Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berburu Cinta

30 November 2020   18:51 Diperbarui: 30 November 2020   18:56 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dari postingan Gendis Pembayun di Facebook Nop.22,yl. saya mendapat pembelajaran berharga. Nama Osho saya buru di Google. Nama lengkap,Chabdra Mohan Jain, bin Saraswati Jain, lahir Desember 11, 1931, meninggal Januari,19, 1990. Dia Pemimpin gerakan keagamaan baru yang kontroversial dan mistik.

Disebut pula dengan nama Osho, nama dewa India yang mistik. Dia sangat karismatik, mengajarkan kekayaan  spiritualitas dunia tidak hanya India. Dia mengajarkan teknik meditasi (tanpa agama). Silahkan berburu by googling Osho Indonesia.

Osho seperti dikutip Gendis tentang Cinta. "Kesalahan mendasar yang engkau bawa dalam dirimu adalah bahwa engkau selalu mencintai seseorang" Padahal "Cinta tidak bergantung pada objeknya, tetapi merupakan radiasi subjektivitasmu - radiasi jiwamu. Dan semakin luas radiasi, semakin besar jiwamu. Semakin lebar sayap cintamu, semakin besar langit keberadaanmu".

Dengan sangat hati hati saya tidak menolak ungkapan itu.Sebab ungkapan itu juga tidak menolak keberadaan sesama dengan kata-kata "semakin lebar sayap cintamu". Tetapi itu meneguhkan saja satu sisi dari keberadaan saya, yang ada didalam.(inner me)

Kesadaran diri saya tetap mempunyai perspektif lain yaitu Kepedulian Sosial sebagai manusia yang tidak mutlak sendirian. Cinta kasih adalah dalam cakupan Kesadaran dan Niatan berkepedulian sosial. Sebab kesadaran diri yang sehat membutuhkan ekspresi dan tindak lanjut untuk berbuat sesuatu yang bernilai bermakna bagi sasama. Itulah kepedulian sosial (baca Cinta kasih) yang lahir dari kesadaran diri yang sehat.

Osho dan Gendis Pembayun meneguhkan kepribadian saya didalam berproses belajar, mereorganisasi pengalaman untuk memotivasi diri maju kedepan. Sementara saya juga bersaksi semua tulisan yang saya sebut diatas dan tulisan saya sendiri masih berbicara tentang cinta yang membutuhkan obyek. Obyek cinta bersambut bersama membentuk dialog relasi cinta.

Permenungan singkat memadu Cinta sebagai vibrasi atau radiasi subyektivitas yang penuh energisitas dengan Cinta sebagai Respon positif yang manis mereaksi obyeknya yang penuh daya tarik.  Maka hiduplah dunia kita ini dalam sinar terang Keimanan kita.

Kata Irish Murdoch (+1999),filosof Inggris : "Belajar tentang Cinta hanya mungkin dengan Bercinta."    Ini yang susah !   Tetapi tolong terima permintaan maaf, dan salam hormatku.

Ganjuran, Nopember 30, 2020. Emmanuel Astokodatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun