Sementara itu Franscisco dari Asisi, nama aslinya Giovanni di Pietro di Bernardine ( 5 juli 1182-4 oktob 1226) Pengikut Sang Anak Manusia tersebut dimuka, memberi cara sederhana dalam bermeditasi. Kalau Innigo masih memberi peran ratio, Francisco lebih pada kepasrahan dalam penghayatan jiwa yang intuitif serta ketulus iklasan rohaninya.
Masa mudanya Giovanni adalah seniman,aspirasi hidupnya penuh dengan kekagumannya kepada Alam Semesta dan Penciptanya. Doa dan spiritnya menghayati Allah bersama Saudara Matahari, Saudari Rembulan, seperti dimadahkan dalam 'Gita Sang Surya' . Kerendahan hatinya mau selalu melayani dan berbagi diri bagi sesama. Kelompok pengikutnya bernama Persaudaraan Saudara-saudara Dina.
Anak manusia dengan huruf kecil sekarang selalu dikukuhkan dengan meditasi rasional merefleksi lagi dan lagi butir-butir niatan, rasa keterpanggilan, dan meditasi mendengar suara hati untuk belajar kuat dan tahan melanjutkan penggalan penggalan hidup ini.
Meditasi, refleksi, selftalk, semunya harus bermuara pada sikap dan perilaku yang dipertanggung jawabkan. Â Sekarang ini zaman menghadapi perubahan. Bagaimana sikap kita terhadap perubahan hingga sedetail-detailnya apakah siap dipertanggung jawabkan.
Ada banyak yang bisa dipertanyakan untuk disikapi, seperti  (1)belanja dalam jaringan (daring),(2) pembayaran digital (digital payment),(3)teleworking atau bekerja dari rumah, (4) pendidikan (tele-education) dan pelatihan jarak jauh (tele-training).(5) pemanfaatan teknologi 5G dan teknologi informasi dan komunikasi. Apa sikap dan bagaimana nantinya dipertanggung jawabkan?.
Ketika seorang pakar ilmiah UGM harus mau diajak bersemboyan di dunia bisnis berkata "Orang pinter minum.....", dia terpaksa terdorong untuk bilang dulu : "Dalam hidupku yang penting itu Niat, dan Pertanggungan jawab". Untuk menirukan itu Anak manusia (dengan huruf kecil) itu bilang : Aku menghayati Niatku,menghidupi Panggilanku, dan Belajar seumur hidup.
Semoga ada manfaat. Â Maafkan kesalahan kata2ku.Tolong terima salam hormatku.
Ganjuran, Juni,13, 2020. Emmanuel Astokodatu.