Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Lebih dalam Dirumahkan

10 Mei 2020   17:15 Diperbarui: 10 Mei 2020   17:17 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Itu semua bukan suatu kesalahan, tetapi hak dan minat pemapar dan pembahasnya, dan sungguh memberi pelajaran bagaimana suatu kejadian dan peristiwa dapat memberi pengalaman kepada kita lewat pembertaan dan artikel dengan gaya masing-masing.

Saya tidak tahu pelajaran apa yang bisa anda alami dalam Peristiwa Kematian dari, dan terngungkapnya milyaran dana sosial yang terhimpun oleh, Sang Idola Raja Ambyar baru-baru ini.

Jadi ada: Peristiwa - Peng-alam-an - Pe-makna-an - Peng-amal-an .

Pengalaman itu merasakan, menerima,adanya suatu kejadian sebagai suatu kenyataan. Pemaknaan itu mencoba memahami mengerti lebih jauh, memilih nilai dan arti dari kejadian. 

Memaknai peristiwa bisa diawali dengan tinjauan Pespektif tertentu, bahkan dari arti kata ,dari tujuan, dari alat, dan hal2 lain yg obyektif atau dari kepentingan2 subyektip yang.mungkin sebagian atau seluruhnya dikehendaki ataupun tidak tetapi menggejala. 

Memaknai suatu peristiwa itu suatu keharusan untuk memperoleh persuasi atau motivasi kearah perbuatan atau peng amal an. Dan semua itu sekarang ini dimungkinkan dengan bantuan kemajuan teknologi IT. Peristiwa dan pengalaman serta pengmalan sebagai responnya dimungkinkan.

Maka sekarang kembali kepada realitas Rumah. Disana ada masyarakat kecil dan "tertutup" oleh Social Distancing. Disana terjadi kemerdekaan dan ada otoritas tersendiri yang bisa mengatur dirinya sendiri. 

Saya berandai bahwa warga masyarakat kecil itu mempunyai pula kebiasaan yang hampir hampir spontan otomatis berjalan dengan mulus. Saya lebih senang menggambarkan bahwa yang lebih dewasa memimpin yang lebih muda.

Untuk yang lebih dewasa saya membayangkan memiliki peluang dan sebaiknya menggunakannya untuk mengheningkan diri. Keheningan yang memberi kesempatan nalar budi dan jiwa menata diri. Khususnya untuk menemukan kesimpulan-kesimpulan pembelajaran dalam kesibukan bersama warga keluarga yang lain.

Apalagi adanya kesadaran wajib beribadat sesuai dengan iman kepercayaannya bebas lepas dari ritual yang dilakukan dalam kebersamaan sesama umat. Keheningan adalah peluang juga untuk berbicara dengan diri sendiri:  Berdisksi membahas materi-materi pengalaman sampai dengan pengamalan dari motivasi yang diterima oleh pemaknaan peristiwa.

Itulah proses penemuan nilai nilai kemanusiaan yang menurut pengalaman dan banyak arahan yang saya terima saya bagikan disini berlaku bagi para penghayat apa saja. Secara sederhana inilah saran proses menemukan nilai universal antar kepercayaan dan agama. Hening, berbicara dengan diri sendiri, bisa berlanjut dengan doa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun