Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harmonisasi dalam Dua Tiga Perspektifnya

18 Juli 2019   12:23 Diperbarui: 18 Juli 2019   12:37 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Move-on -- Berubah maju.Ya kemana.? Jawaban saya Harmonisasi. Dewasa ini marak muncul di medsos tawaran-tawaran pola kehidupan untuksukses dari para motivator dalam seribu method dan bahasa. Sukses atau apa targetnyatetapi langkahnya menuju kepada suatu harmonisasi.

Dan lagi masyarakatkita sedang ditantang oleh cairnya pertentangan kutup 01 dan 02, rekonsiliasidan oposisi, yang semuanya sedang mencari harmoni demokrasi dan kehidupan. Adaarah koalisi baru untuk oposisi di luar pemerntah atau bergabung sehinggamembuat perubahan komposisi dapam barisan pendukung pemerintah. Itu untukpartai, tetapi juga gerakan non partai tetapi kelompok juga perlu move-on,seperti GNPF Ulama yang menyadari menghormati Keputusan MK dan akan berkumpullagi bukan demi Prabowo; lihat: msn.com.

Marilah mulai daritulisan Sakina Rakhma Diah Setiawan, beberapa hari y.l. di Kompas.Com, yang "mengintip" hidup seorang penyanyi danpebisnis sukses. Saya renungkan dan temukan itu sebagai suatu contoh perihal HarmonisasiKehidupan seseorang.

Seorang Rihanna, penyanyi dan pebisnis mode dan alatkecantikan, berumur 31 th dikutip sebagai menyatakan : "Saya tidak pernah mau bekerja terasaseperti kewajiban. Karier saya adalah tujuan hidup saya dan itu selalu menjadihal yang menyenangkan," (msn.com)

Sebuah pernyataan terkutip sepertinya hanya dariorang yang sekedar mau easy-going, melihat bekerja bukan sebagai kewajiban dan memilih tujuan hidup hanya darisisi yang menyenangkan. Namun apabila kita cermat melihat maka akan dapatdibaca secara lebih sesuai dengan paparan bahwa dia seorang penyanyi seorangperempuan dengan pergumulannya dibidang alat kecantikan dan mode, dan semua itupekerjaan yang merupakan bisnis, yang diakui oleh public sukses. Kesuksessnyaitu bahkan di Twitter mendapat Like dari Presiden AS.

Maka saya membaca pernyataannya itusebagai pengakuan apa sebenarnya yang dialami. Dia memang pernah tanpakebahagiaan bekerja keras dalam langkah menuju sukses. Sampai dia menemukanbahwa diperlukan kesendirian, lepas dari hiruk pikuknya karirnya. Dia merasabahagia karena privasinya, kebebasannya berkeluarga dst. Tetapi karirnya danpekerjaannya harus berlanjut. Dan dia menemukan keseimbangan antara karir danbisnis disatu pihak dan dari sisi lain kesendirian dan keluarga sebagai kondisisebaliknya. Maka ditemukan oleh dia harmoni setelah itu semua, dan "bekerja""TERRASA" seperti kewajiban yang bukan tidak menyenangkan. Dan buahnya TujuanHidup keseluruhan termasuk karirnya menjadi serba menyenangkan. Urutan Proses,dari susah payah sampai sukses, ini yang sering dilupakan oleh pembaca hiduporang.

Sebenarnya proses hidup serupa jugadialami semua pahlawan dan orang tersohor seperti, para pahlawan dimasaperjuangan, RA Kartini, Bung Karno, Pak Harto, bahkan sedang menjadi topicpresiden kita Jokowi.

RA.Kartini, dibuktikan oleh kesaksian buku HabisGelap Terbitlah Terang.(1911). Surat RA Kartini (1912) dan demikian banyakpenulis membahas Pahlawan Nasional putri ini. Pasti itu sebuah proses. Proses perjuangan RAKartini sungguh pantas disebut pejuangan mental dan fisik perorangan melawanadat, yang kemudiannya menjadi sasaran bahasan yang penuh motivasi daninspirasi.

Bung Karno, presiden pertama, penggali Pancasila,orator dalam negeri maupun luar negeri, merumuskan nasakom, yang semua dalambenak idealnya sebuah harmonisasi bangsa dengan suatu ideology, dan denganimplementasinya. Empat buku Bung Karno, "Indonesia menggugat", "Dibawah BenderaRevolusi", lagi "Mencapai Indonesia Merdeka", masih lgi "Sarinah".

Pak Harto yang bertahan sekian tahun memimpinIndonesia, terlepas pro atau kontra akan tujuan politisnya, tetapi secara nyatamembuat program P4, untuk penghayatan dan pengamalan Pancasila dan UUD 1945,saat itu dan berhasil menggabungkan bukan Nasakom tetapi Nasakar,Nasionalis-Agamis-dan Golkarya. Itu sebuah wadah2 untuk menyatukan danpolarisasi warga Negara. Terkait dengan P4 tersebut ada buku berjudul PandanganPres.Soeharto tentang Pancasila. Diterbitkan oleh Yayasan Proklamasi,CSIS,Jakarta, dicetak kembali oleh Sekretariat Negara RI, th 1976.

Selanjutnya tersebut di salah satu iklan Mizanstoredi Facebook, bahwa seorang penulis senior Eddi Elison, yang merasakan langsungkepemimpinan tujuh Presiden dan ber wawancara dengan mereka, melihat danmerasakan fenomena sejarah berulang. Pengulangan itu dalam sosok Sukarno danJoko Widodo. Ditulis sebuah buku "Bung Karno & Jokowi Pemimpin Kembar BedaZaman. Diterbitkan Pustaka Liman Jakarta, 2019. Melanjutkan merujuk pada buku tentang TokohJokowi, yang masih dan sedang memimpin Negara dan bangsanya terlalu luas untukdi bahas. Dari buku yang cukup komprehensip dan banyak saya sajikan di Facebookdimasa kampanye Pilpres adalah tulisan Alberthiene Endah. "Jokowi MenujuCahaya", Pt Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo, 2018. Selebihnya masihmenjadi pergumulan public apa yang langsung Jokowi sendiri sampaikan dalamucapan maupun pidatonya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun