Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berani Berbeda, Mengapa ?

30 Mei 2020   13:21 Diperbarui: 30 Mei 2020   13:26 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berani Berbeda itu “s i k a p” orang mungkin orang perseorangan atau kelompok orang. Dan tentu harus ada bandingnya, beda dengan siapa, orang lain atau kelompok nya dimana dia tergabung. Mengapa ? Ada banyak jenis sebab musabab orang berani berbeda, seperti ada kecenderungan pribadi/kelompok, ada motivasi, dan ada latarbelakang seribu satu. Semua bisa memberi warna sikap Berani Berbeda.

Mengawali pemaparan Berani Berbeda akan saya ceritakan dulu pengalaman pribadi dan kritik diri saya dalam membaca sebuah berita dan menemukan suatu perbedaan. Karena bukan kantor berita atau wartawan penulis yang saya kritik maka tak akan kusebut sumber berita itu.

Yang saya ceritakan adalah saya sendiri yang membaca berita. Dengan judul “Rame2 Menolak XXX”. Memang suatu ketika saya tertarik karena saya butuh mengerti tentang “penolakan XXX”. Tetapi setelah saya memeriksa lebih teliti dari para selebritis yang dikemukakan sebagai contoh soal, tidak ada kata mereka “menolak XXX”.

Yang ada : mengkritik persiapan, mengkritik kebijakan persiapan, menilai kebijakan persiapan dan menilai kebijakan. Mungkin secara politis itu sudah berarti “menolak XXX” tersebut pada judul. Ada perbedaan antara judul dengan isi menurut saya. Saya melihat / menduga keberanian menampilkan judul agar tampak “megah” untuk beritanya. Atau mungkin ada maksud lain

Dengan isi tulisan, berita, judul, kesan pertama pembaca menjadi kepentingan juru warta ,penulis apa saja bahkan cerpenis sampai beberapa kolumnis. Sebab langkah awal yang berhasil berpengaruh berkelanjutan kedepannya, baik pada penulis yang bersangkutan maupun bagi penikmat karya jasanya itu.

Kalau dikembangkan pengamatan kita , bisa merambah pada profesi presenter, homoris, diatas panggung dan sales/penjual di medan pemasaran. Keberanian berbeda yang mana ? Mereka itu berani berbeda misalnya dalam berpakaian, gaya, nada, cara, isi- berbicara, atau tingkah laku lainnya.

Menyangkut gaya dan isi kerap kali untuk menarik perhatian atau membuat kejutan seorang humoris dkk suka menggunakan kata yang berbau seksualitas.

Sebab pada umumnya orang tak menduga bakal mendengar atau melihat kata, isyarat atau hal-hal yang menjurus ke perilaku seks. Berani berbeda demi kejutan oleh pelaku profesional tertentu. Berani berbeda demi profesi.

Untuk kejutan itu sebagai motivasi untuk berani berbeda memilih berita oleh juru warta akan tertarik kepada berita buruk seperti bencana, kejahatan, perilaku tidak etis dari pejabat. Apalagi dizaman digital ini berita buruk menjadi berita manarik, barita “baik” untuk dijual tanpa mengingat sisi lain.Berani memilih yang Berbeda demi profesinya.

Pada Profesi tertentu kuat pula kecenderungan dan kecerdikan dalam penggunaan siasat dan akal (Jawa : pokil)  Sangat nyata dalam pakaian seragam dan alat-alat perlengkapan.

Upaya ini termasuk demi merk dagang atau brand dan untuk itu sampai ada tersendiri pelatihan personal branding.

Dalam pelatihan pembentukan pribadi/ personal branding, Berani Berbeda adalah skill dasar ataupun awal yang harus dimiliki. Dan berani berbeda akan mengarah pada kesiapan untuk perubahan bahkan perubahan diri atau transformasi ego.

Berani berbeda sebagai pilihan mutlak adalah dalam politik. Dalam sikap berani berbeda pada posisi non-kerjasama atau oposan yang bersaing. Pengalaman bersama dinegeri kita ini adalah ketika diselenggarakan Pemilu dan Pilpres. Dari pengalaman bersama itu kita melihat terbentuknya bahkan terjadinya personal branding melalui macam-show berkesinambungan yang populer kita kenal dengan istilah pencitraan.

Pencitraan akhirnya tidak saja berkibarnya citra tokoh yang dibedakan dengan tokoh pesaing, tetapi juga menjadi personal branding dari para pendukungnya. Inilah pencitraan berkelanjutan dari warga yang seharusnya sudah tidak lagi harus berbeda.

Salahkah peristiwa itu ? Kita “hanya” sedikit terhibur bahwa beda pendapat dan oposisi itu menjadi daya kritik yang berpotensi membangun. Artinya adanya kritik semua pihak menjadi kritis dan tidak grusa grusu asal maju.

Kalau berbicara soal grusa grusu istilah yang muncul pertama kali dari Jokowi, kita boleh teringat semasa kanak kanak yang sikapnya kerap ditegur oleh orang tua. Saking sikapnya yang kurang sopan didepan atau terlihat oleh orang tua atau pembina.

Tetapi saya boleh mengingatkan bahwa dalam masa kanak-kanak hingga dewasa ada sikap dasar anak-anak untuk Meniru, Mencoba, Mencari bentuk perilaku. Dalam proses perkembangan anak dan remaja juga perlu diamati bagaimana modus Berani Berbeda itu.

Pengamatan saya terhadap kejiwaan dan kecenderungan anak-anak yang kadang mengejutkan itu, memberi indikasi perbedaan cara anak itu mengambil sikap berani.

Ada saya lihat ketika anak berumur 2 tahun turun ke lantai dari tempat tidur yang tinggi dengan sembarangan turun terjun dengan tangan dan kepala kebawah; ada anak lain menggeliat dan menurunkan kedua kakinya ke lantai. Umur yang sama. Beda watak pembawaannya. Selanjutnya Keberanian mengambil sikap itu memberi pula ketrampilan bergerak lebih cermat dan cepat.

Ketika kita berfikir perkembangan anak kita bisa pula berfikir tentang perkembangan zaman dan adat istiadat. Enak dikatakan masing masing kita yang berumur 70-80 th akan bisa mengalami permainan anak-anak yang sekarang sudah tidak ada.

Lagu-lagu cinta tahun 1960-1980 sekarang terdengar nostalgis bagi yang pernah menikmati. Keterkejutan lansia melihat perilaku bocah sekarang dengan gadget, jangan sekali kali melarang mereka untuk cepat berubah minat sesuai tawaran aplikasi di internet.

Pesan memelihara adat semakin terbatas. Mungkin masih tinggal didunia seni budaya dan dalam konteks kesempatan istimewa saja.

Jadi ada banyak jenis Berani Berbeda , motivasinya, desakan dan peluangnya. Maka pesan yang paling pas untuk Berani Berbeda dalam hidup bersama dan beradat berbangsa adalah :

* Beranilah menghadapi Perubahan dengan bijak.

* Jadilah Dirimu Sendiri….sesuai generasimu, bangsamu, Sui Generis.

Kau adalah gen mu. Berani Berbeda. Tetaplah Dirimu.

Salam hormat saya, mohon maaf lahir batin.

Ganjuran, Mei,30,-2020.  Emmanuel Astokodatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun