi, tetap saja itulah masalahnya.

Belum lagi rasa pusing  atau kepala terrasa tidak nyaman itu pengalaman sehari hari. Padahal keinginan membaca dan menulis masih ada di dalam sanubarinya. Untung saja sudah lama tidak berpuisi, ini juga bisa jadi bahan berpuisi yang sendu. Atau bahan berfilosofi tentang kehidupan. Semua itu mungkin senada dengan kaum muda yang sekarang bicara tentang "kakehan mikir kapan kerjanya" (terlalu lama bertimbang rasa, kapan kerjanya) atau "kakehan pikiran hampir stress" (terlalu banyak permasalahan yang dipikirannya bisa jadi membuat stress.)  

Overthinking banyak di lontar dipostingan teman-teman.Padahal tentang overthinking itu ada beberapa orang mencatat:. Bahwa banyak orang berfikir tentang problem, permasalahan yang banyak unsurnya belum sungguh terjadi. Dan masalah yang sudah membuat pusing, ternyata tidak terjadi.

Belum sampai overthinking seorang tetangga terlalu banyak kerja didepan layar komputer menjadi buta total. Sementara kepusingan yang lain memberi signal bagi dokter membuat diagnose sakit vertigo bagi penulis. Vertigo itu tampak dengan gejala pusing, mual, muntah, seluruh badan menjadi lemas. Minimal perlu 3 hari untuk memulihkannya.

Dokter menjelaskan dari kerja mata dan berdampak pada otak. Otak kurang oksigen karena terlambat datangnya darah membawa O2. Otak kedua adalah perut. Juga sering ada orang, diarhe karena cemas, grogy, stress ringan. Maka, jelas dokter, upayakan jangan terhambat peredaran darah ke otak lewat senam leher setiap bangun tidur.

Itulah masalah yang beruntun dan susul menyusul. Sebab semua potensi disadari sudah menurun. Ibarat kendaraan onderdeel tua banyak rewel dan kesuluruhannya perlu di perbarui atau disiasati mungkin harus ada bongkar pasang.

Target atau tujuan pemikiran ini adalah agar hidup ini bisa lanjut berjalan seperti ibarat mobil tua itu. Sebab terminalnya belum kita ketahui menunggu Perintah dari Atas. Dalam kendaraan ini kita perlu "HP surgawi" untuk siap menuju ketentuan terminal. HP itu adalah tiga kata kunci dibawah ini :

(satu) Rendah Hati.

Dimasa muda kerendahan hati harus berarti : berani dihandalkan dimana sadar tahu pada kebenaran dan realita.  Dimasa lansia agak berubah resonansinya : lansia harus berani menerima realita dan keterbatasannya. Disinilah dasar dari kedamaian, damai dengan sesama, damai dengan lingkungan, dan terpenting damai dengan diri sendiri. Pantas disayangkan bila sudah lansia belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Ini langkah awal untuk damai bertobat berkiblat pada Sang Pencipta.

Rendah Hati bukan masalah keimanan saja tetapi juga kejiwaan / psokologis yang positif dan terbuka serta mampu memotivasi menggerakkan hayat ini untuk maju kedepan.

(dua) Harmoni.

Hidup adalah gerak, aktivitas dan perubahan. Seperti musik dan lagu harus ada harmoni dan keselarasan. Seperti penari bisa lemah gemulai, bisa gagah dan keras sesuai thema koreograpernya. Tetapi semua menunjuk pada keselarasan dan keseimbangan . Keseimbangan itu seperti seni bersepeda, makin bergerak kedepan makin nyaman.

Filosofi hidup jawa bilang : "ngono ya ngono, ning ojo ngono" (demikian itu boleh tapi jangan begitu....) Keselarasan tidak mengenal yang namanya "terlalu". Terlalu kerja keras, terlalu berat berfikir,terlalu emosional, terlalu malas kurang gerak, terlalu semangat semua mau dikerjakan sendiri.Terlualu banyak atau terlalu kurang tidur.

Untuk sikap itu perlu kerendahan hati dan "tahu diri" melihat dalam keseimbangan dan kenyataan keterbatasan. Tetapi gagasan harmoni itu adalah nilai tersendiri.

(tiga) Rekreasi

Hidup adalah kebahagiaan. Hidup adalah melihat dan menikmati keindahan. Apa si Keindahan itu. Keindahan adalah realita yang ditangkap indera dan dirasa menyenangkan. Indera mata, indera telinga dan indera keberapa pun menangkap realita dan manusia "mengatakan itu indah, menyenangkan". Indera manusia yang menentukan indah bersama realita dengan ukuran kwalitas tertentu, untuk bahagia..Manusia perlu akrab dengan keindahan untuk senang untuk bahagia.

Lansia masih mungkin dan harus mungkin dapat santai, bergembira, bersuka hati dengan prestasi sederhana sehari hari. Berprestasi sederhana itu pengamalan berfikir positip. Dengan kesenangan berprestasi seadanya akan merasa hidup itu indah dan berarti, berguna. Seperti ketika kita berpiknik ke puncak gunung, kita memandang yang indah dilembah jauh disana, sedangkan kita disitu terkagum kagum. Atau ke pantai yang mungkin tenang atau yang mungkin bergelora ombak tinggi disana. Kita menyaksikan di tepian dengan penuh perasaan..

Melihat dengan dan dalam keindahan, menikmati prestasi sederhana, itu rekreasi sepanjang masa. Dan itu tiada henti positip dikembangkan dalam belajar hidup terus menerus di saat sekarang dan kedepan..

Itulah rekreasi yang bukan sekedar suatu acara darmawisata, tetapi berdarmakelana dalam kehidupan dalam kegembiraan selalu.Menciptakan kembali dan kembali gairah kehidupan ini.

Demikian catatan lansia, mungkin kurang manarik tetapi sudah berarti bagi si lansia ini sendiri. Terima kasih sudah membaca, bila ada kurang pas-nya semoga berkenan memandang itu sebagai Keterbatasan yang perlu siasat baru. Tetapi tolong terima salam hormat saya. Dan bagi saudaraku muslimin muslimat selamat berpuasa.

Ganjuran, April 23, 2021. Emmanuel Astokodatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun