Terhadap perilaku melawankeadilan dan atau melawan adat kepatutan social sebenarnya banyak pula yangsederhana dan ringan ringan saja. Seperti menyerobot jalur antrean, membiarkanibu hamil tua berdiri sementara dirinya duduk dengan santai, mengendaraikendaraan di jalan umum dengan kecepatan super tinggi dikepadatan lalu lintas,berulang ulang melanggar disiplin kelompok dll.
Dari butir-butir kutipandiatas mungkin boleh dibuat kompilasi pembelajaran sebagai berikut :
1.   Ganjaran adalah nilai yang biasa diambilsebagai motivasi prestasi atau perbuatan baik. Sementara Sangsi sebaliknya.
2.   Ganjaran dan Sangsi (Reward and punishment)sebagai motivasi bisa menjadi pembantu, tetapi bisa justru mengurangi nilai/mutukesadaran social dan mutu kesadaran akan disiplin dan kemerdekaan sejati.
3.   Masyarakat atau sesama warga kadang lebihjeli sebagai pengawas dan pemberi ganjuran atau sangsi lebih efektip terhadapbanyak hal perilaku tertentu oleh orang tertentu yang terbuka kepada public.
Makadari itu sebaik-baiknya ditingkatkan kesadaran social dan segala kepekaan dankepeduliaannya. Dan itu merupakan kebebasan moral sejati, yang bebas dari rasaketerpaksaan. Demikian itu sambil menantikan penuh iman dan harapan kepadaganjaran yang diatur oleh Pemberi Kehidupan ini. Semoga opini renung ini mampumenyentuh titik titik renung anda.
Terima kasih atas kesediaanmengikuti opini renung-renung saya ini dan Maafkan bila ada kata yang tidak pasdihati anda. Tolong terima salam hormat saya.
Ganjuran, 10 Juli 2019 Emmanuel Astokodatu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H