Berawal dari permintaan penjelasan terhadap rumusan hasil sebuah permenungan yangberbunyi demikian: "Temukan Kebenaran Sejati, Hati-hati Kebenaran Semu", makatulisan ini akan coba bicara seperti air merembes ke mana mana. Semoga jawabanpenanya saya itu terjawab dan penanya lain bisa memenfaatkan pula.
Renunganawal yang melahirkan kata kebenaran tersebut diatas adalah dari sebuahperistiwa dimana seorang guru meluruskan pemahaman para murid terhadap suatuperistiwa sejarah. Hikmah dari peristiwa sejarah diperdebatkan karena sudutpandang yang berbeda.
Di sana maka lahir formula "Temukan kebenaran sejati (darihikmah yang lebih hakiki menurut Sang Guru) dan hati hatilah kepada kebenaranlain (yang semu, seakan akan lebih baik, dari sudut pandang para murid)" SangGuru yang selalu bersiar tentang Kebenaran sekali waktu nanti harus menerimacemooh dari seorang Gubernur Pontius Pilatus :Â Kebenaran itu apa ?
Daribacaan lain saya catat dari Kompasianer @Jeki Van Helen, adalah dipakainyaistilah "kebenaran mutlak" berdasarkan Ajaran Agama yang tak boleh dibantah.Disamping itu ada kebenaran berdasarkan pesetujuan, kesepakatan, yang bisadiperdebatkan pula seperti kebenaran menurut aturan perudangan, kebenaranhukum.
Selanjutnya kebenaran ilmiah, hasil dari survey riset dan upayakeilmuan. Kebenaran itu obyektif, benar sampai ada sanggahan berdasarkanpembuktian dan/atau upaya upaya ilmiah lain. (lihat:Â https://www.kompasiana.com/jekivh/5d6d4a8b0d823043f559a0a2/disertasi-keabsahan-hubungan-intim-di-luar-pernikahan-egoisme-akademik)
Tetapi tercatat Einstein pernah mengatakan bahwa imaginasi lebihhebat daripada ilmu pengetahuan, ilmu cuma berkutik dari A ke B, sementaraimaginasi bisa mengitari bumi. Sekelompok Kompasianer yang mayoritas penulisfiksi/puisi yang gemar berimaginasi sudah sejak tahun 2012 membentuk grouppersaudaraan atau pertemanan super akrab dan berkomunikasi juga dalam grup diFacebook.
Dalam komunikasi terjadi pelbagai relasi dan komunikasi seperti dalammasyarakat semu Desa Rangkat, dengan fungsi-fungsi imaginatip, relasi dankomunikasi seperti dalam masyarakat nyata.(ada lurah/kepala desa, ada ibu,kakek,dll)
Apa yang semula diawali pertemanan antar penulis fiksi yang kuatberimaginasi, menulis  cerpen puisibersama sampai juga berlanjut bersemangat mengadakan temu darat. Sepertinyamereka dalam satu desa nyata, keluarga nyata. Mungkin mereka mengarungi suatukebenaran fiktif dan nyata berdampingan bernuansa rasa semu. Apakah disiniboleh berkata Semi-kebenaran, pseudo kebenaran.....Â
Dari catatan lain mari kita pahami adanya istilahKebenaran-formil dan Kebenaran- materiel. Kebenaran formil itu suatu yang benarmasuk akal, lurus, berdasarkan pertimbangan yang lurus, logis. Lawan katakebenaran formil adalah hasil kesesatan piker atau Pengawuran, kabur dan tidakbenar, mungkin perlu pembenaran dengan pelurusan. Sedangkan Kebenaran materielitu suatu yang memang sesuai realitas atau kebenaran yang asli adanya, bukankepalsuan.Dalam peristiwa yang sebenarnya bukan sandiwara, atau scenario yangbisa ada pelaku pengganti.
Selanjutnya kebenaran dilihat secara positip sebagai sifatbenar, asli, otentik, tidak salah lagi,dst, atau secara negatip, sebaliknya,semua itu melekat pada:Â
1. Omongan, Pernyataan, Ungkapan tentang diri sendiri, oranglain, benda, peristiwa
2. Orang, manusia, perorangan, kelompok orang dst
3. Perilaku orang.Â
4. Peristiwa. Â
Untuk memudahkan mengambil penilaian benar tidaknya atau aselitidaknya suatu obyek pandang, kita masih bisa menganalisa dari sisi-sisinya.Untuk Orang dan Perilakunya bisa dilihat antara lain : misalnya sebagai berikut:
A. Latar belakang/ Pribadi Â
1.  kedudukan, jabatan
2.  status sosial
3.  pendidikan/filosofi
4.  kecenderungan
5.  motivasi/tujuan
6.  kepentingan
7.  situasi lingkunganÂ
8.  orang / keadaan yang layak berikan pengaruh
9.  pemicu / peluang
B. Moment Perilaku :
1.  Jenis perilaku, bidang perbuatan
2.  Tempat, waktu, frekwensi
3.  sendiri, bersama / yang dilibatkan
4.  sasaran, arahan
5.  terbuka/tertutup/ dalam lingkungan apa seluasapa.
6.  alat dan perlengkapan
7.  yang diuntungkan
8.  yang dirugikanÂ
9.  penghambat/ pendukung orangatau situasi
C. Lanjutan kemudian dari Perilaku :
1.  buah
2.  akibat
3.  dampak
4.  konsekwensi
5.  reaksi
6.  evaluasi
7.   kelanjutan sepertipenyesalan/syukuranÂ
Apabila kita dapatmemperoleh informasi sedemikian jauh kita akan segera memaham bila adapembualan, gossippp, kebohongan public, bisa dilihat kemana arahnya dan atausiapa yang diuntungkan dst.
Ketidak-benaran sangat mungkin terkemas dan dikecohkan sebagaikebenaran yang masuk akal, akan tetapi dari factor lain misalnya sisi kwntitasmenjadi tidak masuk akal suatu informasi itu benar.Â
Kebenaran-ketidak-benaran cukup mudah dideteksi bila factororangnya sudah dipahami dalam suatu peristiwa. Tetapi tinjauan peristiwa dapatdilihat lebih mudah dinilai kebenarannya bila konteks lebih luas bisa dihimpundan disinkronkan.Â
Demikian unsur-unsur peristiwa mungkin bisa membantu untuk penganalisaan sbb :
A. Awal/peristiwa
1.  gejala awal
2.  tanda2 awal
3.  sebab / kepentingan
4.  motivasi
5.  persiapan
6.  pemicu / peluang
7.   lingkungan
B.Momentum
1.  peristiwa
2.  puncak prosesÂ
3.  akibat, yg diuntungkan / yg dirugikan
4.  tujuan
5.  trend
6.  unsur2 internal peristiwa
7.  eksternal, lingkungan
 8.  kaitan-kaitan
C. Berikut/ lanjut
1.  peristiwa
2.  puncak prosesÂ
3.  akibat, yg diuntungkan / yg dirugikan
4.  tujuan
5.  trend
6.  unsur2 internal peristiwa
7.  eksternal, lingkungan
8.   kaitan-kaitan
Demikian kita dapatmelihat begitu banyak hal yang bisa mempengaruhi perilaku orang dan peristiwa,sebanyak itu pula yang membuat pergeseran nilai kebenaran. Ada banyak Kebenaransubyektip di tawarkan sebagai kebenaran formil materiel, oleh sedemikian banyakorang, tokoh, dan pihak2 yang memang maunya berkontroversi.Â
Kebenaran adalahnilai dan sifat yang pantas di miliki oleh setiap orang. Nilai kebenaran padaorang perorang adalah keaslian autensitas, integritas keutuhan yang sesuaidengan jatidiri dan perilaku sesuai segala kepantasan dan kepatutan.
Padakelompok orang, Negara dan bangsa yang benar adalah subyek yang benar sesuaidengan harkatnya. Kebenaran pada realita dan peristiwa adalah segala sesuaturealita itu sendiri apa adanya.
Bagaimana Kebenaran bisa ditemukan segalanyamelalui analisa dan pemahaman dalam konteksnya. Kebenaran adalah bukankepalsuan, bukan kontradiksi pada intinya, bukan kontroversi dari pemaknaannya.
Demikian makaterjadi dibumi ada orang bicara benar dan ada orang jual bualan  Ada berita benar ada berita bohong dan hoack.Tetapi jujur dan tulus kusampaikan salam santun dan hormatku pada Anda.
Ganjuran, 4 September 2018. EmmanuelAstokodatu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H